Secara produk kualitasnya memang bagus. Dan produk furniture nya juga sangat simpel, bisa dilakukan bongkar pasang. Ini sangat bisa menekan biaya produksi. Karena dengan sistem bongkar pasang, perusahaan tidak perlu memasang langsung. Sehingga bisa efektif dan efisien. Pun tempat penyimpanan furniture juga lebih mudah. Karena beda dengan furniture yang langsung jadi, sudah dipasang permanen.
Oleh sebab itu IKEA mempunyai konsep yaitu IKEA Effect yang artinya adalah menghargai barang karena ada effort untuk merakit barang itu sendiri.
Jadi intinya konsumen akan merasakan bagaimana pengalaman merakit furniture yang mereka beli. Itu akan menimbulkan rasa bangga dan akan menghargai barang yang ia beli. Sangat berbeda jika membelinya dengan instan.
Tidak hanya itu IKEA juga sangat pintar ketika membuat edukasi maupun promosi. Copywriting yang terletak di tulisan-tulisan tokonya membuat customer merasakan benefitnya yaitu aman.
Selain itu IKEA juga sangat memperhatikan desain tata letak barang di dalam toko. Karena tata letak barang yang baik akan membuat kenyamanan berbelanja dan menimbulkan impulse buying ( membeli tanpa pikir panjang ). Mereka menggunakan konsep The Gruen Effect yaitu momen ketika konsumen memasuki pusat perbelanjaan atau tiji dan dikelilingi tata letak yang sengaja membingungkan, kehilangan jejak asli mereka ilustrasi stok.
Menarik Untuk Ditonton : Produk Tradisional Tembus Internasional
Karena 20 % keputusan membeli berdasarkan logika dan kebutuhan, sisanya 80% keputusan membeli justru didasari emosi. Itulah yang dimainkan IKEA dalam mengatur denah tata letak barang di dalam toko. Ada beberapa konsep tata letak denah barang. IKEA menggunakan FIx Pad melalui semacam labirin. Jadi pengunjung yang datang diarahkan untuk melihat semua produk IKEA. Jadi pengunjung diarahkan untuk menyusuri semua barang yang ada di toko. Di dalam toko mereka memberikan anak panah, akhirnya pengunjung mengikuti anak panah tersebut sambil melihat barang-barang yang dipasang.
Apa yang terjadi ? semula yang pengunjung ingin beli kursi saja, karena banyak melihat-lihat barang tersebut akhirnya impulse buying ( membeli tanpa pikir panjang ). Jadi IKEA memperpanjang denah tata letak barangnya agar pengunjung semakin lama di Toko tersebut.
Selain furniture IKEA juga menyediakan restaurant dan playground untuk anak-anak. Sehingga pengunjung yang mungkin niatnya hanya mengantarkan anak main, tiba-tiba ingin membeli furniture. Begitu juga pengunjung yang ingin makan saja, pulangnya pingin beli furniture.
Apa yang bisa kita pelajari dari sistem bisnis IKEA ini. Yaitu pikirkan strategi yang membuat orang belanja lebih banyak. Silahkan teman-teman pikirkan bagaimana caranya agar bisa menarik hati pelanggan. Terutama teman-teman yang saat ini sedang memiliki bisnis UKM.
Pelajaran dari IKEA ini bisa diterapkan pada bisnis Anda. Jika adan punya toko offline pelajari secara mendalam tata letak atau denah penempatan barang yang bagus. Agar orang pelanggan atau pembeli menjadi nyaman ketika berbelanja.
Jadi IKEA sendiri memikirkan bagaimana agar pengunjung datang itu menjadi pembeli. Dan juga menciptakan produk tambahan untuk meningkatkan profit seperti IKEA restaurant.
Terus belajar, terus berproses. Insya Allah menjadi pebisnis sukses. Salam sukses Salam SATOEASA untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Inspirasi Kisah Reinkarnasi BlackBerry
Mau Konsultasi?