Digital Advertising
09 November 2022, Oleh : Reni
Digital Advertising adalah bentuk komunikasi dari perusahaan atau sebuah bisnis untuk mempromosikan brand atau produk menggunakan berbagai saluran digital dan platform. Strategi Pemasaran ini merupakan ajakan kepada konsumen untuk melakukan pembelian yang dilakukan melalui halaman media sosial, aplikasi, browser web, blog, atau media digital lainnya.
Kehadiran teknologi tentunya memberikan semakin banyak pilihan bagi sebuah bisnis atau perusahaan agar dapat berkomunikasi dengan pasar dan konsumennya. Dengan banyaknya jumlah pengguna internet yang tersebar di seluruh dunia, maka peluang sebuah bisnis atau perusahaan untuk dikenal secara luas menjadi sangat besar. Jika dulu masyarakat mengenal media promosi berupa televisi dan koran, namun kini Digital Advertising memberi dampak yang lebih kuat untuk media promosi dibandingkan kedua media tersebut. Hal ini terjadi karena kehadiran teknologi yang semakin canggih dalam kehidupan manusia. Masyarakat akan menggunakan teknologi pada sebagian besar waktu pada hari-hari mereka, baik hanya untuk sekedar mencari informasi, bekerja, belanja, dan berbagai kegiatan lainnya.
Format Digital Advertising
Ketika seseorang melakukan browsing di mesin pencari, maka akan muncul beberapa hasil pencarian disertai dengan tag “Ad” di bagian atas. Iklan tersebut merupakan hasil dari SEM. Format iklan tersebut adalah yang paling banyak digunakan. Dengan menggunakan SEM, pelaku bisnis bisa memasang iklan berupa Pay Per Click (PPC) atau Cost Per Mile (CPM). PPC adalah jenis iklan yang mengharuskan pelaku bisnis untuk membayar setiap kali ada yang mengklik iklan yang dibuat. Sementara CPM adalah jenis iklan yang mengharuskan pelaku bisnis untuk membayar 1.000 pada setiap tayangan iklan.
Banyaknya waktu yang dihabiskan oleh para pengguna internet di media sosial tentunya memberikan peluang besar untuk mempromosikan produk bisnis bagi para pelaku usaha ataupun perusahaan. Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, dan Linkedin adalah beberapa contoh Platform media sosial yang bisa pelaku bisnis pilih untuk berkampanye. Melalui iklan yang dipasang di media sosial. Pelaku bisnis tidak sekedar memperkenalkan produk saja, tetapi juga membangun komunikasi , meningkatkan kunjungan, hingga memperbanyak tingkat penjualan produk atau jasa yang dimiliki. Selain itu, pelaku bisnis juga bisa melakukan analisis dari konten-konten yang diposting tetang produk seperti apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan begitu, pelaku bisnis dapat menawarkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Display Ads atau Display Advertising menggunakan platform media sosial, website, dan media digital lainnya. format iklan ini paling sering ditemui ketika berselancar di dunia maya. Digital Advertising berupa banner dapat ditemukan saat membaca artikel pada sebuah portal berita, website, iklan Youtube, Facebook, maupun Instagram. Format Digital Advertising ini merupakan iklan yang terdiri dari teks, vidio, atau gambar yang mendorong pengguna internet untuk mengklik ke landing page lalu mengambil tindakan lanjutan. Tindakan tersebut bisa berupa pembelian, menggunjungi website tertentu, atau mengisi formulir. Jenis ini menggunakan system Cost Per Click (CPC). Dengan system tersebut pelaku bisnis diharuskan membayar setiap kali ada seseorang mengklik iklan berdasarkan seluruh strategi penawaran yang sudah disepakati.
Saat berbelanja di e-commerce, seseorang akan melakukan pencarian terkait produk yang diinginkan. Kemudian ketika menelusuri feed di media sosial, iklan produk tersebut muncul di halaman feed. Itulah yang dinamakan remarketing atau retargeting. Jenis iklan digital ini menggunakan format cookie untuk mengikuti seseorang di website. Google serta hampir semua platform media sosial kini mengadopsi fitur remarketing ini untuk menarik jumlah konsumen yang lebih banyak.
