Selain bantuan – bantuan yang dikirim untuk para pengungsi di Palestina. Saat ini ini masyarakat Indonesia gencar-gencaran boikot produk yang pro Israil.
Sebenarnya brand-brand asing tersebut sudah sangat lama berada di Indonesia. Coba kita kategorikan terlebih dahulu.
Kategori pertama. Brand asing yang dikonsumsi tapi juga diproduksi dalam negeri. Misal : McDonald, Coca Cola, Sunsilk, Milo, KFC
Kategori kedua. Brand Indonesia yang dibeli oleh asing. Seperti : Aqua yang dibeli Danone, Sariwangi dan Kecap Bangoyang dibeli Unilever, dan masih banyak yang lainnya.
Kategori ketiga. Pabrik dan ATPM ( Agen Tunggal Pemegang Merek ) atau mudahnya lisensi. Kategori ini adalah untuk mengimport dan memproduksi di Indonesia. Misal seperti pabrik mobil Toyota, daihatsu yang di pegang PT Astra. Pendirinya Om Wiliam asli Indonesia. Meskipun sahamnya banyak di miliki asing budaya kerja om Wiliam masih sangat melekat.
Ketiga kategori brand tersebut memberikan dampak positif untuk Indonesia. Apa saja :
Membuka lapangan pekerjaan baru.
Adanya transfer pengetahun dan teknologi
Perputaran perekonomian yang sangat besar.
Meski tentu mereka juga diuntungkan karena berhasil menguasai pangsa pasar mayoritas di kategori produknya masing-masing. Beda kasusnya produk – produk yang diimport di Indonesia. Apalagi menggempur pangsa pasar yang sama dengan umkm. Jelas mereka merugikan, yang terlihat jelas adalah produk-produk china.
Menarik Untuk Dibaca : Perang Teknologi Amerika dan China
Beda kasus, ketika yang diimport adalah mesin-mesin, speartpart, bahan pendukung yang tidak head to head dengan umkm.
Ketika memboikot tanpa fatwa, seharusnya kita memboikot produk-produk impor yang sudah jadi, yang itu merugikan umkm. Terutama produk-produk china yang terkenal murah.
Nah, sekarang MUI mengeluarkan fatma untuk memboikot produk-produk yang pro Israil. Ini sebuah pilihan bukan kewajiban. Tentu sebagai umat muslim patuh terhadapa fatma para ulama.
Ini terkait pilihan. Kalau kami umat muslim tentu akan taat dengan para ulama karena ini mengenai keimanan dan kemanusiaan.
Ketika memboikot produk-produk pro israil banyak alternatif produk yang asli Indonesia. Seperti Wardah, Sidomuncul, Wings. Ketiga perusahaan tersebut adalah kompetitor terberat perusahaan pro zionis.
Pun kalau diganti dengan produk-produk lokal dari umkm lebih baik lagi. Karena kita tentu akan membantu mereka dalam menaikkan penjualan. Inilah saatnya menyalip di tikungan. Iya, walaupun tetap berat tidak masalah.
Ketika banyak orang bertanya, perusahaan yang kena boikot bagaimana pekerjanya ? Insya Allah ada rezeki lain yang disiapkan Allah.
Karena kita itu masih nyaman hidup di negara Indonesia. Bayangkan saudara di Palestina, mereka kehilangan nyawa, tidak hanya harta. Kalau kita masih aman saja misal belum bekerja.
Sadar tidak sadar kita itu di Indonesia juga dijajah di bidang teknologi. Lihat saja produk-produk teknologi, semua dikuasai asing, entah itu perangkat lunak, perangkat keras. Padahal dengan adanya media sosial, marketplace, google dan lainnya. Ada sisi yang negatif. Tapi mau apalagi, kita masih belum punya pengggantinya. Jadi sebisa mungkin dimanfaatkan untuk aktivitas yang positif.
Tentu, masalah boikot ini sebuah pilihan. Jika orang yang punya hati nurani apapun itu agamnya pasti membela kemanusiaan.
Tentu boikot ini akan pengaruh di perekoniman. Saat nya umkm menyalip ditikungan. Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Mudah Mendapatkan Modal Usaha dari Bank
Mau Konsultasi?