Ada 3 hal yang mungkin bisa kita lakukan agar bisa mengadopsi teknologi AI. Apa saja ?
Pertama. Target, penting untuk mengetahui secara spesifik area bisnis mana yang ingin di improve ketika akan menggunakan AI. Jangan sampai hanya asal adopsi untuk semua area, karena belum tentu semua area bisnis bisa di improve menggunakan AI.
Jadi tidak langsung menggunakan Ai secara sporadis, ini akan bahaya. Ujung-ujungnya nanti akan kebingunan dan gagal. Efeknya membuat orang akan pesimis hingga apatis terhadap AI. Ini sangat harus dihindari, karena tujuan AI itu untuk membantu mempermudah sebuah bisnis agar efektif dan efisien sehingga bisa maksimal dalam pelayanan maupun produksi.
Jadi harus melihat dulu model bisnis kita, kira-kira area mana dulu yang bisa diterapkan dan bisa dimulai menggunakan AI. Misal di area produksi pakai kecerdasan buatan ini, di area riset ini, dan seterusnya. Jadi tidak semua kecerdasan buatan atau AI itu sama dalam satu model bisnis. Karena masing-masing bidang punya kebutuhan tersendiri dalam pekerjaannya.
Menarik Untuk Dibaca : Kenapa Mayoritas UMKM Gagal ?
Pun output dari hasil teknologi tersbut harus dirancang. Misal hasil dari AI itu untuk membuat riset semakin cepat dan tepat, atau AI itu untuk membuat personalisasi pelanggan menjadi lebih mudah. Dan lainnya.
Kedua. Transform, pikirkan transformasi apa saja yang diperlukan di setiap area yang menerapkan AI untuk mencapai outcome. Karena agar AI ini berjalan, kita harus mengkritisi bisnis proses di masing-masing area tadi. Harus detail.
Mengkritisinya juga harus melibatkan para ahli IT yang memang fokus di AI. Mereka akan membantu mencarikan solusi untuk di celah proses yang mana perlu di jalankan AI. Semisal ini ada bisnis proses A,B,C,D nah setelah di amati dan kritisi ternyata proses C ini bisa dimasuki AI agar lebih efektif dan efisien.
Oleh sebab itu, tidak semudah yang mungkin kita bayangkan dalam menerapkan AI. Karena bisnis prosesnya harus dikuliti, sebagai bahan untuk menciptakan AI.
Karena AI itu adalah sebuah elemen perangkat lunak yang dapat memahami, mempelajari, menalar dan dan memecahkan masalah. Mirip dengan pola pikiran manusia. Oleh sebab itu harus dikuliti proses bisnisnya dari awal hingga akhir, tujuannya agar AI yang dibuat sesuai kebutuhan.
Makanya para develop aplikasi atau perangkat lunak itu mereka sangat jeli dalam sebuah input, proses hingga output. Karena nanti para programmer itu akan mengetahui secara detail kebutuhan AI apa yang akan digunakan.
Ketiga. Train, yaitu latih karyawan dengan pola kerja baru dengan menggunakan AI sesuai bisnis model perusahaan. Karena tidak semua karyawan itu faham dan mau. Karena mungkin mereka sudah nyaman dengan cara yang tradisional. Makanya perlu di latih. Jadi mengubah dari yang tradisional menggunakan aplikasi. Para karyawan juga harus dikenalkan mulia dari cara kerjanya, cara menggunakannya, dan etika menggunakan AI.
Mereka juga harus dijelankan tujuan ada bisnis proses yang baru dengan menggunakan AI. Karena dengan adanya bantuan AI pekerjaan akan cepat dan mudah. Misal contoh kecil saja. Kita ketika input data pelanggan yang muncul hanya data-data saja, dengan adanya AI atau kecerdasan buatan data tersebut berubah menjadi informasi yang akan kita butuhkan, misal butuh pelanggan A ini rata-rata transaksinya atau produk yang dibeli merk apa, atau yang lainnya. Nah ini yang mengerjaka adalah AI bukan kita menganalisa secara manual. Jadi harus juga diajari etika dalam menggunakan AI tersebut.
Semoga kita bisa mengimplementasikannya pada bisnis yang sendang kita jalankan. Salam sukses, saam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Rahasia Jualan Keripik Sukses
Mau Konsultasi?