Buyer Persona
06 Desember 2022, Oleh : Reni
Buyer Persona adalah orang fiktif yang sengaja diciptakan dengan karakteristik tertentu sebagai target konsumen. Buyer Persona ini mewujudkan siapa konsumen terbaik dalam bisnis, seperti apa wajahnya, bagaimana sifatnya, dan bagaimana mereka mengambil suatu keputusan. Buyer Persona juga bisa dikatakan sebagai representasi atau gambaran dari pelanggan ideal bisnis,yang didasari oleh data penelitian. Dengan gambaran yang jelas tentang siapa audiens dan pelanggan, pelaku bisnis dapat memiliki pemahaman yang mendalam tentang persona pelanggan yang dimiliki.
Tujuan dari pembuatan Buyer Persona adalah membantu pelaku bisnis untuk fokus pada prospek pelanggan yang memenuhi syarat, memandu pengembangan produk agar sesuai dengan kebutuhan target pelanggan, dan menyelaraskan semua pekerjaan, mulai dari pemasaran, penjualan, hingga pelayanan. Selain itu, Buyer Persona juga sangat penting untuk mendorong pembuatan konten yang efektif dan bertarget, pengembangan produk, tindak lanjut penjualan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan retensi pelanggan.
Kenapa Harus Buyer Persona
Membuat Buyer Persona dapat membuat pelaku bisnis tetap fokus dalam menangani prioritasnya sendiri. Selain itu, hal tersebut juga dapat membantu pelaku bisnis untuk membuat keputusan tentang strategi pemasaran sosial atau strategi pemasaran bisnis secara keseluruhan. Dengan menentukan Buyer Persona, pelaku bisnis dapat memenuhi tujuan pelanggan, membangun ikatan nyata, menciptakan loyalitas, dan membangun kepercayaan merek dengan bisnis yang dimiliki. Pada akhirnya, Buyer Persona memberikan banyak manfaat yang dapat meningkatkan strategi pemasaran dan proses penjualan bisnis. Oleh karena itu, sangat penting bagi pelaku bisnis yang mempunyai perusahaan atau sebuah bisnis untuk mengetahui bagaimana cara membuat Buyer Persona dan menerapkan informasi yang diperoleh dari persona pelanggan untuk strategi bisnis yang dimiliki.
Fungsi Buyer Persona
Cara Membuat Buyer Persona
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat Buyer Persona adalah dengan melakukan riset secara menyeluruh. Bahkan jika pelaku bisnis merasa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang siapa sebagian besar pelanggan, ada baiknya untuk mengetahui lebih banyak tentang pelanggan tersebut. Saat melakukan penelitian, pelaku bisnis bisa mulai dengan mengumpulkan informasi tentang siapa yang akan membeli produk, apa pekerjaan mereka, apa peran mereka di tempat kerja, berapa umurnya, apakah mereka sudah menikah atau belum, seperti apa kehidupannya, dan masih banyak lagi lainnya.
Selain itu pelaku bisnis juga bisa menggunakan taktik lainnya untuk lebih memahami pelanggan, seperti bertanya kepada karyawan yang menghadapi pelanggan secara langsung, atau berbicara langsung dengan pelanggan tersebut. Lebih lanjut, pelaku bisnis juga perlu mencari informasi tentang pelanggan seperti apa yang diinginkan di masa depan, bagaimana cara kompetitor lain melihat kesuksesan, dan di mana ingin perusahaan atau bisnis tumbuh, seluruh informasi tersebut dapat membantu pelaku bisnis untuk nantinya membuat Buyer Persona yang rinci, relevan, dan efektif untuk pemasaran bisnis.
Disini akan dibahas apakah pelaku bisnis sudah melakukan penelitian secara menyeluruh terkait pelanggan atau belum ? jika sudah, saatnya untuk pelaku bisnis mengidentifikasi masalah yang dihadapi pelanggan tersebut. Pain Point merupakan masalah khusus yang dihadapi oleh pelanggan saat ini atau calon pelanggan di pasaran. Poin ini mencakup masalah apapun yang mungkin di alami pelanggan selama costomer journey mereka belangsung.
