Memang Apple target marketnya adalah orang-orang yang secara finansial menengah ke atas. Dan Apple ini sangat konsisten dalam melakukan inovasi dan kreasi. Banyak ilmu-ilmu yang bisa kita ambil dari perusahaan tersebut.
Kita masuk ke contoh inovasi dari Apple. Kita tahu smartphone dengan kamera depan, pasti memakan layar bagian atas. Dan itu terkadang sangat mengganggu. Banyak perusahaan smartphone untuk mengakalinya dengan membuat lensa kamera sekecil mungkin.
Begitu juga dengan Apple, bahkan kamera depan apple ukurannya begitu besar yang akhirnya menjadi komplain dari para pelanggan. Dengan adanya problem ini Apple berpikir menyamping. Memang Apple komitmennya tidak mau mengekor dengan perusahaan sejenis lainnya. Dia pasti menjadi pioner teknologi.
Dengan adanya problem tersebut Apple dengan Apple 14 Pro menciptakan produk kamera depannya diberikan teknologi dynamic island. Jadi layar atas tengah yang biasa untuk kamera depan itu, bisa digunakan sebagai note-note aplikasi, jadi bisa difungsikan. Dan kamera depannya tersembunyi.
Tetapi dengan adanya terobosan ini banyak yang menganggap ini adalah gimmick . Sebenarnya tidak. Ada yang menganggap Apple mencontek milik LG. Tapi sangat berbeda.
Bahkan sekarang smartphone android seperti Xiaomi dan kawan-kawannya sudah mulai meniru fitur dynamic island. Pihak Apple tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena prinsip mereka adalah Inovasi memisahkan sang pemimpin dari pengikutnya, ini adalah kata Steve Job.
Nah, sekarang akan kita bahas mengenai berpikir menyamping untuk problem solving. Atau kita sebut Lateral Thinking. Konsep ini disosialisasikan oleh Edward De Bono pada tahun 1967. Maksud dari Lateral thinking ini adalah berfikir menyamping. Karena pada umumnya orang itu berpikir secara linear. Misal, ada banyak tembok yang mengelupas, solusinya ya ditambal. Jika orang yang berfikir menyamping, akan memanfaatkan masalah tersebut menjadi hal yang menarik. Misal kelupasan tembok itu dijadikan hiasan dinding dengan menambahkan teknik-teknik seni. Inilah yang dilakukan Apple. Ketika ada problem dan ini dialami semua perusahaan, maka Apple berfikir menyamping.
Tetapi tidak semua masalah dilakukan menggunakan pendekatan lateral thinking. Ketika ada masalah, dan sudah ada solusi pastinya gunakan saja.
Problem solving menggunakan lateral thinking ini digunakan untuk masalah-masalah yang memang susah untuk mencari solusinya. Dan orang yang biasa berfikir menyamping atau lateral thinking lebih kreatif dan inovatif.
Sekarang kita beralih ke contoh yang lain. Kita tahu sebuah rumah sakit mempunyai scan MRI. Nah ada permasalahan ketika yang dilakukan scan itu anak-anak. Karena ruang yang besar dan suara yang berisik akhirnya anak-anak tidak mau diam, mereka takut.
Menarik Untuk Dibaca : Dibalik Suksesnya Hotwheels
Solusinya apa, jika berpikir linear. Pasti akan membuat scan MRI menjadi lebih kecil dan menghilangkan suara berisiknya. Ini akan memakan waktu dan biaya banyak. Akhirnya pemikiran lateral nya adalah mendesain ulang ruangan menjadi seperti wahana permainan anak-anak. Dan memberikan sentuhan pendekatan ke anak-anak ketika mau dilakukan scan.
Contoh lagi, di negara Swedia. Karena angka kecelakaan banyak, penyebabnya para pengendara sering kebut-kebutaan. Maka apa yang dilakukan pemerintah Swedia ?
Padahal sudah menggunakan speed camera, agar ketika kebut-kebutan bisa terekam dan langsung kena denda. Ternyata ini tidak begitu membantu, tetap ada yang kebut-kebutan dan tetap banyak terjadi kecelakaan.
Terus apa yang dilakukan ?
Akhirnya pemerintah Swedia menerapkan peraturan. Bagi yang melaju dengan kecepatan Standar di jalan prioritas maka akan mendapatkan hadiah. Dengan adanya kebijakan ini hasilnya bisa menurunkan 20% pelanggaran lalu lintas. Terus uangnya dari mana, uangnya dari para pelanggar lalu lintas tersebut. Inilah yang disebut berpikir lateral thinking.
Contoh lagi, sebuah hotel ada lift yang dikeluhkan oleh konsumen. Karena membukanya lama. Apa yang akhirnya dilakukan oleh pihak hotel ?
Jika mengganti lift nya biayanya sangat mahal. Akhirnya di samping lift diberikan cermin. Gunanya untuk menarik perhatian orang yang akan menggunakan lift. Mereka sibuk menggunakan cermin, dan tidak sadar lift terbuka. Jadi keluhan para konsumen juga berkurang.
Intinya adalah ketika ada masalah yang itu solusinya ada tapi tidak efisien, maka coba berfikirlah menyamping atau cara lain yang lain yang lebih efektif dan efisien. Inilah yang dinamakan lateral thinking.
Salam sukses, salam SATOEASA untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Izin Edar untuk Produk Susu Formula dan Makanan/Snack Bayi
Mau Konsultasi?
1 Comment
Thanks a lot for sharing this with all of us you actually know what you’re talking about! Bookmarked. Kindly also visit my site =). We could have a link exchange contract between us!