Tantangannya ketika awal berjualan adalah mental. Karena pernah ditolak titip dikantin, pernah dikatai bau beledag oleh temannya. Bahkan ada guru yang bilang jangan sering makan beledag nanti sakit perut. Otomatis, dengan usia SMA pasti mentalnya sangat tertekan. Mau lanjut jualan lagi apa tidak. Ketika dagangan tidak habis, tidak dibawa pulang melainkan dikasihkan ke teman-temannya.
Waktu itu hasil dari penjualan keuntungannya diputar lagi untuk modal. Terus seperti itu hingga bisa punya pabrik rumahan saat ini. Tiga tahun pertama jualan dengan cara mulut ke mulut. Barulah 3 tahun ke dua jualan mulai dengan media online. Puncak nya usaha ketika banyak pesanan dan bisa membangun pabrik ketika pandemi covid.
Produknya dinamakan keripik kaca padahal nama aslinya beledag. Yang memberi nama itu adalah konsumennya sendiri, pada akhirnya orang banyak mengenalnya kerikip kaca.
Modalnya usaha itu mental kata beliau. Harus berani dengan apapun yang terjadi. Jadi tidak ada gengsi-gengsian. Mindset Apipah saat itu intinya adalah bagaimana caranya bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri, tanpa bergantung kepada orang tua. Selain itu beliau punya cita-cita punya karyawan banyak. Bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang disekitar.
Sempat rugi 200 juta, karena bahan pokok produksi seperti Gas, Minyak naik tinggi. Tetapi harga jual tetap, tidak bisa langsung dinaikkan. Karena jalur distribusinya adalah pengepul bukan end user. Tetapi pada akhirnya harga jual dinaikkan karena jika tidak akan menyebabkan kerugian semakin besar.
Menarik Untuk Dibaca : Cara NVIDIA Menjadi Perusahaan USD 1 Triliun
Sempat juga, para pedagang sudah membawa barang, tapi belum dibayar. Jika tidak ada pertolongan Allah pasti 7 bulan sudah bangkrut usaha Apipah. Angka yang belum di bayar dari pedagang nakal tersebut kurang lebih 1 Miliar lebih.
Akhirnya Apipah harus memikirkan cara bagaimana bisa produksi. Pada saat itulah beliau menerapkan sistem DP untuk produksi. Jadi ketika ada orderan, pembeli harus membayar separo dulu untuk produksi. Dari situ Apipah mulai bangkit kembali sampai saat ini terus berkembang. Cita-citanya semakin bisnis berkembang maka masyarakat banyak yang terbantu. Memang paling banyak karyawan adalah orang sekitar rumah beliau.
Strategi Apipah untuk tetap eksis di bisnis ini adalah terus melakukan inovasi pada produk dan selalu melihat peluang yang ada. Terus meningkatkan penjualan. Konsep distribusi beliau memang bisnis to bisnis. Jadi beliau yang maklon, terus mitranya yang menjualkan ke end user. Kelebihannya orderan langsung banyak dan uang yang masuk kerasa.
Beda dengan bisnis to customer. Uangnya yang didapat sedikit. Dan butuh proses panjang untuk mendapatkan uang banyak.
Kualitas produk tetap nomor satu. Rasa harus tetap enak. Itu kunci dari bisnis camilan. Selain itu jangan lupa bersedekah. Karena inilah investasi yang sesungguhnya. Dan jangan pelit ngasih bonus untuk pelanggan.
Harapan Apipah banyak pemuda-pemuda yang bermunculan menjadi pengusaha. Terkhusus pada pemudi. Mesikupun suami sudah berpenghasilan, tidak ada salahnya jika ada peluang bisa berjualan. Ketika berbisnis yang mudah itu sesuai dengan pasion. Misal yang suka masak, berarti bisa jualan makanan. Misal hobinya mak up, berarti bisa buka salon kecantikan. Semisal hobinya travellling, bisa buka jasa travel. Dan lain-lain. Setiap passion yang kita miliki pasti ada peluang bisnis di situ.
Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indoensia.
Menarik Untuk Ditonton : Desain Logo Dengan Canva
Mau Konsultasi?