Cerita Usaha ~ Tulisan ini akan kita mulai dari berawalnya dari pasar tanah abang. Waktu itu Pak Zulkifli Hasan Menteri Perdagngan Indonesia datang ke pasar tanah abang. Banyak poster yang bertulisan tutup online shop, tutup tiktok dan sebagainya.
Ini awalnya Tik Tok Shop di tutup. Muncul aturan meteri perdagangan nomor 31 Tahun 2023. Yang isinya Revisi melarang social commerce yang menggabungkan e-commerce dan social media. Social commerce yang ingin berjualan, harus punya aplikasi e-commerce terpisah.
Akhirnya TikTok ditutup. “ Kami tidak akan lagi memfadilitasi transaksi e-commerce di dalam TikTok Shop Indonesia.
Dalam penutupan TikTok Shop ada tiga isu yang perlu dipahami.
Pertama. TikTok Shop dianggap menciptakan iklim perdagangan yang tidak adil. Algoritmanya berpihak kepada kelompok tertentu. Mereka juga menjual produk impor yang sangat murah. Hal tersebut banyak yang curiga bahwa algoritma TikTok sengaja dibuat untuk kelompok tertentu saja. Mereka yang menjual produk impor yang murah.
Menurut INDEF ( Institute for Development of Economics and Finance ) megatakan bahwa 74% produk yang dijual di TikTok Shop adalah produk impor. Situasi tersebut sangat berdampak kepada pelaku UMKM yang terpinggirkan. Karena jelas, masyarakat Indonesia sendiri pasti memilih barang yang lebih murah dengan kualitas yang sama. E-commerce dilarang sekaligus menjadi produsen. Larangan itu bisa mencegah e-coomerce mengistimewakan pemasaran produknya sendiri di dalam platformya
Menarik Untuk Ditonton : Kemasan Menarik Dan Unik
Kedua. Pemerintah tindak mengizinkan adanya social commerce. TikTok tidak boleh menjadi aplikasi media sosial dan e-commerce dalam satu platform. Menteri perdagangan pernah bilang : “ Sosial e-commerce itu hanya boleh memfasilitasi promosi barang atau jasa, dan tidak boleh melakukan transaksi langsung, bayar langsung, enggak boleh lagi.”
Ketiga. Live shopping di TikTok Shop dianggap membuat jualan para pedagang offline seperti di tanah abang menjadi tidak laku. Tetapi masalah pasar sepi ini bukan salah dari media onlinenya. Pak Zulkifli Hasan mengatakan : “ Jadi memang harus emngikuti perkembangan, saya bilang ke teman-teman di Pasar Tanah Abang, Sekarang pasar sayur aja online, apalagi pasar-pasar yang jual barang-barang komersial, pakaian, sepatu, itu kan harus juga memilih selain offline, yaitu online.”
Kita semua harus bisa melihat dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Lebih-lebih di dunia teknologi. Keinginan dan ekspektasi pelanggan juga terus berubah. Skerang lihat saja, mal – mal dimanapun tempatnya sekarang menjadi pusat gaya hidup, bukan menjadi pusat perbelanjaan.
Saat ini corporasi atau perusahaaan besar banyak muncul fenomena luddisme. Luddisme itu gerakan ludddite yang muncul pada abad 19 di Inggris. Waktu itu pekerja pada ngamuk dan menghancurkan mesin-mesin yang ada di prabrik. Mesin-mesin tersebut dianggap ancaman, karena mereka akan kehilangan pekerjaan.
Luddiseme ini disebutkan untuk kelompok yang menentang teknologi. Yang mereka takut akan menjadi ancaman karena tenaga manusia tidak dibutuhkan lagi. Karena saat ini banyak yang sudah menggunakan mesin canggih.
Dengan kemajuan teknologi, konsumen sangat mudah mengakses informasi. Itu menimbulkan ekspektasi yang tinggi dari konsumen atau pelanggan.
Jika sampai sebuah perusahaan atau kelompok menjadi Luddisme ini akan sangat mempengaruhi konsumen saat ini. Bisa-bisa perusahaan akan rugi.
Oleh sebab itu semua orang, semua perusahaan harus siap dengan adanya perkembangan di industri teknologi dan komunikasi yang kian cepat.
Sebuah perusahaan yang menutup diri dari perubahan konsumen maka dapat dipastikan tidak akan lagi bertahan lama. Intinya saat ini konsumen itu memiliki ekspektasi yang tinggi terhdapa sebuah produk atau layanan. Semoga bermanfaat. Salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Rahasia Sukses Iklan Marjan
Mau Konsultasi?