Akbar ini lulusan Hukum S2 di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Setelah lulus beliau memutuskan untuk pulang ke Tulungagung. Menemani hari tua orang tua. Karena di dalam mindsetnya dia takut ketika sukses bekerja di luar kota, tapi ketika orang tua butuh tidak berada di dekatnya.
Sebenarnya cita-citanya bekerja di perusahaan di kota-kota besar. Tapi lama-kelamaan idealisme itu luntur dengan perasaan tersebut. Akhirnya Akbar pulang dan membantu usaha budidaya gurame dan Patin milik ayahnya. Karena tentu mencari pekerjaan di Kota Kecil susah.
Kunci kebahagiaan dari Akbar adalah iklas, tidak iri kepada orang lain, bersyukur. Itulah yang akan mendatangkan kebahagiaan. Terutama di bidang usaha maupun pekerjaan lainnya.
Untuk Budidaya ikan menurut pak Mardiani yang terpeting adalah airnya. Karena air ini harus selalu bagus. Jika sudah waktunya diganti segera diganti. Karena air merupakan sumber utama hidupnya ikan. Dua bulan sekali dilakukan pembersihan total. Untuk menghilangkan kotoran-kotoran ikan dengan cara di sedot.
Kendalanya adalah pada bibit. Karena bibitnya ini tidak setiap bulan ada, harapannya pak Mardani bisa melakukan pembibitan sendiri. Waktu itu sebelu Akbar keterima menjadi dosen, sudah pernah mengikuti pelatihan di Balai Pelatiah milik pemerintah untuk pembibitan gurame dan patin. Tapi karena terkenda waktu dengan megajar, akhirnya cita-cita tersebut tertunda untuk sementara waktu.
Menarik Untuk DItonton : 3 Cara Mengelola Keuangan
Ketika budiya gurame tidak semulus yang kita bayangkan. Semisal salah satunya adalah kualitas dari ikan gurame ini. Ketika sudah panen sebanyak 3 kali. Kualitas bobot dagingnya pasti menurun. Padahal secara pemberian pakan dan perawatan sama. Solusinya beliau mengganti jenis ikan yaitu ikan Patin setelah melakukan panen ke tiga ikan gurame. Hasil panennya pun juga lebih baik daripada gurame.
Untuk hitungan pakan per 1000 ikan membutuhkan 25-30 sak pelet. Rata-rata jadinya itu per sak 20 kg ikan. Kalau 25 sak berarti 500 kg untuk panennya. Itu hitungan rumusnya untuk menentukan perkiraan bobot panennya.
Untuk menghitung keuntungannya juga melihar harga pasar saat itu. Kalau ikan gurami satu kolam itu bisa panen 1,5 ton sebanyak 3000 . Tapi kalau patin sebanyak 6000 bisa panen kurang lebih 6 ton.
Untuk pakan ikan gurame sendiri ada 2 macam. Pakan utama pelet, pakan untuk selingan itu daun kelor. Oleh sebab itu kolam-kolam beliah di pinggir-pinggirnya ditanami pohon kelor untuk diambil daunnya. Sifatnya daun kelor ini hanya cemilan si gurame. Tapi untuk makanan pokoknya tetap pelet.
Sedangkan untuk pakan ikan Patin hanya menggunakan pelet. Karena jenis ikan ini salah satu karnivora. Jadi tidak mau jika diberi makan dedaunan.
Problem ketika melakukan penjualan. Harus benar-benar mencari pembeli yang jujur dan amanah. Karena sempat ketika ada tengkulak membeli mereka curang. Caranya mereka sebelum di masukkan itu di timbang. Hal tersebut diketahui ketika Pak Mardani melihat sisi tv. Karena dia merasa jangkal. Haisl timbang tidak sesuai dengan pakan yang dikeluarkan. Ciri-ciri yang pembeli atau tengkulak tidak jujur itu orang yang dibawa banyak. Itu untuk memcah fokus. Normalnya hanya membawa 4-5 orang. Tapi ini membawa orang hingga 10.
Seperti itulahh lika-liku budidaya ikan gurame dan patin. Jadi mulai dari perawatan dan penjualan pasti ada problem dan itu pasti ada solusinya.
Salam sukses, salam Satoeasa Untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Generasi Yang Tidak Terbeli
Mau Konsultasi?