Cerita Usaha ~ Siapa yang tidak tahun kedua brand terkenai ini. Lebih dari satu abad lamanya mereka bersaing untuk berebut pasar. Mulai dari strategi marketing, kualitas produk, inovasi produk dan lainnya. Semua jurus dilakukan.

Asal mula berebut pasar yaitu sejak Tahun 1880 an. Awal mulanya Coca-Cola berdiri pada tahun 1986 terus disusul oleh Pepsi. Mereka sejak saat itu sudah mulai adu strategi marketing melalui iklan-iklan nya di koran maupun di TV. Mereka saling serang dengan cara beradu inovasi dengan harapan memikat para penikmat soda.

Pepsi terus agresif dalam menyerang Coca-Cola. Mereka pada tahun 1975 an membuat Pepsi Challenge. Konsepnya adalah mereka menggelar tantangan untuk masyarakat dengan disuruh memilih minuman soda yang disembunyikan. Nah, banyak dari mereka yang memilih Pepsi. Dan inilah yang dimanfaatkan Pepsi untuk melakukan iklan secara gencar.

Akhirnya banyak konsumen yang membeli Pepsi. Dan pada tahun 1980 Pepsi melakukan lonjakan penjualan mengungguli Coca-Cola. Pada waktu itu menjadi masa-masa suram Coca-Cola, dan sekitan kalinya harus bereaksi dengan adanya realita tersebut.

Pada tahun 1985 Coca-Cola membalas serangan dengan cara meluncurkan produk baru yaitu New Coke dengan rasa manis. Banyak orang atau konsumen yang protes akibat menghilangkan rasa oroginal Coca-Cola. Bahkan hingga banyak yang meyerbu kantor Coca-Cola dengan tulisan melarang New Coke beredar.

Kegagalsan New Coke dimanfaatkan oleh Pepsi dengan cerdas. Mereka mengangkat isu sebagai brand yang selalu mendengarkan kata konsumen. Dan selalu mengangkat citra rasa khas dari Pepsi. Pada akhirnya pasar berpindah ke Pepsi, dan penjualan pepsi meningkat.

Pada akhirnya Coca-Cola mengembalikan citra rasanya dan konsumen menjadi senang karena mereka didengar. Hal tersebut disadari Coca-Cola agar tidak terjadi kesalahan yang fatal lagi.

Menarik Untuk Ditonton : Pentingnya Mengelola Keuangan Pribadi

Sejak abad ke 20 Coca-Cola sudah bisa ditemukan di Kanaca, Kuba dan Panama. Bahkan setelah perang dunia ke 2 Coca-Cola populer di Eropa terutama di Perancis dan Jerman.

Pada waktu yang sama Coca-Cola juga sukses di Jepang, India dan China. Sedangkan di Amerika Latin menjadi minuman favorit terutama di Brazil dan Meksiko. Mereka sukses karena bisa beradaptasi dengan budaya setempat. Seperti contoh mereka membuat teh hijau di Jepang yang itu disukai oleh warga lokal.

Pepsi pun juga berekpasnsi ke Uni Sovet yang menjadi minuman soda pertama di sana. Di China mereka bekerjasama dengan perusahaan lokal, sedangkan di India mereka membeli perusahaan lokal. Ekpasnsinya terus berlanjut hingga ke timur tengah dan Afrika.

Pepsi juga melakukan diversifikasi produk. Meluncurkan produk makanan ringan dan minuman non berkarbonasi. Nama produknya seperti Lays, Doritos, Gatorade, dan disusul mengakuisisi Tropicana dan Quaker. Dengan begitu Pepsi tidak tergantung pada satu produk dan bisa menjangkau berbagai konsumen.

Coca-Cola juga tidak mau kalah, mereka berinvestasi pada produk sehat. Seperti Dasani, Honset Tea dan Air Kelapa Zico.

Pertarungan keduanya samapi juga ke isu lingkungan. Mereka berusaha menjawab trend kepedulian konsumen terhadapa lingkungan. Coca-Cola akhirnya meluncurkan program mendaur ulang botol atau kaleng yang mereka jual.

Hal yang serupa juga sama dilakukan Pepsi, dengan berkomitmen mengurangi penggunaan air dan melakukan program konservasi air.

Jika dilihat dari market share 2022 Coca-Cola masih unggul dengan minuman bersoda di Amerika Serikat dengan 46,3% sedangkan Pepsi di posisi kedua dengan 24,75 %.Tapi dari data Forbes Revenue Pepsi & Coca-Cola secara global tahun 2018 Pepsi lebih unggul dengan nilai USD 64,44 Miliar sedangkan Coca-Cola USD 31,85 Miliar.

Kenapa Revenue Pepsi lebih banyak ? Karena produk yang dijual lebih banyak daripada Coca-Cola. Jadi secara segi finansial Pepsi lebih aman ketika ada fluktuasi pasar. Coca-Cola menang hanya pada satu produknya yaitu minuman yang bersoda.

Apa yag bisa kita ambil dari cerita pertarungan kedua brand ini ?

Pertama, lihat bagaimana Pepsi sebagai penantang, tidak hanay mengikuti jejak Coca-Cola, melainkan juga berusaha menentukan arahnya sendiri.

Kedua, ketika Coca-Cola terjerat kasus “New Coke”. Mereka bisa merespon krisis dengan cepat. Ketika New Coke tidak diterima konsumen, mereka langsung menghadirkan Coca-Cola Classic.

Sangat penting bagi kita para pengusaha mendengarkan dan menghargai kesetiaan konsumen. Sebab yang dilakukan Coca-Cola tidak hanya mengembalikan produk, melainkan juga mengembalikan kepercayaan.

Ketiga. Keduannya terus berinovasi setelah mengadaptasi tren kesehatan yang terus berkembang. Mereka berusaha mempertahankan relevansi pasar yang sangat dinamis. Mereka menyesuaikan kebuthan para konsumen.

Sebagai pebisnis kita harus bisa mampu berinovasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Dan mampu mendengar keinginan pasar yang dinamis. Semua itu dilakukan agar bisa memenagkan hari sang pelanggan.

Menarik Untuk Dibaca : Xiaomi Menang Di Mobil EV