Kenapa bisa begitu? Mungkin karena dari kecil kita ditanamkan mindset: kerja keras = hasil manis. Padahal hidup, apalagi jualan online, nggak sesederhana itu. Hidup itu bukan matematika. Lebih mirip game survival, karena musuh kita bukan cuma algoritma platform, tapi juga mood calon customer, tren yang terus berubah, bahkan kondisi saldo mereka yang tipis di tanggal tua.
Jadi, kalau kamu udah posting nonstop selama 30 hari seperti kata “guru-guru” bisnis, tapi closing-nya cuma tiga biji, itu belum tentu tanda kamu gagal. Bisa jadi kamu udah kerja keras, tapi belum kerja cerdas. Mungkin bukan waktunya yang salah, tapi caranya. Misalnya kamu sudah konsisten bikin konten, tapi…
– Udah nyampe belum tuh ke target market?
– CTA-nya jelas nggak?
– Produkmu menarik, tapi kamu tampil di hadapan audiens yang salah.
Contoh: kamu jual jas, tapi show-up di komunitas yang dominannya pakai kaos. Kan nggak nyambung.
Evaluasi itu penting, cuy. Karena di dunia online, kerja keras itu syarat masuk, tapi bukan jaminan sukses. Banyak dari kita frustrasi bukan karena gagal total, tapi karena ekspektasi yang ketinggian. Baru mulai jualan, follower masih 200, tapi udah ngarep omzet Rp100 juta per bulan. Hello, kita ini belum jadi siapa-siapa. Belum ya, bukan nggak bisa.
Menarik Untuk DIbaca : Ide Bisnis UMKM di Desa
Mau naik gunung tapi pakai sendal jepit, cuma bawa satu botol minum, gimana bisa sampai puncak? Target harus realistis. Pecah jadi target kecil dulu. Daripada langsung target Rp100 juta sebulan, coba dulu 100 orderan pertama. Daripada ngejar viral, ubah mindset jadi: buat konten yang bisa bantu satu orang dulu. Nanti dari satu jadi sepuluh, seratus, seribu, bahkan jutaan.
Anggap aja seperti makan pizza. Nggak mungkin dong langsung ditelen satu loyang. Harus satu slice dulu. Sama halnya dengan proses jualan online. Nikmati perjalanannya, bukan cuma kejar hasilnya.
Masalahnya, sekarang ini banyak banget flexing. “Di rumah aja dapat Rp20 juta.” “Akun faceless bisa hasilkan puluhan juta.” “IRT sambil jaga anak bisa closing jutaan.” Jujur aja, gua nggak percaya itu semudah kelihatannya. Pasti ada proses. Kalau tanpa proses, ya bisa jadi itu jalan pintas. Dan jalan pintas itu seringkali scam, overclaim, atau tipuan marketing buat jual e-course.
Jadi kalau kamu udah kerja keras tapi hasilnya masih sepi, mungkin yang kamu butuh bukan tambah kerja… tapi istirahat. Ambil jeda. Serius, capek itu bukan berarti kamu lemah. Kadang kita cuma butuh berhenti sebentar buat evaluasi arah.
Bayangin kamu naik sepeda, terus bannya kempes. Kalau dipaksa terus, bisa-bisa pelaknya rusak. Tapi kalau kamu berhenti sebentar buat pompa ban, perjalanan jadi lebih ringan. Sama halnya dengan bisnis: istirahat itu strategi.
Gunakan waktu jeda buat refleksi: masih mau lanjut dengan cara yang sama, atau udah waktunya ubah pendekatan? Tapi ingat, jangan kelamaan istirahat. Karena momentum bisa hilang. Harus tahu kapan berhenti, kapan gas lagi.
Mungkin hambatannya bukan dari luar, tapi dari dalam. Bukan market yang sepi, tapi kita yang overthinking. Bukan produk yang salah, tapi kita yang nggak pede menjual. Yuk, jujur ke diri sendiri:
– Udah konsisten belum?
– Udah belajar baca data belum?
– Gimana CR-nya? CPM, CPC, OCLP-nya?
Dashboard itu jujur. Nggak bohong kayak motivasi palsu. Disiplin juga penting. Kamu kerja karena niat atau nunggu mood?
Kalau belum semua, wajar aja kalau hasilnya belum maksimal. Kita sering lupa nikmati proses. Terlalu sibuk ngejar hasil. Padahal hal-hal kecil juga perlu dirayain. Ada yang nanya harga? Itu validasi. Ada yang order satu? Itu berarti sudah ada yang percaya. Ada yang kasih testimoni? Itu aset!
Jadi, tetap semangat. Bangga sama proses. Jangan nunggu viral dulu baru bangga. Langkah kecil yang konsisten bisa jadi lompatan besar. Nggak tahu kapan, bisa besok, bulan depan, atau tahun depan. Yang penting pas momentumnya datang, kita siap untuk naik level.
Ingat, jualan online itu bukan lomba siapa paling cepat hasil, tapi siapa paling tahan lama. Yang kuat mental, fleksibel strateginya, dan berani bangkit walau berkali-kali jatuh.
Kalau kamu lagi merasa down, anggap aja ini titik koma, bukan titik akhir. Saatnya evaluasi, bukan menyerah. Dan kalau kamu butuh teman perjalanan, jangan lupa subscribe channel pengangguran ini. Karena kita semua di sini belajar bareng.
Kalau nanti udah berhasil, kita udah nggak di kosan lagi… tapi santai di Maldives. Betul nggak?
Satu hal yang pasti: kamu nggak sendirian. Banyak yang lagi berjuang. Bukan cuma penjual online, tapi juga karyawan yang kena PHK. Karena meski katanya ekonomi membaik, realitanya masih banyak yang terseok.
Ingat, nyerah itu gampang. Tapi kamu nggak segampang itu kan?
Menarik Untuk Ditonton : 5 Langkah Membangun Vibrasi Positif
Mau Konsultasi?