Jika memang benar seperti di atas, dan mempunyai tujuan yang mulai. Terus mengapa harus menggunakan trik-trik jualan yang ribet. Biar tidak bingun mari kita pelajari formula dasar jual beli.
Harga VS Value ( Nilai ). Mari kita bahas satupersatu dari
Harga adalah sesuatu yang dibayar baik materi maupun non materi. Seperti uang, waktu, tenaga, upaya untuk mendapatkan suatu produk tertentu.
Sedangkan Value adalah sesuatu yang diharapakan. Bisa jadi rasional, bisa jadi emosional. Yang masuk rasional seperti fungsional, bahan, konten dan kualitas. Sedangkan Emosional seperti layanan, model, konteks, endorser, history. Konsumen akan rela antri dan membeli karena value yang diharapkan lebih besar atau setidaknya sama dengan yang akan dibayar.
Jika pembelian terjadi, dan produknya mulai dicicipi atau digunakan. Setelah merasakan produk tersebut barulah muncul nilai ( value ) apakah sesuai dengan harapan. Apakah produk yang dibeli sesuai janji yang disampaikan. Ketika sudah merasakan konsumen akan memberikan nilai. Jika harapan nya sesuai maka mereka akan repeat order, referral, merekomendasikan, posting ke media sosialnya atau mungkin testimoni.
Jika produk yang dirasakan tidak sesuai dengan harapan, maka ini akan menjadi boomerang produk tersebut. Dan mereka pasti akan susah untuk membeli ulang. Yang lebih buruknya mereka mengeluarkan kata-kata yang tidak baik dan menyebar luaskan. Ini yang berbahaya.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Membuat Iklan Facebook Ads Pemula
Lebih bahaya lagi, ketika si pebisnis tidak mau tahu mengenai kesalahan tersebut. Mikirnya hanya cari untung dengan cara yang gak benar. Lama-lama bisnis pasti tutup. Walaupun sudah balik modal, ini sangat keliru.
Kembali lagi ke kaidah bisnis di awal. Jangan sampai berbisnis menggunakan trik-trik yang merugikan pelanggan. Apa penyebabnya yang mungkin mereka para pelaku usaha nakal ini melakukan hal tersebut. Pertama mungkin karena sistemnya sudah rusak. Mungkin karena keserakahan, maunya hanya untung tidak mau memikirkan konsumen. Dan lainnya.
Bisnis itu harus ridho antara pembeli dan penjual. Tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Landasan dari kedua hal tersebut adalah kejujuran. Itulah bisnis yang sesungguhnya. Akan percuma ketika kita mahir dalam ilmu marketing, tapi tidak memperhatikan kaidah-kaidah tersebut. Dapat dipastikan bisnis tidak bertahan lama.
Coba kita lihat usaha-usaha yang sudah puluhan tahun tetap ramai dan terus ramai. Contoh usaha kuliner. Warung makan. Mereka jelas dimulai dari produk yang memuaskan pelanggan.
Para pengusaha yang memang konsen di kepuasan pelanggan pasti bisnis akan tumbuh, tahan lama dan insya Allah keberkahan didapat. Karena tujuannya mulia. Menyenangkan hati konsumen.
Tentu selain mengutamakan kepuasan pelanggan. Jangan lupa tetap melek teknologi dan perkembangan yang sedang berlangsung. Gunakanlah teknologi semaksimal mungkin tanpa memanipulasi. Misal ketika melakukan iklan di media sosial maupun website. Utamakanlah kejujuran dari produknya. Ketika membuat konten marketing harus sesuai spesifikasi produk yang dijual.
Kami tim SATOEASA siap membantu Anda. Terutama para pelaku UKM untuk scale up bisnis. Selain itu kami juga ada program pendampingan dan pelatihan usaha. Semoga dengan niat baik Indonesia dicatatat menjadi amal sholeh. Amiin Semoga UKM Indonesia tidak lelah belajar dan mengembangkan usahanya.
Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Cara Yang Benar Jualan di Media Sosial
Mau Konsultasi?