Kamis tanggal 12 agustus, Langit sangat cerah menemani kami berkunjung di salah satu UKM di desa Sriharjo. UKM satu ini sangat spesial karena produk ukm ini mengangkat warisan budaya Indonesia yaitu wayang kulit. Seperti yang sudah kita tahu wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) asli Indonesia. Namun dikutip dari CNN Indonesia bahwa Kondisi wayang kulit sebetulnya mati suri karena dalangnya semakin sedikit. Hanya ada lima dalang yang benar-benar paham dan tidak ada regenerasi dijelaskan oleh pengamat wayang Dwi Woro Retno Mastuti. Sebetulnya tidak hanya generasi dalang yang mengalami krisis tapi juga seniman pembuat wayang yang mengalami penurunan, hal ini bukan tanpa sebab, karena generasi muda saat ini juga tidak banyak yang berminat dengan warisan budaya wayang ini, justru lebih menggemari tradisi luar negeri.
Kami akhirnya sampai pada rumah seniman wayang yaitu pak Widi. Saat sampai kami sudah disambut dengan mural wayang pada dinding rumah dan meja di teras yang ternyata sedang mengerjakan wayang goro-goro.
Kami langsung dibuat kagum dengan hasil wayang kulit Bapak Widi, begitu detail, halus, rapi dan memukau. Kami juga sempat melakukan take video dan foto, ada di akhir artikel ini ya.
Tak heran jika hasil wayang kulit pak Widi sangat bagus karena pak Widi sudah 8 tahun berkecimpung menjadi seniman wayang. Pengerjaan 1 wayang sendiri bisa mencapai 1 minggu. mulai dari mengolah kulit dari nol, mengukir, cat, pengeringan dan pemasangan.
Harga dari wayang kulit ini juga beragam. Mulai dari 600rb hingga jutaan. semua tergantung dengan pemilihan bahan baku, ada dua pilihan yaitu kulit sapi atau kerbau. pemilihan cat, hingga detail dan tokoh apa yang dipilih. Selain membuat wayang kulit, pak Widi juga menerima pengerjaan mural, baik murah dengan tingkat kesulitan tinggi atau juga mural untuk TK. Selain itu pak Widi juga menerima pembuatan wayang untuk edukasi tk, sd, smp yang mana biasanya tokoh dan bahan akan menyesuaikan permintaan dari klien.
Pak Widi menceritakan awal mula tertarik dengan wayang adalah sejak kelas 5 SD lalu lanjut belajar mewarnai wayang di umur 12 tahun. Kemudian memulai usaha pembuatan wayang kulit sejak tahun 2013.
Baca juga artikel 7 Nasehat Jack Ma Untuk Para Pebisnis
Saat kami bertanya, “Apa yang membuat bapak widi tertarik dengan wayang kulit?”
Pak widi menjawab, “ Karena saya mengagumi seniman-seniman wayang jaman dulu yang sangat luar biasa dimana mereka bisa menciptakan banyak sekali karakter wayang kulit. Dan juga ikut melestarikan budaya karna wayang kulit termasuk warisan dunia yg harus kita jaga kelestarianya”.
Pak widi memiliki harapan Semoga kedepan lebih banyak lagi generasi muda yang mencintai wayang kulit. Saat ini Pak Widi hanya melakukan penjualan melalui media Facebook. Semoga dengan adanya program DESA PRENEUR yang diadakan oleh satoeasa dengan dinas koperasi dan usaha menengah atau PLUT DIY dapat membantu usaha seperti Luthfi art milik Bapak Widi dapat berkembang dan memperluas pemasarannya.
Mau Konsultasi?