Oleh sebab itu Google mendirikan server google cloud yang aman di Israel. Nah darisinilah Google Deep Mind tidak setuju jika teknologi mereka digunakan untuk kebutuhan militer, karena ketika kontrak akuisisi mereka menyepakati tidak digunakan untuk kebutuhan militer. Teknologi ini bisa mengenali bentuk wajah dan pengenalan objek serta palacakan otomatis.
Kontrak tersebut tidak pernah muncul di Media, dan pada akhirnya ada yang membeberkannya terkait kerjasama tersebut. Itulah yang membuat mereka geram.
Teknologi hasil projeck Nimbus ini bisa digunakan untuk menargetkan dan mengawasi warga Palestina, sehingga berkontribusi pada pelanggaran hak asasi manusia. Ini lah yang menjadi dasar para karyawan Google dan Amazon protes besar-besaran. Ratusan karyawan google dan amazon menandatangani petisi keberatan dan melakukan demonstrasi di luar kantor Google.
Kekhawatiran para karyawan sudah sejak pada tahun 2021 ketika menteri keuangan Israel menandatangani di konferensi dan mengatakan :
Pertama : Kementerian Keuangan Israel secara jeals menyatakan pada tahun 2021 bahwa nimbus akan digunakan oleh kementerian pertahanan.
Kedua. Layanan yang mungkin diberikan Google kepada pemerintah Israel. Dan Ketiga Google tampaknya tidak mampun mengawasi penggunaan teknologinya oleh Israel.
Menarik Untuk Dibaca : Fintech ini Kuasai 55% Transaksi di China
Ketiga alasan itulah yang menjadi dasar kuat demo para karyawan Google dan Amazon.
Jackie Kay dari AI DeepMind Google mengatakan : “ Kami tidak banyak mengawasi apa yang dilakukan pelanggan cloud, karena alasan yang jelas, sehingga bagaimana kami bisa yakin bahwa teknologi in itidak disalahgunakan untuk tujuan militer ? “
Gabriel Schubier mantan Peneliti Google mengatakan : “ Menyerahkan teknlogi canggih ke tangan institusi yang ingin menyalahgunakan AI dalam perang sangat tidak etis. Ini seperti menghianati para insiyur yang mengembangkan Google Cloud.”
Karena sangat tidak mungkin Israel menggunakannya untuk tidak kekerasan. Pasti akan digunakan untuk kekerasan terhadap warga Palestina.
Ada puluhan orang atau karyawan Google yang telah dipecat. Kurang lebih sekitar 50 orang akibat demonstrasi tersebut. Setiap orang yang dipecat memang terlibat langsunf dalam aktivitas yang mengganggu dan sudah mereka pastikan dengan teliti. Penyelidikan kami terhadap peristiwa ini sudah selesai.
Sundar Pichai CEO Google mengataka : “ Ini adalah bisnis, bukan tempat untuk bertingkah yang mengganggu rekan kerja atau membuat mereka merasa tidak aman. Bukan tempat untuk memanfaatkan perusahaan sebgai panggung pribadi atau bertengkar mengenai isu kontroversial atau politik.”
Dia Menambahkan : “ Ketika kita datang bekerja, tujuan kita adalah mengatur informasi dunia agar mudah diakses dan bermanfaat. Itu yang paling utama dan saya mengharapkan kita semua bertindak dengan fokus yang mencerminkan hal itu.”
Jane Chung mengatakan kepada The Washington Post : “ Tindakan Google ini merupakan upasa menekan perbedaan pendapat, membungkam karyawan, dan memperkuat kontrol atas mereka.”
Yang pada akhirnya banyak karyawan yang takut bicara tentang proyek Nimbus. Mantan Karyawan Google Vidana Abdel Khalek mengatakan : “ Banyak yang menentang, tapi taku kehilangan pekerjaan atau dibalas. Pemecatan Hatfield adalah bentuk balasan yang jelas.”. Tetapi pihak Google membatahnya dengan alasan pemecatan tersebu bukan tindakan balasan.
Eddie Hatfiled seorang insiyur perangkat lunak google cloud mengatakan : “ saya rasa google memecat saya karena mereka melihat gerakan ini mendapat banyak dukungan dan mereka ingin menimbulkan efek menakutkan dengan memecat saya, untuk menjadikan saya contoh.”
Efek dari pemecatan insisyur terbut menuai protes dari internal. Beberapa karyawan yang mengundurkan diri. Karena menganggap Google telah membantu dalam kekejaman Israel. Bahkan karyawan Google Indonesia juga mengundurkan diri, karen Proyek Nimbus tersebut.
Googel melakukan klarifikasi yaitu “ Kami sudah sangat jelas bahwa kontrak Nimbus hanya untuk operasi yang berjalan di platform komersial kami, yang digunakan oleh berbagai kementerian pemerintah Israel, termasuk keuangan, kesehatan , transportasi, dan pendidikan. Kami tidak terlibat dalam proyek militer yang sensitif atau terkalrifikasi yang berkaitan dengan senjata atau layanan intelejen.”
Sedangkan Amazon : “ Kami berkomitmen untuk menyediakan teknologi Cloud terdepan untuk semua pelanggan, tidak terbatas lokasi mereka. Perusahaan juga mendukung karyawan yang terkena dampak perang dan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan.”
Sdangkan pemerintah Israel belum ada klarifikasi.
Kegigihan para karyawan yan gmenentang ini adalah sebuah moral tentang kemanusiaan. Karena kontrak nimbus tersebut sangat berpotensi untuk disalahgunakan oleh Israel sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia. Karena sekarang pun warga Palestina yang dicamp pengungsian juga di Bom. Mereka sangat begitu kejam. Anak-anak, perempuan menjadi sasaran. Itulah yang menjadi kekesalan para karyawan Google yang menentang proyek Nimbus. Bahkan insinyurnya. Google sangat jelas, hanya mementingkan keuntungan daripada etika dan kemanusian. Itu Poinnya.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Membuat Poster di Canva
Mau Konsultasi?