Saat ini hadirnya Chat GPT juga sangat memudahkan orang untuk melakukan apapun untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Para peneliti mengatakan titik kritis atau tupping point kecerdasan buatan telah dilewati. Dengannya dunia tidak akan sama lagi.
Nah, dengan hadirnya Open AI ini bisa kita manfaatkan untuk kepentingan bisnis agar bisa berkembang secara eksponensial.
Berbicara mengenai kecerdasan buatan sesungguhnya sudah lama ada dan kita sering memakainya. Ketika kita mencari informasi di mesin pencari seperti google itu juga kecerdasan buatan. Ketika kita menggunakan google maps untuk mengarahkan ke suatu tempat itu juga kecerdasan buatan. Ketika kita membuat auto reply pada WhatsApp itu juga kecerdasan buatan. Dan lain – lain.
Terus apa bedanya dengan ChatGPT ? bedanya adalah AI yang melibatkan machine learning terutama deep learning untuk menciptakan output yang mirip dengan data yang diberikan. Misal Generative AI bisa menghasilkan konten berupa gambar, teks maupun video dengan perintah kita mengetikkan sebuah konten yang kita inginkan. Hal ini akan menjadi daya saing perusahaan periklanan dan industri-industri yang sejenis. AI juga bisa membantu analisis keuangan untuk mengetahui resiko inflasi.
Untuk di bidang pendidikan pun AI ini mampu membuat sebuah materi pembelajaran yang bisa sesuai dengan kebutuhan anak didik. Sedangkan di bidang kesehatan bisa memprediksi perawatan medis dengan riwayat pasien yang sudah dimasukkan datanya.
Pada bulan Maret 2023 laly ChatGPT meluncurkan GPT-4 yang lebih pintar, bisa memahami teks, gambar dengan lebih ringkas dan terukur. Tetapi CEO Chat GPT mengatakan “ teknologi ini masih memiliki kekurangan, masih terbatas, Performanya akan semakin baik seiring Anda semakin sering menggunakannya.”
GPT – 4 ini juga bisa membantu seseorang awam untuk belajar coding bahkan bisa membuat sebuah game. Seorang analis Gartner Research Arun Chandrasekaran mengatakan bahwa “ Di masa depan teknologi ini bisa memunculkan banyak pengembang game independen. GPT-4 dan model serupa juga bisa dipakai untuk membuat konten pemasaran game, membuat artikel berita dan memoderasi game.”
Sebuah lembaga keuangan kepincut memanfaatkannya, namanya adalah Morgan Stanley. Dia menggunakan GPT-4 untuk analisis pasar modal, analisis aset dan analisis industri.
Kepala Analitik Morgan Stanley Jeff McMillan mengatakan : “ Anggap saja AI sebagai Chief investment Strategist, Chief Global Economist, Global Equities Strategist, dan setiap analisis lain di seluruh dunia yang siap dihubungi untuk dimintai nasehat setiap hari.
Menarik Untuk Ditonton : Emosi dan Rasional Dalam Kemasan Produk
Profesor kedokteran UNC-Chapel Hill Mengatakan “ dengan sangat meyakinkan, Chat GPT-4 memikirkan skenario klinis dan memberikan pilihan untuk dipertimbangkan. Itu sangat mengesankan.
Dengan hadirnya Chat GPT-4 ini para perusahaan teknologi seperti Meta, Google, Microsoft juga meluncurkan aplikasi yang ditanami AI. Bisa jadi ke depan semua perusahaan teknologi raksasa di dunia menggunakan Ai sebagai fitur menarik pada setiap aplikasi yang diciptakan.
Pada sebuah buku yang berjudul The Tipping Point karya Malcolm Gladwell mengatakan Perubahan kecil kadang-kadang berdampak signifikan pada fenomena sosial. Ekonomi atau budaya. Semua hal yang mencapai ambang batas kritis atau tipping point, akan menyebar dengan cepat dan mengalami transformasi dramatis.
Tentu pasti ada kekurangan dari teknologi ini. Misal Open AI merahasiakan pelatihan-pelatihan data yang dibuat. Karena takutnya ketika jawaban dari Chat GPT-4 ini salah tapi terasa meyakinkan. Ini akan menimbulkan sebuah masalah.
Tentu AI ini akan banyak digunakan oleh masyarakat luas kedepannya. Jadi harapannya Open AI harus bisa juga bertanggungjawab. Mereka tidak membuka data karena takut ditiru oleh kompetitor. Nah, ini kelemahannya. Iya kita tahu, mesin atau aplikasi ini diciptakanan tujuannya adalah bisnis atau keuntungan. Karena mesin ChatGPT-4 ini mereka tidak faham makna yang mereka tuliskan. Mereka memberikan jawaban ke kita itu, berdasarkan perkiraan model bahasa. Jadi tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah.
Chirag Shah seorang professor University of washington mengatakan : “ Model bahasa sebenarnya tidak memiliki pengetahuan selain kemampuan untuk menangkap pola baris kata
Dan mengeluarkan kata demi kata dengan cara probabilitas. Hal ini memberikan sensasi kecerdasan yang palsu.”
Ada penelitian untuk AI ini. 85 % responden percaya AI dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. 20 % sudah memakai AI untuk mendukung aktivitas operasional dan penjualan. 39 % perusahaan yang memiliki strategi AI yang baik. Hasil survay ini menunjukkan bahwa teknologi Ai ini belum digunakan secara maksimal oleh perusahaan di tingkat global.
AI ini akan berdampak besar untuk organisasi sebuah industri. Ada beberapa cara agar bisa memanfaatkan AI secara maksimal
Pertama. Mengidentifikasi penggunaan AI yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Kedua. Para CEO harus mampu menyesuaikan sumber daya manusia, struktur dan kemampuan organisasi untuk mendukung penggunaan AI.
Ketiga. Untuk mitigasi risiko, perusahaan juga harus membuat aturan penggunaan AI, yang mencangkup penguatan aspek keamanan siber, perlindungan kekayaan intelektual, mitigasi bias dan error penggunaan AI.
Semoga kita bisa memanfaatkan dengan baik teknologi ini. Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Rahasia IKEA Menjadi Perusahaan Furniture Terbesar di Dunia
Mau Konsultasi?