Pada tahun 1997 Apple sangat terpuruk terhadap pangsa pasarnya. Pada waktu itu Apple kalah bersaing dan nyaris tidak ada di pasar komputer. Produknya tidak inovatif dan kurang berguna.
Steve Job Akhirnya dipanggil ke Apple lagi setelah 12 tahun yang lalu dipecat. Pada saat Steve Job sudah kembali, dia berusaha untuk membuat produk inovatif dan berguna. Merampingkan operasional organisasi, membatalkan kerjasama-kerjasama yang kurang menguntungkan. Dan hal yang lain dilakukan Steve Job termasuk memecat karyawan untuk merampingkan operasional perusahaan.
Pemikiran dan strategi utama Steve Job adalah mengenai SDM. Perusahaan harus mempekerjakan orang yang paling berkualitas, kemudian membuat mereka merasa diterima dan berharga sebagai bagian dari tim. Sejak itu filosofi Less is More menjadi hidup di Apple.
Setidaknya ada 5 Alasan kenapa Apple tidak memecat karyawannya
Alasan Pertama. Apple sangat berhati-hati merekrut karyawan. Kita lihat ketika pandemi covid-19 perusahaan besar seperti Google, Meta, Microsoft, Amazon menambah karyawannya di atas 30%. Sedangkan Apple tidak. Mereka hanya sangat sedikit menambah karyawan.
Kedua. Inisiatif Bisnis Apple sangat terukur. Apple tidak membuat produk yang uforia dan beresiko. Apple hanya fokus berinovasi untuk pertumbuhan perusahaan. Apple masuk pasar yang permintaan pasarnya jelas dan kuat. Apple sangat memperhatikan kualitas dan jaminan produknya. Sebelum melakukan peluncuran mereka harus memastikan bug-bug atau trouble – trouble harus sudah teratasi.
Apple juga sudah mempunyai pengalaman dibanding perusahaan lain karena sudah berdiri sejak beberapa dekade. Apple sudah punya pengalaman bagaimana cara menghadapi isu-isu resesi global yang terjadi.
Menarik Untuk Ditonton : Memahami Psikologi Warna Pada Kemasan
Ketiga. Model bisni Apple berbeda. Berbeda dengan Google, Microsoft, Meta dan Amazon. Apple fokus produksi pada perangkat keras. Sedangkan teman-temannya itu menjual dan mengembangkan perangkat lunak. Terbukti ketika pandemi penjualan Apple justru meningkat karena permintaan dari konsumen juga meningkat. Karena mereka butuh interaksi dan bekerja dengan komputer. Tapi sayangnya Apple tidak bisa memenuhi semua kebutuhan para konsumen, karena terkendala pada rantai pasok. Bahan baku yang susah didapat, pabrik banyak yang tutup karena pandemi.
Keempat. Apple memiliki financial yang sangat kuat. Cadangan uang tunainya besar dan bisa meredam ketidakpastian ekonomi. Sangat memungkinkan Apple juga berinvestasi untuk produk dan layanan baru. Produk-produk Apple sangat dinanti dan dicari oleh para konsumen karena kualitas dan inovasinya sangat tinggi. Contohnya saja harga Laptop maupun smartphone sangat mahal hingga belasan juta rupiah.
Apple juga memiliki komitmen yang kuat terhadap semua karyawannya. Inilah yang membuat Apple sangat mudah menciptakan inovasi dan kreasi walaupun setelah pandemi. Ketika pandemi mereka berusaha untuk tidak memecat karyawannya. Mereka menemukan cara ketika pandemi. Yaitu mengurangi gaji pada eksekutifnya agar keuangan bisa terjaga. Itu membuat moral para pegawai bisa tetap bertahan.
Kelima. Apple memotong gaji eksekutif. Potongan gaji yang dilakukan Apple terhadap eksekutifnya mungkin tidak merubah secara signifikan terhadap tumpukan uang cash yang dimiliki Apple. Jadi Tim Cook seorang CEO Apple ini sengaja memotong kompensasi gajinya beserta eksekutif lainnya. Tujuannya agar para karyawan melihat bahwa pimpinan tertinggi mereka sangat memperhatikan dan rela berkorban untuk perusahaan. Ini menjadi moral yang bagus untuk para karyawan.
Terus apa tantangan Apple ke depan ?
Tidak atau belum mem PHK karyawan belum tentu aman. Kita tahun Produk Apple itu dirancang di Amerika Serikat dan produksinya di China. Sebesar 85% dibuat di pabrik Foxconn Tiongkok. Itu membuat rantai pasok Apple sangat tergantung kepada Tiongkok.
Tim Cook sadar itu menjadi kelemahannya. Karena ketika covid ataupun natal pabrik tutup. Sehingga saat ini Tim Cook memperluas rantai pasoknya di Vietnam maupun Thailand. Selain itu produksi Apple di Meksiko juga ditingkatkan.
Apa yang bisa kita ambil dari perjalanan bisnis Apple ?
Pertama, Hati-hati dalam melihat peluang bisnis. Jangan sampai terjebak dengan trend bisnis jangka pendek. Amati dan kaji peluang jangka panjang sebuah bisnis. Dan antisipasi perubahannya kedepan.
Kedua, kita bisa memahami scale up besar-besaran yang dilakukan perusahaan teknologi di masa pandemi. Karena di dunia teknologi siapa yang paling gerak cepat, dialah yang menguasai pasar. Tetapi jangan sampai termakan euforia bisnis yang sesaat.
Ketiga. Karyawan adalah aset penting perusahaan. Merekrut mereka tidak mudah, mengembangkan mereka juga tidak murah. Kalau hanya merekrut dan memecat dikemudian hari ini akan sangat rugi. Karenanya harus bisa menyusun strategi pengelolaan SDM yang baik. Karena PHK sendiri menimbulkan efek negatif kepada karyawan yang dipecat atau yang belum dipecat. Jadi seorang pemimpin perusahaan jika punya keberanian tanpa ada kebijaksanaan seumpama angin kosong yang membawa kapal ketepian. Jika kebijaksanaan dibarengi dengan keberanian maka itulah yang menjadi roda untuk bergeraknya sebuah perusahaan untuk masa depan.
Semoga Allah mudahkan kita semua. Salam sukses, salam SATOEASA untuk Indonesia
Menarik Untuk Dibaca : Mindset Apple Yang Perlu Ditiru Pebisnis
Mau Konsultasi?