Ketika akan bangun bisnis bersama keluarga, entah itu pasangan, kerabat atau saudara kandung. Ada beberapa point penting yang harus anda perhatikan.
Pertama, yang harus dilakukan adalah akad. Di sini akad harus jelas. Karena ini berkaitan dengan bagi hasil bisnis ketika sudah profit. Jadi akad ini sangat banyak. Harus ditentukan apakah akadnya jual beli, bagi hasil atau yang lain.
Dan posisi di perusahaan sebagai apa, siapa yang mengambil keputusan. Jadi profesional itu harus dijunjung tinggi. Ketika Syirkah harus ditentukan mudharabah, inan dan abdan. Setelah itu ditentukan bagi hasilnya seperti apa.
Kedua. Job Desk. Ini harus jelas masing-masing tugas mereka. Misal Anda membangun bisnis dengan kakak anda. Potensi kakak anda adalah public speaking, berarti bisa dijadikan markom ( marketing komunikasi ). Terus misal anda hebat di operasional. Berarti anda mengatur operasionalnya. Jadi sama-sama mempunyai job desk yang jelas dan ada asas keadilan.
Jangan sampai tidak ada job desknya. Ini akan timbul masalah. Semua job desk harus jelas sesuai dengan potensi keahlian masing-masing. Jika ini dijalankan, pasti bisnis akan cepat berkembang dan mudah dalam melakukan scale up.
Ketiga. Culture. Jadi budaya apa yang akan dibangun dalam perusahaan. Karena pada perusahaan keluarga pasti ada orang lain yang masuk menjadi bagian dari tim. Jadi value atau nilai budaya keluarga apa yang akan di install pada perusahaan. Misal keterbukaan, humanis, atau lainnya.
Keempat. Rule ( Aturan ). Ini seperti SOP, jadi harus ada aturan pada setiap tugas. Tidak semena-mena meskipun bisnis keluarga. Harus dibuat dan disepakati bersama. Apalagi jika sudah punya banyak karyawan.
Misal suami istri, adik kakak, atau dengan kerabat ketika di perusahaan debat argumen masalah bisnis. Ini harus cukup di perusahaan saja. Kalau sudah dirumah tidak perlu diulang. Tapi ini sulit. Harus benar-benar nata hati.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Memulai Usaha Dengan Kemasan
Kelima. Repport. Mentang-mentang bisnis keluarga, saling percaya satu sama lain tidak perlu repport atau laporan. Ini salah, harus ada laporan harian, pekanan dan bulanan. Apalagi ini menyangkut keuangan bisnis. Harus transparan.
Ketika laporan dijalankan dengan baik dan profesional maka bisnis keluarga ini akan bisa berkembang dengan baik.
Keenam. Monitoring. Point ini bisa berupa sebuah pertemuan atau rapat rutin yang harus dilakukan setiap divisi atau antar divisi. Ini perusahaan yang sudah besar. Jika usaha masih kecil tetap harus ada diskusi untuk bagaimana caranya mengembangkan usaha.
Monitoring ini berguna agar mengetahui posisi perusahaan saat ini seperti apa. Baik-baik saja atau tidak. Karena bisnis atau usaha itu tidak asal jalan saja. Jadi harus ada monitoring dan evaluasi.
Ketujuh, FInance. Ini harus diatur. Berapa penghasilan yang anda ambil untuk dibuat bagi hasil atau dividen. Jadi ini harus ditentukan untuk keberlanjutan sebuah usaha. Mudahnya adalah omset dipotong dengan modal usaha dan semua operasional. Dari situlah profit didapat. Nah, berapa profit yang dijadikan bagi hasil untuk penghasilan pribadi. Ini sangat penting dibahas di awal.
Jadi bisnis itu dibangun atas pondasi profesionalisme. Bisnis dibangun dari keluarga atau tidak yang dipegang adalah profesionalisme. Banyak usaha keluarga yang dibangun ketika ditengah jalan menjadi musibah. Dan banyak juga bisnis keluarga yang dibangun sekarang menjadi sangat besar dan berkembang pesat.
Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Bagaimana Cara Menghadapi Resessi Ekonomi ?
Mau Konsultasi?