“ Kami berbicara tentang keinginan Presiden melihat ada manufaktur produk Apple di negara ini dan hal itu adalah suatu yang akan kami pertimbangkan. Kemampuan dan daya tarik investasi di Indonesia memang besar dan Indonesia adalah lokasi yang sangat potensial ” Ucap Tim Cook.
Kelihatannya Indonesia sangat serius dalam menawarkan Apple untuk berinvestasi di manufaktur. Sampai – sampai Luhut Binsar Pandjaitan Kementerian Maritim dan Investasi mengatakan : “ Indonesia siap meberikan insentif lebih menarik dibandingkan yang ditawarkan Thailand dan India. Asalkan Apple mau berinvestasi lebih besar di tanah air. Pemerintah akan mempelajari dan kalau perlu mengadopsi insentif yang telah diberikan kedua negara tersebut. Terutama insentif dalam hal pembebasan pajak impor bahan baku produksi.”
Menarik Untuk Dibaca : Apa Yang Saat Ini Sedang Terjadi di Boeing ?
Pantas saja, karena nilai investasi Apple di Indonesia hanya 1,6 Triliun. Sedangkan di Vietnam 256 Triliun Rupiah. Apa yang menjadi daya pikat Vietnam, sehingga menarik minat Apple untuk investasi besar di negara tersebut ?
Menurut Bhima Yuhistira seorang Direktur Eksekutif Center of Economic anda Law Studies :
Pertama. Karena vietnam pnya tenaga-tenaga kerja dengan keahlian vokasional yang lebih memadai untuk industri manufaktur teknologi informasi.
Kedua. Secara geografi mereka dekat dengan China.
Ketiga. Vietnam menjadi alternatif strategis untuk produksi manufaktur produk teknologi informasi setelah terjadi perang dagangn antara Amerika dan China.
“ Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap produk domestik bruto Vietnam mencapai sekitar 23%, sedangkan Indonesia hanya sekitar 18%.”
Berdasarkan data dari IDC Apple sudah menjadi vendor smartphone terbesar di Vietnam setelah Oppo dan Sammsung. Pun data dari Nikkei Asia mengatakan bahwa Desember 2023 Apple mengalihkan produksi Ipad, MacBook dan Apple Watch ke Vietnam.
Apa yang menjadi alasan Apple memilih Vietnam bukan Indonesia ?
Karena Indonesia ini masih berbenah dalam bidang manufaktur. Sebenarnya keinginan tersebut bisa terwujud. Jika Indonesia mau berubah, benar – benar mau mengatasi masalah – masalah yang ada.
Ada masalah yang mendasar. Seperti Kebijakan TKDN Ponsel merugikan merek lokal Indonesia, karena pabrik-pabrik perakitan di Indonesia gagal menghasilkan merek lokal atau mendukung lahirnya talenta-talenta muda dalam pembuatan ponsel Indonesia.
Pun juga dalam hal rantai pasok menjadi salah satu penyebab tidak diliriknya Indonesia mendapatkan industri manufaktur. Seperti halnya yang dikatakan oleh Ahmad Heri Firdaus dari Ekonom Indef : “ Investor biasanya memilih negara yang dekat dengan pasar besar atau sumber bahan baku. COntohnya, India yang bisa menjadi destinasi investasi ponsel pintar yang populer karena ukuran pasarnya besar.”
Indonesia juga harus meningkatkan keterlibatannya dalam Rantai Pasok Nilai Global, Global Value Chain atau GVC, khususnya di sektor ponsel pintar dan teknologi.
Indonesia juga masih sangat bergantng komponen impor untuk pabrik-pabrik elektronik. Direktur Ekonomi Digital Nailul Huda mengatakan : “ Saya meragukan kemungkinan Apple akan membuka pabrik di Indonesia. Sebab perusahaan Apple pasti mempertimbangkan banyak aspek seperti kesiapan teknologi, inovasi dan sumber daya manusia.” Berdasarkan data GII 2023 at a glance Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Vietnam , Malaysia, Thailand, dan Singapura. Itulah sebabnya Vietnam menjadi pilihan Apple, karena dari segi regulasi mereka juga lebih siap.
Indeks Kinerja Logistik ( LPI ) Bank Dunia tahun 2023 Indonesia menempati ke-63 dari 139 negara, turun 17 peringkat dari tahun sebelumnya. Biaya logistik di Indonesia 14,29% dari PDB 2023.
Berdasarkan data penelitian OECD Better Policies For Better Liives mengatakan Indonesia berada di peringkat ke empat sebagai negara dengan iklim investasi asing paling tertutup di dunia, setelah Libya, Palestina dan Filipina.
Oleh sebab itu maklum jika melihat kelemahan tersebut Apple tidak melirik untuk investasi manufaktur. Apple menjadikan Indonesia sebagai pasar dan pengembangan teknologi aplikasi lewat Apple Academy. Penelitian dari Meltwater ada 353,3 juta nomor seluler aktif. Padahal populasi negeri in icuma 278,7 juta. Ini menandakan bahwa pengguna ponsel pintar di Indonesia sangatlah banyak.
Berdasarkan pernyataan dari Andry Satrio Nugroho dari INDEF : “ Tujuan Tim Cook ke Indonesia adalah agar produk-produk Apple bisa terpasarkan di Indonesia dengan dukungan kepastian pemerintah, Apple berusaha mengamankan pasar Indonesia dan memenuhi syarat TKDN.”
Oleh sebab itu lebih masuk akal bagi Apple untuk mengembangkan talenta pengembang aplikasi di Indonesia daripada merakit produk di Indonesia.
Tapi pada akhir April Satya Nadella CEO Mirosoft datang ke Indonesia yang akan berenca berinvestasi untuk pengembagan AI dan Computing Clound dengan nilai investasi kurang lebih 20 Triliun Rupiah. Hal ini akan menjadi peluang besar untuk Indonesia dalam meningkatkan talenta – talenta untuk masa depan.
Semoga ke depan Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi juga sebagai pemain di bidang teknologi dan terus berinovasi.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Mendaftar Sertifikat Halal Online Gratis
Mau Konsultasi?