1. Customer Journey (Dari AIDA ke ISAS)
Pola customer journey telah berubah dari AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) menjadi ISAS:
A: Attention/Attract, menarik perhatian konsumen melalui iklan.
I: Interest, memicu minat konsumen.
S: Search, konsumen mencari informasi lebih lanjut melalui Google, YouTube, TikTok, atau marketplace.
A: Action, keputusan untuk membeli produk.
S: Share, konsumen berbagi pengalaman mereka, seperti membuat video unboxing.
Artinya, Anda perlu memperluas jejak digital ke berbagai platform, tidak hanya Instagram atau Facebook.
Menarik Untuk Dibaca : Lipstick Effect Marketing
2. Sales Funnel ke Flywheel Marketing
Dulu, sales funnel berbentuk corong, di mana pelanggan berhenti di tahap pembelian. Kini, flywheel marketing menempatkan pelanggan sebagai poros utama, dengan pemasaran, penjualan, dan layanan berputar di sekitarnya. Strategi ini fokus pada pengalaman pelanggan yang luar biasa untuk menciptakan loyalitas, referensi, dan advokasi.
3. Fokus pada Value, Bukan Sekadar Produk
Penjualan sekarang berfokus pada value produk, bukan hanya produknya. Value adalah manfaat dan kebutuhan yang terpenuhi oleh produk Anda. Misalnya, menjual buku copywriting bukan hanya soal isinya, tetapi manfaatnya dalam mempermudah pelanggan membuat copywriting.
4. Functional, Emotional, dan Gengsional Benefit
Selain manfaat fungsional, Anda harus menawarkan manfaat emosional dan gengsi. Contohnya, buku bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga dikoleksi. Workshop bukan sekadar belajar, tetapi juga memberikan energi dan pengalaman yang tak terlupakan.
5. Marketing Mix (Dari 4P ke 4E)
Experience: Pengalaman yang dirasakan konsumen.
Exchange: Apakah pertukaran nilai dengan uang sepadan.
Everywhere: Produk mudah diakses.
Evangelist: Konsumen menjadi promotor sukarela produk Anda.
6. Konten yang Viral, Bukan Hanya Bagus
Fokuslah pada konten yang bisa menjadi viral, bukan sekadar konten yang bagus. Gunakan kerangka kerja STEPPS dari Jonah Berger: Social Currency, Triggers, Emotion, Public, Practical Value, dan Stories. Viralitas adalah kunci keberhasilan konten marketing modern.
7. Relaunching Produk Lama
Produk lama dapat menjadi produk baru bagi pasar yang belum terjangkau. Lakukan relaunching dengan narasi baru untuk menarik perhatian pasar baru.
8. Customer-Centric Campaigns (Dari KOL ke KOC)
Selain menggunakan Key Opinion Leader (KOL), Anda dapat melibatkan Key Opinion Customer (KOC). KOC adalah pelanggan yang merepresentasikan pasar Anda. Mereka bisa mempromosikan produk melalui postingan sederhana dengan insentif kecil.
9. Live Streaming untuk Penjualan
Live streaming menjadi tren dalam menjual produk, seperti di TikTok atau Shopee. Perhatikan strategi penawaran, bundling produk, dan elemen menarik seperti countdown atau efek suara.
10. Scale-Up dengan Growth Hacking
Pertumbuhan kini tidak hanya bergantung pada digital marketing, tetapi juga pada growth hacking. Strategi ini bertujuan menciptakan pertumbuhan signifikan dengan anggaran yang minim, namun hasilnya maksimal.
Kesimpulan Pasar berubah, sehingga kita perlu mengubah mindset dan pendekatan pemasaran. Dengan mempelajari 10 ilmu baru ini, Anda dapat lebih adaptif terhadap perubahan dan tetap relevan di tengah persaingan. Ingat, strategi tetap sama, tetapi pasar yang berubah harus dihadapi dengan inovasi dan penyesuaian.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Beriklan di WA Bussines
Mau Konsultasi?