Berdasarkan permintaan dari para pelanggan akhirnya ibu Diah mulai menyediakan masakan selain gado-gado. Etalase yang tadinya kecil diganti dengan yang besar, pun membeli peralatan penunjang lainnya. Seperti kulkas dan sebagainya.
Selang beberapa waktu beliau pindah ke daerah Kupang, Surabaya. Usaha beliau terus berkembang. Beliau bercerita dulu pernah mendapatkan pesanan kotakan pertama kali sebanyak 10 kotak.
Alhamdulillah sekarang sudah bisa menerima pesanan sampai 300 kotak, yang penting H-2 atau H-5 sudah melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pun menu yang disediakan semakin banyak, tidak hanya gado-gado.
Untuk belanja kebutuhan pesanan, beliau awal-awal merintis pergi ke pasar sendiri untuk belanja. Saat ini teknisnya sudah beliau ganti dengan cara memesan kepada toko dan penjual sayur di sekitar rumah untuk kebutuhan usahanya. Pun yang membantu memasak juga dari tetangga terdekat yang memang mereka mau dan punya skill yang dibutuhkan. Dengan cara tersebut beliau sangat senang, karena bisa membantu perputaran ekonomi di lingkup rumahnya.
Menarik Untuk Ditonton : Apa Yang Kita Rasakan Itu Sesungguhnya Doa
Tantangan yang beliau hadapi ketika menjalankan usaha ini adalah soal perlakuan terhadap masakan, karena memperlakukan masakan itu susah-susah gampang. Contoh pernah kejadian ada pelanggan memesan makanan untuk jam 10 pagi, ketika semua sudah siap pelanggan mengabari acaranya di undur sore. Ini menjadi problem tersendiri ketika menu makanan yang dipesan mudah basi. Tetapi problem tersebut Ibu Diah sudah menemukan solusinya. Yaitu dengan cara ketika pelanggan pesan makanan yang mudah basi akan dimasak di akhir, sedangkan untuk makanan yang tahan lama bisa dimasak di awal.
Tantangan selanjutnya, kala itu pandemi covid-19 sedang menimpa Indonesia. Tidak boleh berkumpul, mengadakan acara dan protokol kesehatan lainnya. Akhirnya berdampak untuk usaha Ibu Diah. Pesanan menurun drastis.
Tetapi beliau tidak mudah menyerah, berpikir terus untuk menemukan solusi agar tetap bisnis berjalan. Akhirnya beliau berinovasi mengeluarkan produk baru seperti berbagai macam kue kering, onde-onde, stik keju dan berbagai produk jajanan frozen lainnya.
Ide ketika membuat jajanan kering itu berasal dari ketika waktu kecil beliau sering membeli jajanan tersebut. Akhirnya beliau memutuskan untuk membuat dan menjualnya. Tidak disangka, banyak yang minat dan membeli. Contoh seperti stik keju, dulu kita kemas polosan, sekarang sudah kami buat kemasan yang menarik.
Dalam menjalankan usaha Ibu Diah sadar harus banyak relasi. Beliau bergabung dengan komunitas usaha di Surabaya. Beliau juga sering mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan mutu produk bisnisnya. Pun juga banyak yang order dari anggota komunitas. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman, beliau juga semakin banyak relasi pengusaha di Surabaya.
Menarik Untuk Dibaca : Ada Strategi Bisnis DIbalik Posisi Indomaret dan Alfamart
Beliau juga menyampaikan, ketika usaha sedang turun, suami saya ada rezeki lebih. Jadi apapun yang terjadi tetap disyukuri, karena dengan bersyukur insyaAllah selalu ada jalan.
Saran beliau untuk para pengusaha, terutama pemula. Ketika ingin menjalani usaha yang penting kuatkan niat dan jalan saja, tidak perlu mikir macam-macam. Ketika sudah jalan, nanti akan menemukan banyak pengalaman. Seperti punya inovasi untuk produk, punya cara melayani pelanggan dan lainnya. Yang masih kurang pas di awal nanti dibenahi ketika jalan. Dan yang terpenting jangan cepat puas dengan suatu capaian. Teruslah belajar.
Untuk teman-teman yang mau mampir di Dapur Diah bisa datang ke Alamat :
Jl. Tanjungsari 3 No. 16 Surabaya
Instagram : kreasi_dapur_diah
WA : 0852 4941 1038
sumber : majalah hikmah Nurul Hayat
Mau Konsultasi?