Inspirasi Bisnis ~ Berdasarkan data global di dunia, dari Harvard Business Review mengatakan dari 100 orang CEO perusahaan di dunia yang memiliki gelar Insinyur lebih banyak daripada MBA. Bahkan dari 20 teratas, 10 teratasnya adalah gelar insinyur. Ini data 2018 sampai 2019. Jadi 2 tahun berturut – turut.
Apa sebenarnya yang menjadi alasan ? dan kenapa para insinyur justru lebih baik dalam menjadi CEO dalam sebuah perusahaan ?
Dan apa artinya bagi kita ini yang mungkin Non Insinyur ? pelajaran apa yang bisa kita ambil ? apakah saya masih ada peluang untuk menjadi CEO terbaik.
Baca sampai selesai ya..
Perusahaan seperti microsoft, nissan, General Motors, Boing, dan lainnya mempunyai CEO yang bergelar insinyur.
Nah, apa yang menjadikan insinyur itu bisa menjadi CEO yang terbaik. Mereka memiliki 3 karakteristik dasar yaitu
Pertama. Penguasaan Data. Para insinyur sangat kuat dalam mengambil keputusan berdasarkan data. Yang mengacu pada sebuah data untuk dijadikan sebuah kebijakan atau keputusan. Mereka sangat memahami bagaimana cara mengelola, memahami dan menafsirkan sebuah data. Seperti kita tahu, para CEO google, amazon, apple mereka ber sarjana teknik. Sangat mampu dalam mengelola data. Menjadikan data sebuah acuan menjalankan bisnisnya. Dan itu diterima dengan baik oleh masyarakat.
Tentu bukan untung-untungan, tapi memang dengan analisa yang sangat kuat dan mendalam. Dengan data, mereka bisa melihat pergerakan pasar, merumuskan produk dan layanan yang sesuai trend kebutuhan pelanggan dan mengefisiensikan kebutuhan produksi dan operasional perusahaan.
Sebuah perusahaan yang berpusat pada sebuah data memiliki keunggulan lebih. Yaitu 23 kali lebih berpeluang mendapatkan pelanggan. Sebanyak 6 kali berpeluang untuk mendapatkan pelanggan loyal. Dan 19 kali berpeluang untuk mendapatkan untung. Ini berdasarkan data dari sebuah penelitian McKinsey Global Institute.
Kedua. Seorang Insinyur berfikir secara sistemik. Atau dikenal dengan system thinker. Seorang insinyur panda memecahkan masalah dengan melihat dari berbagai sudut. Menggunakan pendekatan yang holistik. Mampu memecah mesin yang kompleks dan bisa menyederhanakan kekompleksannya.
Nah, itulah kekuatan mental seorang insinyur sebelum mengambil keputusan. Untuk selalu mempertimbangkan aspek bisnis secara utuh. Sebagai contoh CEO Microsoft yaitu Satya Nadella. Pada saat nilai perusahaan merosot Nadella mampu menganalisa dan membuat keputusan yang tepat pada saat bersaing dengan kompetitornya yaitu apple. Pada tahun 2018 nadella mampu membalikkan keadaan dengan hasil capaian penghasilan perusahaan yang naik.
Ketiga. Seorang insinyur memiliki karakteristik problem solving. Memiliki keingintahuan yang tinggi pada semua hal. Mereka juga memiliki karakter serba cepat, tepat dan murah. Mereka senang menguji alat baru untuk menguji produktifitas pekerjaan. Mereka sangat terobsesi dengan pengoptimalan dan efisiensi.
Kebanyakan insinyur secara individu mereka keras kepala. Mereka terus mencoba metodologi apapun hingga tujuannya tercapai. Seperti contoh yang kita ketika masih duduk di bangku SD pasti tahu. Thomas Alfa Edison pencipta bohlam atau lampu pijar. Beliau bisa berhasil dengan melewati percobaan hingga 1000 kali. Jika bukan individu yang keras kepala, pasti tidak akan jadi.
Namun, perlu diketahui juga. Tidak semua insinyur bisa menjadi CEO terbaik. Karena ada 2 alasan.
Pertama karena mereka tidak mengejar jabatan CEO. Mereka senang berkerja dengan mesin. Terus memecahkan masalah atau membuat inovasi terhadap mesin tersebut. Dan ini memang sangat asyik dan menyenangkan bagi mereka. Kita sebut saja mereka adalah insinyur fungsional karena tidak tertarik dengan jabatan atau struktural.
Kedua. Bahkan insinyur yang mengejar jabatan CEO belum tentu cocok untuk menjadi CEO. Karena beberapa insinyur memiliki kekurangan dalam bersosial. Terkadang mereka kurang pandai dalam menjual gagasan, menggerakkan orang lain untuk mendukung gagasannya. Mereka juga kerap kurang dalam ketajaman bisnis. Fokus mereka adalah mengotak-atik mesin atau proses, bukan meradar pergerakan industri. Dan mereka juga kerap jauh dari pelanggan. Karena obsesinya adalah memiliki mesin yang canggih dan belum tentu dibutuhkan oleh konsumen.
Oleh sebab itulah para insinyur yang menjadi CEO kuliah lagi dengan gelar MBA. Untuk menutupi kekurangan-kekurangannya tersebut.
Terus insinyur yang seperti apakah yang bisa menjadi CEO yang terbaik ?
Menarik Untuk Ditonton : 3 Cara Mudah Agar Bisnis Muncul di Google Search Halaman Pertama
Jawabannya adalah insinyur yang visioner. Sementara insinyur fokus memperbaiki masa hari ini. Sedangkan insinyur visioner fokus menyiapkan atau menciptakan masa depan.
Contohnya adalah insinyur yang sudah saya tuliskan di atas. Mereka tidak terjebak dalam kelemahannya. Mereka bisa mengawinkan antara obsesi insinyurnya dengan visi industrinya untuk membuat pelanggan menjadi nyaman.
Kesimpulannya dalam artikel ini adalah sebenarnya untuk menjadi CEO terbaik bukan terletak pada gelarnya. Melainkan karakter unik orang tersebut. Kita bisa menjadi CEO terbaik dengan karakter unik yang kita miliki.
Contoh CEO Apple, kuliahnya di sastra bahkan tidak lulus. Tapi beliau seorang visioner dan sangat mampu dalam mempengaruhi orang. Mitranya adalah para insinyur yang bekerja untuk dia.
Jadi, apapun gelar Anda. Tetap bisa menjadi CEO terbaik. Karena setiap orang memiliki ciri dan karakteristik berbeda.
Salam sukses, salam SATOEASA untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Tutorial Menjadi Crazy Rich Asli
Mau Konsultasi?