Pertama adalah orang yang sering berbicara kalau uang itu tidak penting. Tapi kita lihat dulu, konteks yang dikatakan itu apa ? jadi semisal ada yang bilang uang tidak tidak penting, tapi konteksya untuk mengingatkan kita dalam hal kebaikan. Ini tidak masalah. Tapi jika konteksnya hanya sebatas omong dan tidak berisi maka ini yang harus dijahui. Contoh orang yang bilang uang itu tidak penting adalah orang yang sudah punya kestabilan keuangan. Ya, jelas ini tidak penting buat mereka. Tapi bagi kita yang belum punya kestabilan keuangan maka sangatlah penting.
Untuk yang masih dibawah, sangatlah penting. Sebenarnya oran yang sudah banyak uang itu, mereka baru belajar kepentingan uang.
Jadi uang itu penting. Tapi harus bisa mengartikan kepada aspek hidup yang berbeda-beda. Jangan sampai tertanam mindset, percuma kita kerja keras banting tulang, tapi kita lihat orang-orang kaya itu mereka tidak bisa menikmati tidur di kamar yang mewah. Cara pandangnya seharusnya di rubah. Tapi tidak semua orang bisa. Jadi cara pandangnya adalah, bagaimana mereka bisa sesukses itu yah, dan tujuannya itu memang untuk ibadah. Kita harus belajar dari pengalamannya dan menirunya. Jadi kalimat tersebut sudah berbeda.
Kedua. Tukang gosip. Karena gosip ini bisa sangat parah. Mereka para yang suka gosip, entah itu teman kantor, saudaranya atau orang lain. Pasti mereka merasa dia itu luar bisa. Ini memang harus dihindari. Ketika bertemu, seharunya yang dibicarakan bukan orang lain. Tapi apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kesuksesan mereka. Jadi kita sundut pandangnya adalah positif. Tidak menjatuhkan orang lain melaui ghibah atau ngegosip.
Menarik Untuk DIbaca : Kenapa Mayoritas Bisnis UMKM Gagal ?
Ketiga adalah manipulator. Seseorang yang tidak punya prinsip, hanya bicara sesuai kebutuhan pribadi. Biasanya orang seperti ini tidak konsisten. Ketika ngomong A ke kamu, bisa jadi dia ngomong B ke yang lain. Misal ketika kamu bertemu dengan orang seperti itu. Kamu ngobrol bilang seperti ini. Eh, beli HP di Toko A bagus yah, kualitas nya bagus. Tapi ketika dia bertemu dengan orang lain, dan orang tersebut bilang. Eh, Toko HP A itu jelek yah, maka dia akan menjawab : iya toko A jelek. Jadi dia ini hanya agar merasa orang yang lawan bicaranya nyaman. Jadi tidak mengatakan yang sebenarnya.
Keempat. Ketika orang terlalu positif ini kurang pas untuk pengembangan diri. Karena ketika kita melakukan kesalahan, orang yang terlalu bersifat positif ini justru menghambat pengembangan diri kita.
Sejatinya manusia itu belajar lebih banyak dari kegagalan dibanding kesuksesan. Ketika kita banyak belajar dari sebuah kesalahan, entah besar atau kecil. Ini akan sangat membuat bisa berkembang.
Lebih-lebih di dalam bisnis. Jika perusahaan tidak mau belajar dari kesalahan yang sebelumnya terjadi dan tidak benar-benar mengevaluasinya maka ini akan menjadi penyebab kegagalan dalam menjalankan usaha.
Kelima. Adalah orang yang terlalu banyak mengeluh. Bicaranya masalah-masalah terus. Jadi ini kurang baik untuk mindset. Sedikit – sedikit mengeluh, sedikit-sedikit bicara masalah. Jadi orang seprti ini kan sangat menghambat perkembangan. Apalagi dalam hal bisnis. Kurang sedikit masalah, mengeluh. Bukannya dievaluasi dan dibenahi tapi hanya menyalahkan keadaan.
Hal – hal itulah yang mungkin bisa menghambat kita dalam menjalankan sebuah usaha. Salam sukses, salam Satoeasa Untuk Indonesia.
Meanarik Untuk Ditonton : Mulai Bisnis Sejak SMA
Mau Konsultasi?