Pada tahun 2020 Tesla berhasil menyandang gelar sebagai produsen otomotif dengan nilai pasat tertinggi di dunia yaitu USD 210 Miliar.
Mengapa demikian ? Padahal Toyota ini sudah Puluhan tahun brand ternama, sedangkan Tesla in ibaru seumuran jagung.
Toyota mengalami Innrsia Incumbent. Merupak sebuah fenomena yang menggambarkan kelambanan perusahaan-perusahaan besar dalam merespon perubahan. Mereka abai berinovasi dan terlalu nyaman dengan capaian masa lalunya.
Sekarang ini mobil listrik menjadi sebuah keniscayaan. Mobil listrik bisa menekan dampak kerusakan alam. Berdasarkan data survay McKinsey & Comapany mengatakan pada tahun 2021 responden membeli mobil listrik karena mereka menyadari dampak pencemaran mobil terhadap keusakan lingkungan, dengan sebanyak 60%.
Menarik Untuk Dibaca : Zoho Mengumpulkan Pemuda Desa Untuk Melawan Silicon Valley
IEA ( International Energy Agency ) pada tahun 2010 kendaraan listrik hanya 17. 000 diseluruh dunia. Sekarang tercatat 10 juta lendaraan listrik. Ini memang sebuah perubahan.
Pada tahun 2013 Takeshi Uchiyamada mengatakan “ Saya ragu mobil listrik akan menjad moda transportasi doniman di masal depan”. Selain itu toyota memang ada organisasi besar di dalamnya sehingga menyebabkan lamban dalam menagkap inovasi.
Ketika Toyota membuat mobil listrik pertama yaitu Toyota BZ4X, mereka tidak bersungguh-sungguh dalam memproduksinya. Meskipun sudah menciptakan mobil listrik para kritikus menganggap Toyota tetap ketinggalan. Sebab para pesaing sudah sukses secara signifikan menguasai pasar.
Jadi, semisal trend mobil listrik terus tumbuh, bisa jadi brand Toyota akan tergeser.
Sejak berdiri, Tesla terus melaju dengan percaya diri. Mereka menjadi pelopor inovasi dengan mobil listrik. Mereka mnggoyang industri raksasa-raksasa otomotif. Salah satu yang menarik adalah cara mereka menghadapi sebuah tantangan. Semisal ketika pandemi, pabrikan mobil lain bingung dengan bahan baku seperti Chip yang tergantung dengan eksternal. Tetapi Tesla tidak, dengan kemandiriannya mereka membuat software senidiri yang bisa diperbaharui secara Over-TheAir ( OTA ).
Selain itu Tesla juga terus mengembangkan baterai Lithium-Ion dan teknologi Full-Self-Driving. Tentu itu menjadi nilai tambah untuk konsumen mereka. Maka dari itu Elon Musk kekeh Tesla harus mandiri dari produksi. Prof. Mooris Cohen dari Wharthon School mengatakan. “Software Tesla dinilau unggul karena terus diperbaharui”.
Oleh sebab itu tidak heran jika Tesla meraup laba delapan kali lebih besar dari Toyota untuk setiap unit mobil terjual.
Apakah Tesla Akan memimpin pasar otomotif dunia ?
Kita melihat saat ini Toyota dalam produksinya mengontrol efisiensi dan biaya. Kekuatan Toyota adalah kualitas produksi yang tinggi dengan biaya yang rendah. Sedangkan Tesla memiliki model operasi terintegrasi secara vertikal. Fokusnya pada inovasi dan mengendalaikan seluruh lantai nilai dari desain dan penjualan. Tesla unggul dalam mengurangi biasaya baterai dan unggul dalam teknologi AI untuk fitur pengemudi otomatis.
Kesuksesan Tesla tidak tergantung pada desain dan teknologi, melainkan juga kekuatan organisasi dan hubungan kuat dengan para pelanggannya.
Walaupun saat ini Tesla memimpin, harus tetap diwaspadai karena pertumbuhan penjualan kendaraan listrik dari tahun 2022 ke 2023 menurun. Dari 63% ke 49%. Data ini dari The Wall Street Journal.
Apa yang bisa kita ambil dari cerita usaha ini ?
Pertama. Hati-hati dengan Inersia incumbent, Toyota terjebak juga dalam ‘Innersia Incumbent’. Akibatnya Toyota lamban berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan. Dalam sebuah bisnis harus selalu beradaptasi dan berinovasi dengan trend terbaru. Apapun itu industrinya.
Kedua. Memiliki visi masa depan industri. Di bawah kepemimpinan Elon Musk, tesla memiliki visi jangka panjang yang jelas tentang masa depan industri otomotif. Visi itu bisa menjadi investasi yang berharga mesipun pada walanya banyak yang skeptis dengan visi tersebut. Tapi kenyataannya Tesla terus fokus dengan mobil listriknya, dan perusahaan benar-benar menginvestasikan untuk hal tersebut.
Ketiga. Bangun struktur dan budaya organisasi yang adaptif. Toyota memiliki organisasi yang besar, sehingga membuatnya susah untuk beradaptasi. Sedangkan struktur organisasi Tesla lebih ramping, sehingga harus bergerak cepat ketika merespon perubahan. Dengan begitu Tesla bisa cepat mengatasi dengan krisisnya komponen. Namun, tidak hanya organisasi, melainkan harus didukung dengan budaya kerja yang inovasi dan kemampuan untuk bedadaptasi untuk perubahan.
Persaingan Tesla dan Toyota memperlihatkan dunia bisnis yang sangat dinamis. Yang terpenting bukan hanya bagaimana kita bertahan, tetapi bagaimana kita bisa memimpin perubahan.
Semoga menjadi inspirasi kita semua. Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Sukses Dengan Bisnis Sampingan
Mau Konsultasi?