Pada tahun 2015 Elon Musk dan Starlinknya mengejutkan dunia. Mereka merevolusi semua tata kelola telekomunikasi internet. Mereka membangun jaringan kabel serat optik dan stasiun pemancar di daratan. Dia juga membangun jaringan satelit di orbit yang rendah, hanya 550 Km dari bumi. Karena jarak satelit lebih rendah maka pengiriman data lebih cepat. Mereka klaim bahwa kecepatan internet mereka 350 Mbps.
Selain itu Starlink juga bisa melayani orang-orang yang berada di pojokan bumi yang jauh dari jaringan. Starlink bisa memberi akses internet cepat dan merata. Termasuk di daerah-daerah yang sulit dijangkau layanan internet konvensional.
Bukan berarti internet Sarlink tidak memiliki kelemahan. Seorang CEO MyRepublic mengatakan : “Layanan internet satelit memiliki keterbatasan yang bisa mempengaruhi performa layanan, seperti stabilitasnya, kecepatannya, sampai latensi yang rendah. Padahal aspek-aspek itulah yang dibutuhkan para pengguna internet.”
Indonesia mulai menjajaki kerjasama dengan Starlink. Budi Gunadi Sadikin Seorang Menteri Kesehatan RI mengatakan: “ Salah satu solusinya pakai Starlink. Karena banyak puskesmas berada di daerah terpencil.”
Dan ternyata negosiasi pemerintah dengan Starlink sudah selesai. Hal ini disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan : “Saya berharap kedua belah pihak segera menandatangani perjanjian kerjasama sekaligus dan semoga Oktober mendatang Elon Musk datang ke Indonesia.”
Menarik Untuk Ditonton : Labeling Dalam Kemasan
Masyarakat Indonesia juga sudah ada yang deposit kepada Starlink sebagai bentuk menerima teknologi jaringan tersebut. Indonesia akan menyusul negara Asia lain yang menjalin kerjasama dengan Starlink, seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang.
80 % Starlink sudah masuk di Daratan Eropa dan Australia, sedangakan di Amerika sudah 70%.
Beberapa operator seluler menerima kedatangan dengan positif Starlink salah satunya Steve Saerang dari PT Indosat Tbk. Kedatangan Starlink akan membuat kompetisi semakin ketat. Itu gejala positif, karena bertambahnya pilihan layanan bagi konsumen akan membuat provider berinovasi dan meningkatkan kualitas.
Tetapi juga ada yang khawatir. Seperti Dian Sswarini CEO XL Axiata. Perlu ada Level Playing Fied yang sama antara pemain global dan pemain lokal. Kalau sampai tidak ada, maka potensi ancaman bagi industri telekomunikasi lokal bisa menjadi kenyataan. Kalau pemain seeprti Elon Musk sudah masuk kesini dan tidak mendatkan level playing field yang sama, bisa dibabat habis. Itu katanya
Tentu hal ini pemerintah pasti akan menjaga keamanan dan stabilitas industri bisnis telekomunikasi. Mengingat pemerintah juga andil dalam indusri ini.
Jika berbicara mengenai komptisi bisnis. Ini menarik, kompetisi bisa memacu lahirnya inovasi. Tanpa kompetisi, para pemain akan cenderung tidak berkreasi dan berjalan di tempat.
Starlik yang datang dengan dukungan teknologi tinggi, akan menjadi alarm bagi operator-operator lokal. Mereka diingatkan untuk mengaktualisasi diri dengan meningkatkan pelauanan dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen yang terus berubah sesuai perkembangan zaman.
Melihat biaya layanan Starlink sangat tinggi, sekitar 2 juta per bulan. Ini mereka membidik target pasar yang berbeda dengan operator lokal. Mereka membidik perusahaan atau orang-orang yang butuh kecepatan internet yang tinggi, apalagi mereka-mereka yang berada di daerah terpencil, yang itu sulit dijangakau oleh operator lain.
Saat ini pemerintah sudah sadar bahwa perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang begitu cepat. Lebih baik teknologi baru itu diadopsi dengan menerapkan regulasi yang tepat sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Pemerintah Indonesia mengambil langkah tengah dengan cara menggabungkan Starlink dengan Telkom Indonesia. Jadi Starlink masuk dengan cara dijodohkan dengan PT Telkom. Pada Juni 2022, Kominfo telah memberikan hak labuh khusus Non Geostationary Satelite Orbit ( NGSO ) Stralink pada Telkomsat.
Salah satu pihak manajemen Telkom mengatakan bahwa Kita berada di tengah dan tidak memonopoli. Kita tidak melayani langsung pelanggan. ISP-lah yang menjualnnya.
Jadi Telkom ini sebagai mediator. Oleh sebab itu operator lokal akan tetap aman. Karena pasar Starlink ini berbeda.
Ada 3 hal penting yang bisa kita renungi dengan datangnya Starlink di Indonesia.
Pertama. Konektivitas adalah masalah bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar. Kehadiran Starlink sedikit banyak bisa ikut mengatasi masalah tersebut. Tapi ingat, teknologi memiliki kelebihan dan kelemahan. Kedaulatan dan keamanan cyber digital di Indonesia harus tetap dijaga.
Kedua. Sebagai bangsa, kita harus memastika bahwa setiap langkah yang diambil adalah untuk kepentingan terbaik masyarakat dan negara.
Ketiga. Kedatangan Stralink jangan hanya dilihat sekedar ancaman. Melainkan harus dijadikan sebagi momentum industri lokal berintropeksi dan berinovasi. Karena perlu diingat teknologi yang baik itu adaptif sesuai kebutuhan perkembangan yang ada.
Semoga kita bisa mengambil ilmu dari tulisan ini.
Menarik Untuk Dibaca : Kisah Perjuangan Anak Petani Membangun Kerjaan Furniture
Mau Konsultasi?