Pada tahun 2015 dunia bisnis di cengangkan oleh skandal Thosiba. Mereka telah memanipulasi laporan keuangan mereka sendiri. Ini menjadi skandal terbesat di Jepang. Itu dilakukan tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Bahkan sampai 7 tahun berturut-turut. Caranya adalah menggelembungkan keuntungan sampai sekitar USD 1,2 Miliar.
Banyak pebisnis terkejut dengan kejadian ini. Karena Toshiba terkenal dengan kualitas produk dan sistem perusahaan yang sangat baik. Kenapa sampai mereka tergelincir ke dunia tipu-tipu ? apa yang sedang terjadi ?
Awalnya adalah ketika Toshiba dituntut untuk harus bisa mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang begitu pesat. Karena semakin banyaknya bermunculan kompetitor-kompetitor yang bisa menawarkan produk yang lebih canggih dan murah.
Pada tahun 2006 Toshiba membeli perusahaan Westinghouse. Perusahaan pembangkit listrik bertenaga nuklir di Amerika Serikat. Ini adalah strategi mereka untuk bisa lebih maju dalam produksi. Tapi tenyata hasilnya tidak sesuai keinginan.
Toshiba malah terjerumus dalam kubangan masalah internal. Yaitu gara-gara kombinasi manajeman yang kurang efektif yang menjadikan masalah begitu pelik.
Belum selesai pada tahun 2008 muncul krisis global yang mengguncang pasar dunia. Ditambah lagi pada tahun 2011 Jepang digunjang gempa dahsyat sehingga banyak sekali aset-aset bangunan dan peralatan produksi Thosiba rusak.
Selain itu brand seperti LG, Samsung mereka menghimpit perkembangan industri alat-alat rumah tangga elektronik Jepang dengan harga barang lebih murah.
Menarik Untuk Dibaca : Umur 25 Tahun Sudah Punya Omset 250 Juta
Dari sinilah para dewan Thosiba mulai gelisah, dan membuat para direksi tertekan. Yang pada akhirnya mereka membuat manipulasi-manipulasi akuntasi yang menjadi skandal terbesar di Jepang.
Komite dibentuk untuk melakukan investigasi skandal yang terjadi di Toshiba. Ternyata ini sangat berhubungan dengan sistem budaya kerja di Thosiba. Para pimpinan menuntut untuk target tinggi kepada timnya. Nah, dari sinilah awal mulainya memanipulasi data akuntasi mereka sendiri. Karena para pimpinan tidak mau dibilang tidak bisa mencapai target yang begitu tinggi.
Parahnya semua manajemen jajaran atas mendukungnya. Praktek curang ini hampir disemua produk Thosiba. Penggelumbungan laba dilakukan di berbagai divisi Thosiba, diantaranya produk visual, PC dan semikonduktor.
Internal perusahaan toshiba memang kronis. Pada tahun 2015 Westinghouse mengakuisisi sebuah perusahaan konstruksi nuklir AS yang sedang merugi. Keputusan itu juga mengakibatkan blunder, karena menambah beban Thosiba di kota tersebut.
Pelanggaran memanipulasi keuangan ini sudah dilakukan secara turun temurun.
Pelanggaran ini dimulai dari CEO pertama yaitu Atsutoshi Nishida pada tahun 2008. Mereka melakukan itu secara sistematis. Investigasi juga menemukan bahwa pencatatan keuntungan yang dimasukkan adalah keuntungan di masa depan. Di dalam laporan itu juga terungkap bahwa direktur luar dan komite audit tidak punya informasi yang cukup, juga tidak punya independensi untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Setelah skandal terbuka, setengan dari 16 anggota direksi mengundurkan diri. Sebenarnya banyak pegawai yang mengetahui lemahnya sistem audit keuangan. Namun apalah daya, mereka tidak ada yang berani membuka mulut.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kasus Toshiba ini ?
Jangan sampai melakukan manipulasi data apapun. Karen ini akan membudaya. Jika sudah membudaya maka akan muncul masalah besar dikemudian hari.
Jika menetapkan sebuah target itu harus yang realistis dengan kemampuan tiim.
Saat ini Thosiba sudah di ujung tanduk.
Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Tutorial Foto Produk Dengan Smartphone
Mau Konsultasi?
1 Comment
5alfla