Motorola ini lahir di Amerika pada tahun 1973. Itu adalah telepone seluler pertama yang dibuat manusia di muka bumi. Namun 10 tahun berikutnya barulah orang-orang mengenal ponsel dan bisa menggunakannya. Saat itu Motorola memproduksi banyak telepone seluler bernama Dyna Tac 8000X. Pada tahun 1981 Motorola terus mengembangan ponselnya. Sehingga mereka berada pada puncak kejayaan.
Apa yang menjadi penyebab menurunya Motorola dari puncak kejayaan ?
Mereka terlalu percaya diri, dan terus mengutak – atik varian produk ponsel Raizer ( telephone lipat ). Padahal kompetitornya seperti Apple sudah mulai menunjukkan smartphone dengan Iphone nya. Apalagi bareng dengan munculnya Blackberry. Akhirnya Motorola jatuh tenggelam. Karena sikap yang terllau percaya diri tadi. Mereka tidak mau melihat perkembangan di masyarakat yang sedang terjadi.
Pada saat terpuruk, Motorola tidak mudah putus asa. Mereka membentuk dua bagian. Yaitu Morotola Mobility yang fokus pada bisnis ponsel. Dan Motorola Solutions yang berfokus pada pengembangan teknologi komunikasi. Tapi cara tersebut hanya bertahan 1 tahun dan akhirnya Motorola Mobility dijual kepada Google seharga USD 12,5 Miliar.
Tetapi ternyata Google tidak mampu mengembangakan Motorola Mobility, sehingga menjualnya ke Lenovo dengan USD 2,91 Miliar.
CEO Motorola Greg Brown akhirnya memutar otak bagaimana caranya agar Motoro Solutions harus berjalan dan survive, karena tentu banyak rintangan dan tidak mudah untuk mengembangkan teknologi komunikasi. Tetapi Greg Brown sangat tahu sekali apa yang menjadi kelebihan Motorola.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Membuat Alamat di Google Maps dengan Mudah dan Cepat
Greg Brown Mengatakan. “ Sejak hari pertama saya bergabung dengan Motorola, saya tahu bahwa permata tersembunyi dalam perusahaan ini adalah bagian yang sering terlupakan oleh banyak orang.”
Langkah pertama yang dilakukan CEO adalah memilih orang-orang yang tepat. Merekrut mereka yang menunjukkan kemauan untuk terus belajar. Brown yakin bahwa rekrutmen dan retensi karyawan adalah bumbu rahasia kesuksesan turnaround Motorola.
“ Dalam empat tahun terakhir, lebih dari separuh karyawan Motorola adlaah orang baru. Jadi perubahan budaya, kecepatan inovasi, investasi organik dalam akuisisi di saat ini fasenya sudah bagus. Saya suka dengan kartu yang kami miliki, kami hanya perlu mengeksekusi dan tetap fokus.”
Pada tahun 2015 Motorola memperoleh investasi USD 1 Miliar dari Silverlake. Sejak tahun itu Brown terus menerus mengakuisisi perusaha-perusahaan kecil, sampai jumlahnya 35 perusahaan. COntoh pada tahun 2017 Motorola berinvestasi pada Neurala yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan. Pada tahun 2019 mengakusisi Vigilant sebuah perusahaan yang memproduksi teknologi pembacaan pelat nomor. Lalu mengakuisisi WatshGuard, perusahaan pembuat kamera tubuh untuk polisi. Selanjutnya mengakuisisi Avigilion, dan ini oleh analisis dianggap sebgai pertumbuhan Motorola, sebab menjadi pondasi Motorola mengembangkan produk vidio.
Dari perusahaan-perusahaan akuisisi inilah Motorola menggabungkan untuk menjadi produk keamanan publik. Seperti produk M500 , ini adalah produk pengawasan otomatis dan commet center. Pengabpilasiannya di mobil patroli polisi pada bagian depan dan belakang. Secara otomatis camera ini bisa memindai orang yang mendekat ke mobil. Pada produk ini juga dipasang pada kostum atau baju polisi yang patroli yang terhubung dengan sistem. M500 ini berbasi AI / kecerdasan buatan karena bisa menganalisa situasi yang tertangkap kamera. Jadi sistem ini bisa menjadi peringatan jika terjadi bahaya untuk petugas patroli dan operator.
Kehebatan produk M500 ini berpacu tumbuh sangat cepat. Sampai tahun 2023 Motorola sudah melayani lebih dari 10.000 pelanggan di 100 negara. Tentu pelanggannya adalah pelayanan public.
Meskipun sudah sukses, tetap masih ada kritikan terhadap privasi. Salah satu langkah antisipasi Motorola adalah Motorola tidak mengizinkan individu membeli akses ke basis data plat nomor polisi yang dikelola. Basis data tersebut hanya bisa dipakai untuk melacak lokasi mobil dan tidak menyertakan informasi pribaadi pemiliknya. Mereka juga memastikan teknologi itu dipakai hanya untuk meningkatkan keselamatan.
Pendapatan Motorola pada 2019 USD 3,2 Miliar atau 40% dari total pendapatan. Sedangkan pada tahun 2022 pendapatan per saham motorola naik dua digit. Sedangkan arus kas operasional mereka meningkat 40%.
Pelajaran Pertama. Keputusan Motorola dari bisnis ponsel ke bisnis teknologi keamanan adalah keputusan strategis sekaligus visioner.
Kedua, Motorola tidak dimulai dari titik nol. Melainkan mengembangkan potensi ekspertisnya di bidang radio, karena untuk jaringan layanan sangat dibutuhkan. Mereka mampu mengintegrasikan dengan teknologi digital yang mereka adobsi.
Ketiga. Proses transformasi Motorola tidak hanya melibatkan perubahan strategis, melainkan juga mencangkup perubahan budaya perusahaan.
Semoga tulisan singkat ini bisa menginspirasi kita semua.
Menarik Untuk Dibaca : Toko Buku Gunung Agung Gulung Tikar, Bagaimana Dengan Gramedia
Mau Konsultasi?