Tentu omset menurun atau sepinya penjualan itu harus dianalisa terlebih dahulu. Pasti ada penyebabnya, tidak ada yang tiba-tiba sepi. Mungkin apakah dari segi kualitas produknya. Apakah dari segi tim marketingya atau hal lainnya.
Kalau dari sisi marketing, ada dua cara. Pertama horizontal sales. Yaitu menaikkan penjualan dengan menambah customer baru. Tentu ini juga membutuhkan effort atau usaha lebih.
Cara kedua dengan vertical sales. Yaitu menaikkan omset dengan memanfaatkan pelanggan yang lama atau konsumen yang sudah pernah beli. Ini jauh akan lebih mudah, karena mereka pernah merasakan produk yang kita jual. Caranya buka database customer, kontak mereka satu – persatu dengan cara WA Blast atau Siaran. Intinya adalah menjalin komunikasi lagi dengan mereka yang sudah pernah beli. Meskipun mereka tidak beli, mereka para konsumen akan merekomendasikan kepada teman atau saudaranya untuk mencoba produk yang Anda jual. Ini akan membuat penjualan atau omset meningkat.
Menarik Untuk Dibaca : Perusahaan yang Mengalahkan Kompetitornya Dnegan AI
Untuk strateginya agar maksimal adalah kerjakan yang vertical sales terlebih dahulu. Ketika sudah maksimal dan mentok maka kerjakan yang horizontal sales. Ini akan lebih mudah dalam menaikkan penjualan.
Dalam marketing ada beberapa hal yang harus di cek agar bisa menganalisa yang menjadi penyebab turun atau sedikitnya penjualan.
Pertama leads atau seberapa banyak orang yang chat kedalam nomor hotline kita. Seberapa banyak orang yang datang ke kantor atau tempat offline kita. Ini harus bisa dihitung. Dan seberapa banyak orang yang order produk yang kita jual.
Kedua, adalah closing ratio. Jadi berapa banyak orang yang bisa closing ketika datang ke kantor maupun chat melalui nomot hotline kita. Ini harus bisa diukur juga. Jadi seberapa banyak orang yang sudah datang itu membeli produk kita. Karena ketika orang datang itu pasti belum tentu membeli. Apalagi konsumen baru, mereka pasti punya pertimbangan dengan merk lain.
Ketiga, average order value. Jadi ini terkait up selling dan cros sellingnya. Menawarkan produk lain ataupun meningkatkan yang pertama belanjanya hanya 50.000 menjadi 70.000 atau diatasnya dengan produk yang sama. Atau menawarkan produk lain yang mungkin mereka juga butuh.
Keempat adalah retention rate, atau repeat order. Ini juga penting untuk diukur. Ketika orang belanja ke toko atau menggunakan jasa kita itu sudah berapa kali. Dan kita juga harus bisa mengukur kapan mereka akan beli lagi. Misal usahanya galon pengisian ulang. Disetiap pembelian kita berikan kupon. Ketika kupon sudah terkumpul 10 maka akan gratis isi ulang 1 kali. Ini kan otomatis orang akan beli sebanyak 10 kali berdasarkan kupon yang kita beri. Karena pada dasarnya orang itu senang diberikan iming-iming seperti kupon, diskon dan lainnya.
Jadi sebelum kita inign meningkatkan omset atau penjualan harus tau frameworknya dulu. Agar bisa mengetahui, letak dimana kesalahan atau kurang maksimalnya dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Ketika sudah tahu penyebab sepinya penjualan, maka akan lebih mudah untuk dicarikan solusi. Kalau kita hanya menerka-nerka tanpa adanya data, ya akan susah. Tidak akan maksimal dalam pengerjaannya.
Misal problemnya pada leads, berarti kurangnya pengunjung di toko kita. Solusinya yang tadi ngiklan atau chat konsumen-konsumen yang sudah pernah beli.
Atau misal problemnya pada closing ratio, sudah banyak orang yang mampir tapi banyak yang tidak closing. Berarti solusinya adalah belajar lagi tentang teknik closing. Pelajari lagi lebih dalam agar orang bisa percaya membeli produk yang kita jual, terlebih jika produk yang kita jual itu kompetitornya banyak.
Jadi kesimpulannya adalah cari problem penyebab sedikitnya omset, setelah itu barulah fokus pada solusi untuk mengatasinya.
Semoga bermanfaat. Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Membuat Katalog di WA Businnes
Mau Konsultasi?