Apa yang memotivasi pelanggan? Apa yang mengarahkan keputusan pelanggan? Masalah apa yang coba dipecahkan oleh calon pelanggan? Apa yang menahan mereka dari kesuksesan? Hambatan apa yang mereka hadapi dalam mencapai tujuan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, pelaku bisnis bisa bertanya kepada tim penjualan, customer service, atau bahkan melihat review dan komunitas di media sosial, serta melakukan analisis sentimen di media sosial.
Untuk membuat segmentasi persona pelanggan, pelaku bisnis dapat mulai dengan mencari kesamaan dalam tujuan dan tantangan yang di temukan dalam penilaian. Kesamaan ini akan membantu pelaku bisnis untuk mengelompokkan semua pelanggan potensial ke dalam kumpulan Buyer Persona yang berbeda. Setelah mengetahui kesamaan, pelaku bisnis perlu memutuskan berapa banyak persona pembeli yang akan di tentukan.
Jika pelaku bisnis baru memulai proses pemasaran dan baru mengenal Buyer Persona secara keseluruhan, sebaiknya pelaku bisnis membuat Buyer Persona hanya untuk segmen pasar yang paling banyak di jual. Dalam hal ini, pelaku bisnis dapat menambah atau mengubah persona pelanggan saat mempelajari lebih lanjut tentang strategi pemasaran yang dilakukan dan saat pelaku bisnis mengunpulkan lebih banyak data tentang calon pelanggan. Namun jika tidak yakin harus mulai dari mana, pelaku bisnis dapat mengelompokkan persona pelanggan dengan dua cara, yaitu berdasarkan industri atau jabatan mereka.
Setelah mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan dan menyelesaikan penelitian, kini saatnya untuk membuat Buyer Persona berdasarkan informasi dan data yang telah diperoleh. Pelaku bisnis bisa mulai membuat Buyer Persona dengan memilih satu persona dan mulai menulis informasi tentang persona pelanggan. Jika masih merasa bingung tentang bagaimana cara untuk mulai membuat Buyer Persona, pelaku bisnis bisa mulai dengan menjawab pertanyaan terkait profil atau informasi demografis, seperti siapa pelangggan, berapa umurnya, apa pekerjaannya, di mana mereka tinggal, hobi, dan tujuan karier mereka.
Mencantumkan data diri pelanggan dalam Buyer Persona tidak cukup untuk menggambarkan pelanggan yang dimiliki. Ini karena pelaku bisnis harus mencantumkan informasi lain yang relevan untuk tim pemasaran dan penjualan ke depannya. Informasi tersebut terbagi menjadi tiga kategori, yaitu peran, tujuan, dan tantangan. Dalam karegori peran, pelaku bisnis perlu membuat gambaran tertulis lengkap tentang siapa Buyer Persona, apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka inginkan.
Dari informasi-informasi tersebut, pelaku bisnis dapat menarik informasi terkait “peran” mereka. Ini akan relevan dengan jabatan dan peran mereka di tempat kerja, serta peran mereka dirumah. Selanjutnya pelaku bisnis perlu memahami tujuan yang diinginkan oleh Buyer Persona. Misalnya seperti tujuan untuk naik lebel di perusahaan dan bahkan sebaliknya. Di mana mereka mungkin sudah memasuki usia pensiun dan bertujuan untuk melakukan pekerjaan dengan baik sampai masa pensiun tiba. Yang terakhir adalah tantangan. Dalam hal ini, pelaku bisnis harus mengidentifikasi dan memahami Pain Points dari setiap persona pembeli. Dengan demikian, pelaku bisnis dapat membantu mereka untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut
Berikut diatas penjelasan mengenai Buyer Persona yang dapat diterapkan pelaku bisnis dalam menjalani atau meningkatkan bisnis yang dimiliki. Mengenali masing-masing persona adalah keharusan bagi setiap pelaku bisnis yang ingin strategi bisnis yang dijalankan menjadi lebih efektif.
Baca juga https://satoeasa.com/personal-selling/
Mau Konsultasi?