Tidak seperti jenis beberapa iklan diatas, native advertising yang muncul di halaman website atau media sosial tidak terlihat layaknya iklan biasa. Iklan ini muncul di bagian bawah dari “promoted stories, “related stories”, atau “recommended reading” yang secara tampilan relevan dengan informasi yang sedang dibaca. Saat mengklik iklan tersebut, maka pengguna akan diarahkan ke situs web dari pengiklan. Biasanya native advertising diarahkan melalui situs web content discovery, misal Columbia, Outbrain, dan Taboola.
Strategi Digital Advertising
Kreativitas pelaku bisnis sangat dibutuhkan untuk membuat pemasangan iklan ini berhasil. Buatlah iklan secara kreatif untuk menghindari audiens merasa bosan karena melihat konten marketing yang serupa. Sebaiknya pelaku bisnis menerapkan karakteristik kampanye iklan yang konsisten supaya audiens mengenali merek dengan lebih mudah.
Untuk memasang iklan secara digital akan ada penawaran yang beragam. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus mencari tahu platform apa yang sesuai dengan target pasar dan kondisi keuangan. Carilah informasi sebanyak mungkin tentang masing-masing platform untuk megetahui kekurangan dan kelebihannya. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kampanye iklan yang mubazir karena tidak berhasil mendatangkan pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Untuk bisa memilih platform yang sesuai, maka terlebih dahulu pelaku bisnis harus mengetahui siapa yang akan menjadi target audiens bisnis. Selain itu, pelaku bisnis dapat mengetahui platform media sosial apa yang sering audiens gunakan. Sebagai contoh target adalah kalangan anak muda. Mereka biasanya lebih sering menggunakan Instagram, YouTube, dan Twitter, sehingga ketiga media sosial tersebut yang harus dipilih untuk memasang iklan.
Pelaku bisnis mungkin merasa telah memahami kebutuhan pelanggan berdasarkan pengalaman berbisnis selama beberapa waktu. Namun, akan lebih baik jika pelaku bisnis melakukan penelitian secara menyeluruh untuk memiliki data yang dapat mendukung strategi yang ditetapkan nantinya. Saat melakukan riset, pelaku bisnis bisa mengetahui seperti apa perilaku konsumen. Apabila terdapat perilaku yang dirasa mampu merugikan bisnis, dapat segera melakukan langkah pencegahan.
Cara Kerja Digital Advertising
Jika dilihat dari bagaimana iklan tersebut muncul pada perangkat target audiens, maka terdapat dua metode cara kerja dari Digital Advertising, yaitu:
Penargetan perilaku audiens juga biasa disebut dari metode ini, yang merupakan metode periklanan dalam pemasaran online dengan menggunakan informasi dari pengunjung website agar iklan yang ditampilakan bisa relevan dengan perilaku mereka di dunia digital. Teknik ini melibatkan pengumpulan data dari berbagai sumber seperti penjelajahan di mesin pencari, perilaku di media sosial, berbelanja di website tertentu, dan lain-lain. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai perilaku pada metode ini, yaitu:
Contoh dari metode ini dapat di temui pada platform beriklan media sosial seperti Facebook Ads, Linkedin Ads, Display Ads, dan lain-lain, yang mana ditentukan informasi seperti apa yang relevan dengan audiens yang ingin di targetkan.
Metode beriklan yang dipersonalisasikan dan memungkinkan untuk muncul di pencarian (Search Ads/ Paid Search). Untuk menggunakannya, audiens harus mengetikkan terlebih dahulu kata atau topik yang ingin mereka cari, setelahnya mesin pencari akan menganalisis, menyesuaikan, dan memunculkan iklan-iklan yang relevan. Contohnya sering dapat ditemukan di mesin pencari seperti Google. Setelah mengetikkan kata kunci tertentu, iklan-iklan biasanya akan muncul di posisi paling atas juga ada posisi paling bawah.
Berikut diatas merupakan penjelasan mengenai Digital Advertising, Fomat, Strategi, dan Cara Kerja yang biasa digunakan untuk menjalankan bisnis. Digital Advertising memainkan peran penting dalam strategi pemasaran setiap bisnis dan perusahaan pada saat ini. Karena dengan Digital Advertising, sebuah bisnis atau perusahaan bisa menjangkau target pasar dan membangun brand awareness yang efektif. Digital Advertising merupakan sebuat strategi yang tepat untuk menjangkau lebih banyak konsumen yang sesuai dengan bisnis yang sedang dijalani.
Baca juga https://satoeasa.com/mengenal-iklan-ppc-pay-per-click/
Mau Konsultasi?