Memang ada dua faktor yang sangat mempengaruhi. Faktor internal dan Faktor Kompetitif atau bersaing.
Faktor internal semisal, si owner memang memiliki mindset yang dangkal. Pinginnya instans. Terus ada lagi tidak mau belajar mengatur keuangan. Padahal ini penting. Ada lagi yang tidak belajar marketing secara mendalam. Dan masih banyak yan lainnya. Inilah PR bagi pemerintah maupun swasta dalam rangka memajukan UMKM di Indonesia.
Kita akan bahas pada sisi kompetitifnya yang ini sangatlah penting.
Pertama tentang digitalisasi. Berdasarkan data sebanyak 84% UMKM di Indonesia masih sistem tradisional. Ini maklum, karena mereka bingung mau mulai darimana untuk digitalisaasi.
Ada 3 kategori untuk dilakukan digitalisasi. Produk, Marketing, Operation.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah marketing. Bisa membuka online shop, buat website, atau lainnya. Yang penting cara yang digunakan untuk proses marketing sudah berbasis digital. Dan juga harus belajar tentang digital marketing. Belajar beriklan di FB, d IG dan mungkin juga mempelajari Marketplace.
Setelah digitalisasi marketing, barulah ke operations. Sepeti Stok barang, rekap penjualan, acounting, bayar pajak dan lainnya. Ini juga bisa dilakukan secara digital untuk memudahkan. Memang butuh effort tinggi untuk go Digital. Tapi ini akan meningkatkan efisiensi bisnis sampai 50%.
Sekarang itu banyak aplikasi yang bisa digunakan sebagai alat untuk operational bisnis kita. Misal pada contoh keuangan. Ada banyak aplikasi gratis sebagai pencatatan penjualan hingga perhitungan laba. Pun juga ada AI yang memudahkan untuk membuat sebuah projeck. Dan masih banyak hal yang sifatnya masih manual bisa dialihkan ke digital.
Menarik Untuk Ditonton : 3 Cara Mengelola Keuangan
Yang Ketiga langkah selanjutnya adalah Produk. Bagaimana caranya kita gunakan digital untuk memberikan sesuatu yang berbeda untuk konsumen. Ketika semua sudah digital akan muncul yang namanya data. Nah, dari data inilah kita bisa mengambil sebuah keputusan. Bukan hanya berdasarkan feeling. Lebih – lebih ini untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen.
Bahasan selannjutnya setelah digitalisasi adalah Kompetisi dengan perusahaan besar. Kalau bersaing head to head jelas kalah. UMKM kalah dari semua lini. Tapi bukan ini maksudnya.
Karena hanya 17% pelaku UMKM di Indonesia ini yang mereka memang benar-benar membuat sebuah bisnis plan berdasarkan data dan analisa. Ini kan sangat miris sebenarnya.
UMKM yang bisa membuat business plan ini pertumbuhannya jauh lebih signifikan dari pada yang tidak menggunakan. Karena meraka mengerjakan bisnis secara terstruktur dan rapi. Tidak acak-acakan. Karena bisnis kecil itu lebih cepat dan adaptif daripada bisnis yang besar.
Bisnis besar mereka butuh waktu lama untuk berinovasi karena pasti terbentur birokrasi internal atau struktur organisasi yang itu harus dilalui. Beda dengan bisnis kecil. Punya inovasi jarak hitungan hari langsung jadi.
Bisnis itu tentang adaptasi, bisa lihat perubahan konsumen dan harus bisa membuat bisnis plan yang rapi.
Jangan terjebak dengan bisnis yang hanya angin. Contoh seperi Es Kepal Milo, Mainan Lato-lato. Dan masih banyak yang lainnya. Dulu Es Kepal Milo memang sempat viral. Dimana kita berjalan pasti ada rombongnya. Tapi sekarang sudah tidak ada sama sekali.
Bisnis yang viral dan jangka panjang itu bisa memahami kebutuhan konsumen saat itu.
Berdasarkan data sebanyak 74% UMKM tidak melakukan riset marketi. Ini kan juga tidak tepat. Makanya UMKM tidak bisa berkembang. Selain itu kepekaan adaptasi di sekitar harus terasah.
Kesimpulannya ada 3 hal yang harus dilakukan UMKM agar tumbuh :
Harus Go Digital, mau tidak mau atau suka tidak suka
Membuat bisnis plan yang rapi
Selalu beradaptasi dengan trend disekitar. Sektor konsumen dan teknologi
Salam sukses, salam Satoeasa Untuk Indonesia
Menarik Untuk Dibaca : Ini Penting ! Costumer Journey Dalam Digital Marketing
Mau Konsultasi?