Tetapi sebelum mulai jualan Affan ini melakukan riset dengan cara jajan minuman – minuman yang ada di pinggir jalan, mall dan tempat tempat lainnya. Hal tersebut dilakukan selama 2 bulan. Setelah membeli, di rumah langsung mencoba membuantya. Tetapi karena selama dua bulan sering minum es akhirnya radang.
Pada saat itulah Affan fakum karena sakit. Waktu itu beliau sudah tidak punya modal uang untuk jualan. Akhirnya berbebekal kepercayaan, modal usaha untuk mendirikan MaoMao dari temannya dengan sistem bagi hasil. Tetapi pada waktu itu, Affan masih belum punya ilmu bisnis. Hanya bermodal nekat. Bahkan ketika menghitung HPP saja belum tahu.
Hari pertama buka, sepi, hari kedua sudah ada yang mau beli, hari ketiga 5 cup yang terjual. Terus meningkat setiap hari. Pada akhirnya Affan menghubungi teman-temannya untuk datang ke lapaknya. Itu strategi Affan agar orang yang lewat di lapaknya penasaran. Dan akhirnya mereka penesaran, dan membeli.
Menarik Untuk Dibaca : Alternatif Modal Tanpa Pinjam ke Bank
Seiring bejalannya waktu, jualannya laris. Omsetnya per hari bisa sampai 800 ribu. Ketika itulah Affan juga belum faham mengelola keuangan dengan benar. Uangnya dipakek untuk jalan-jalan, untuk konsumtif. Pada akhirnya modalnya habis. Akhirnya harus menabung dulu dari uang jajan dan memulainya kembali.
Pada saat itu ada orang beli, dan ingin bergabung franchise. Padalah Affan tidak mengerti apa tiu franchise. Malam harinya setelah jualan, ia langsung googling untuk mempelajari franchise. Pada akhirnya konsumen tadi mau bergabung menjadi franchise. Lagi-lagi Affan ini belu menguasai ilmu HPP dan bagaimana mengelola franchise agar jangka panjang dan terus profit. Karena waktu itu yang bergabung menjadi franchise 16 orang. Dan profitnya sangat tipis.
Akhirnya affan berfikir harus mencari mentor yang bisa mengarahkannya dalam bisnis. Ketemulah ia dengan kampus Umar Usman. Ia mendapatkan beasiswa untuk belajar.
Seiring berjalannya waktu, Affan berfikir. Saya harus membuat brand baru dengan pondasi sistem franchise yang kuat, agar bisa jangka panjang dan profitnya lebih tinggi.
Akhirnya dia dan teman kampusnya mendirikan brand Munim. Pada 5 bulan pertama Affan fokus pada 3 outlet untuk membangun SOP dan sistem internal. Padalah waktu iru sudah banyak yang ingin franchise. Barulah 6 bulan berikutnya ia sudah kuat di SOP dan sistem internal.
Sistemnya investor memberikan uang ke Munim untuk dikelola membuka cabang. Dan profitya bagi hasil. Jadi franchise nya auto pilot. Semua yang mengendalikan adalah pusat. Investor hanya cukup menyediakan uang saja.
Perjalanan usahanya bukan terus berjalan mulus. Pada waktu covid itulah yang paling parah, pada tahun 2020 awal. Padahal usia usahanya masih 1 tahun karena didirakan tahun 2019.
Pada waktu itu mencoba berbagai usaha yang bisa dijalani tapi gagal terus. Pada titik tertentu ia sadar, kalau ia terlalu sibuk memikirkan dunia. Padahal beliau mondok selama 6 tahun. Affan berfikir, oh iya saya di kampus Umar Usman setiap hari disuruh sholat berjamaah, puasa sunnah, ngaji dan ibadah lainnya. Tujuannya memang untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan berbisnis.
Saran dari Affan untuk para pengusaha, Optimasi dunia itu mungkin hanya 10%, tapi optimasi langit inilah yang 90%. Semua atas kehendak dan ridho Allah. Affan berusaha keras untuk membangun usahanya, tapi semua yang diusahakan dipasrahkan kepada Allah. Itulah yang menjadi landasan Affan untuk berbisnis.
Dan harus fokus. Karena pengalaman Affan keuntungannya ini dipakai untuk membuat usaha baru yang akhirnya bangkrut. Jadi ini juga menjadi pelajaran yang sangat penting. Fokus pada satu produk untuk mengembangkannya. Karena bisnis yang omsetnya berlum triliuanan itu masih bisa di scale up.
Salam sukses, salam Satoeasa Untuk Indonesia.
Menarik Untuk Ditonton : Sukses Sejak SMA
Mau Konsultasi?