Dan pada tahun 2030 akan diperkirakan menyumbang 5.000 Triliun ke GDP. Ini sangat penting untuk kita bahas. Karena conten creator itu sangat mempengaruhi jalannya roda ekonomi yang ada di Indonesia di berbagai bidang, terutama retail.
Menariknya lagi adalah ketika orang mau belanja atau mau membeli sebuah produk, yang dilihat adalah komentar dari para influencer atau content creator lainnya. Mereka sebelum memutuskan membeli melihat review terlebih dahulu.
Untuk trend nya saat ini adalah bukan kepada mega influencer, melainkan ke mikro influencer. Ini sangat bisa menjadi peluang untuk kita. Kalau tingkatan kategori influencer itu kan dari nano influencer, micro influencer, macro influencer dan terakhir Mega influencer.
Sekarang ini para pemilik brand seringnya bermitra dengan micro influencer. Kenapa demikian ? Ternyata secara Engagement nya Micro Influencer 7 kali lebih besar dari Mega Influencer. Riset mengatakan bahwa Micro influencer bisa mencapai 20% peningkatan dari convertion Rate.
Menarik Untuk Dibaca : TikTok Shop Tutup Bukan Akhir Dari Penjajahan Digital
Karena seperti ini. Micro Influencer ini adalah mereka tema yang dibahas adalah sesuai passion atau keahlian mereka. Semisal mekanik motor, sering membuat konten mengenai motor. Orang-orang yang suka motor otomatis akan berkumpul dan engagementnya lebih banyak. Ikatannya pasti lebih kuat. Beda dengan mega influencer seperti artis-artis. Benar mereka followernya banyak. Tapi kan beda-beda kesukaannya.
Terus otentikasi konten juga sangat berpengaruh. Coba kita lihat iklan, orang pasti akan sudah tahu ini bukan otentik dari influencernya. Beda dengan konten yang memang itu datang dari influencernya sendiri.
Inilah yang memang dilirik dari para pemilik brand besar. Mereka mencari micro influencer untuk kebutuhan iklan brandnya. Dan tentu biayanya jauh lebih murah dibanding dengna mega influencer.
Nah, jika anda yang saat ini sudah memiliki follower lebih dari 10 ribu, berarti sudah punya modal untuk micro influencer. Tapi, brand tidak semudah menaruh produk atau jasanya ke kita.
Kita harus punya keunikan tertentu agar dilirik brand tersebut. Keseriuasan dalam membangun sebuah akun media sosial atau channel ini adalah kunci untuk dilirik oleh brand yang kita target. Jadi tidak asal posting.
Riset dari HubSpot menunjukkan 70% Content Marketer percaya bahwa membuat konten adalah strategi paling efektif untuk menangkap peluang bisnis. Dan bisnis yang aktif membuat konten, ini dapat meningkatkan engagement para audience atau follower. Dari engagement tinggi maka potensi untuk menjadi konversinya lebih besar.
Jika kita tidak bisa jadi konten kreator. Bisa menjadi konten marketer. Jadi produk atau jasa yang kita jual itu kita buat kontenya. Ada lagi yang bisa memanfaatkan konten ini dalam bisnis. Yaitu CEO atau leadernya. Tapi ini sangat disayangkan, hanya 20% CEO yang sadar akan hal ini.
Padahal CEO ini bisa memanfaatkan media sosial sebagai personal branding, yang ujungnya akan membuat brand menjadi naik secara integritasnya.
Kalau kita tahu, Mantan Presiden Amerika Serikat yaitu Barrack Obama dulu mainnya adalah membangun personal branding di media sosial. Nah, kenapa kita tidak memanfaatkannya. Ini kan peluang menarik.
Untuk kita yang saat ini jualan produk, maka berfokuslah untuk terus membuat konten. Apa saja kontennya. Sangat banyak, edukasi, lucu, sedih, aktivitas bisnis dan banyak lainnya.
Salam sukses, salam Satoeasa Untuk Indonesia
Menarik Untuk Ditonton : Cara Menjadi Sukses Hidup
Mau Konsultasi?