Mungkin umur di bawah 30 tahun sudah sukses dalam berbisnis. Tapi harus memperhatikan pondasi dasar untuk apa berbisnis. Bisnis itu ujungnya adalah keuntungan. Mau dibawa kemana keuntungan tersebut. Untuk bisa membawa menjadi taat kepada Allah atau justru sebaliknya. Ketika keuntungan banyak apakah bisa mengelola keungan dengan baik dan benar. Karena juga percuma ketika keuntungannya besar, tapi tidak bisa mengatur keungan dan tidak mau belajar, maka pasti tentu akan menjadi sebuah bomerang.
Sekarang kita coba pelajari secara umum. Ketika usia 20 tahuanan pasti mencoba hal yang kita semua mau lakukan. Dan mengambil opportunities ( peluang ) yang kita bisa. Karena di masa usia inilah banyak mengatakan iya untuk semua hal. Betul ya ?
Beda lagi dengan anak muda di usia 20 tahunan yang malas-malasan, hanya megandalkan harta orang tua. Yang kita bahas di sini adalah anak muda yang punya kekuatan daya juang yang tinggi. Anti malas, dan mau terus belajar.
Pasti di usia tersebut, masih mencari banyak peluang, karena belum menemukan hal yang tepat untuk dirinya dalam berbisnis.
Contoh misal awalnya mungkin kerja ikut orang, setelah itu keluar membuka bisnis kuliner. Gagal. Terus selajutnya bisnis di bidang jasa. Gagal. Coba lagi dengan berbagai bidang bisnis. Dari situlah, sadar tidak sadar membentuk sebuah pengalaman yang itu menjadi modal ke depan. Insya Allah pasti dengan kegigihan tersebut akan menemukan bisnis yang menjadi tujuannya.
Barulah ketika usia sudah 30 an, sudah tidak lagi memikirkan peluang ( opportunities ). Yang perlu dipikirkan adalah memilih mana yang menjadi partner dan mana yang tidak. Jadi misal bisnis apa yang tidak boleh dibangun, kesempatan apa yang bisa diambil. Jadi ketika feeling kita mengatakan tidak, ya berarti tidak. Jadi intinya adalah lebih menfilter untuk segala hal. Jadi lebih tahu porsi-porsi mana yang harus dilakukan, dan porsi mana yang tidak perlu dijalankan.
Hal tersebut memang bisa kita lakukan ketika sudah mengakumulasi relasi, network, maupun peluang. Barulah menginjak pada level yang dijelakan di atas.
Selanjutnya adalah ketika kita sudah punya uang. Belilah waktu. Bagaimana caranya ?
Pertama, tentu harus stabil secara financial dan bisa meningkatkan kualitas hidup. Apalagi ini akan jangka panjang. Jadi kita harus mulai belajar bagaimana caranya mengatur keuangan dengan baik dan benar.
Menarik Untuk Dibaca : Untuk Calon Pengusaha Yang Mulai Dari Nol
Kedua kita bisa membeli waktu dengan cara mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain atau memberi pekerjaan kepada orang lain yang sifatnya rutinitas harian. Jadi kita bisa fokus untuk belajar yang lain. Misal. Kita membayar orang untuk melakukan pekerjaan rumah. Kita belajar mungkin digital marketing, atau hal yang lain. Mungkin kita mengeluarkan uang 500 – 1 juta. Tapi kita punya skill yang bisa digunakan untuk menutupi tersebut.
Cara selanjutnya adalah semakin tua, tidak akan peduli apa kata orang. Tapi telingannya dibuka lebar, mendengar lebih banyak dibandingan ketika masih muda. Karena ada teori seperti ini, semakin orang bodoh maka akan merasa semakin pintar. Tetapi semakin orang pinter maka akan merasa sangat bodoh. Ketika merasakan masih bodoh maka hal yang dilakukan adalah untuk belajar. Orang pinter itu secara teori akan semakin semangat dalam belajar.
Perjalanan proses di atas akan sangat berguna dalam dunia bisnis. Salam sukses, salam Satoeasa Untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Pentingnya Mengelola Keuangan
Mau Konsultasi?