Chat GPT merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Open AI yang dibangun sejak tahun 2015 oleh Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman dan lainnya. Mereka mengembangkan Open AI yang ramah untuk membantu kebutuhan manusia. AI sendiri artinya kecerdasan buatan. Selain Chat GPT Open AI juga mengembangkan Whisper untuk mengenali suara otomatis. Dan juga Dall.E yang bisa menghasilkan gambar dari tulisan.
GPT adalah model bahasa berbasis neural network. Dia menggunakan unsupervised untuk menghasilkan teks bahasa alami. Model ini dilatih dengan memanfaatkan dataset sebesar lebih dari 40 GB dari teks internet.
Apa saja yang bisa dilakukan Chat GPT ?
Tidak hanya itu Chat GPT bisa diajak ngobrol melalui chat, juga bisa melakukan penolakan jika ada yang tidak pantas. Pun juga bisa membuat lelucon jika pas Anda BT.
Kenapa Chat GPT ini bikin heboh ? karena pekerjaan atau dari chat GPT ini biasanya dikerjakan oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya.
Memang banyak orang khawatir dengan hadirnya Chat GPT ini. Apalagi di dunia pendidikan. Karena Chat GPT juga bisa mengerjakan kebutuhan-kebutuhan di bidang pendidikan. Tidak hanya itu bisa jadi mendisrupsi pekerjaan di sektor ekonomi bidang keilmuan. Seorang sejarawan yaitu Yuval Noah Harari Mengatakan kita tengah menghadapi situasi unik dalam sejarah umat manusia. Untuk pertama kalinya kita tidak memahami bagaimana gambaran pasar kerja pada 20 hingga 30 tahun mendatang.
Menarik Untuk Dibaca : Tips Optimasi SEO Pada Website
Bisa jadi chat GPT ini mendistrupsi pekerjaan copywriter, content writer, programer pemula dan knowledge worker lainnya. Chat GPT juga membuat para guru dan dosen cemas. Karena muridnya sangat bisa mengakses Chat GPT guna untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Bayangkan saja karena Chat GPT bisa mengerjakan semuanya, essay, musik, desain, eksak dan lainnya.
Apakah ChatGPT akan menyaingi google ? Jawaban dari pendirinya tidak mungkin. Karena google itu sudah menguasai 90% mesin bisnis pencari. Basis data google juga sangat luas sekali. Google yakin kalau kehadiran chat GPT itu lebih banyak membantunya. Karena ketika orang mengetik chat GPT pasti mesin pencarinya kebanyakan memakai google. Tetapi google juga harus terus waspada dengan perkembangan chat GPT ini.
Beda dengan Microsoft, mereka memberikan support berupa investasi ke Open AI. Karena mereka bisa menambahkan kecerdasan buatan dalam aplikasi-aplikasi milik microsoft. Stya Nadela Mengatakan “Jelas akan ada pekerjaan-pekerjaan yang akan tergantikan oleh AI. Sepanjang secara manusia, kehadiran teknologi, apapun itu, selalu memberikan implikasi tersebut. Namun semestinya sekarang ini kita sudah lebih baik dan lebih siap mengantisipasinya, karena informasi dan ilmu sudah lebih mudah diakses.”
Jadi kita harus menganggap Open AI ini sebagai tools untuk mempermudah teknis pekerjaan kita. Seperti halnya kalkulator, mesin ejaan pada word. Biarkan AI yang mengerjakan.
Yang belum bisa tergantikan oleh AI yaitu soft skill seperti kreatifitas, novasi, komunikasi, problem solving dan hubungan interpersonal.
Tentu Chat GPT ini akan terus dikembangkan. Untuk kita harus memiliki sudut pandang yang bisa memanfaatkan kehadiran kecerdasan buatan ini agar lebih produktif dalam melakukan pekerjaan.
Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Memahami Psikologi Warna Dalam Kemasan Produk
Mau Konsultasi?