Tapi memang banyak problem, dan desa witasa ini tidak bisa long term atau jangka panjang. Ini perlu kita cermati bersama, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki potensi wisata yang sangat baik.
Sebagai contoh, untuk Desa Wisata yang paling maju dan berkembang adalah di Bali. Memang sudah lama Bali ini brand daerahnya adalah daerah wisata. Terutama pantainya yang terkenal sampai manca negara yaitu Pantai Kute dan pantai-pantai lainnya.
Sebenarnya Desa Wisata itu kalau digarap dengan maksimal dan dikerjakan oleh SDM yang mumpuni. Kita lihat saja daerah pegunungan yang begitu asri. Itu sangat memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata untuk turis asing maupun lokal. Misal seperti orang-orang perkotaan pasti ketika libur mereka larinya ke desa.
Makanya Indonesia punya potensi besar jika digarap dengan kualitas yang baik.
Wisata seperti apa yang disebut wisata berbasis edukasi ?
Jadi berbasi edukasi ini harus diterapkan. Misal desa tersebut tidak hanya pemandangan alam, melainkan juga ada industri kecil seperti pertanian, peternakan maupun perikanan dan mungkin industri kreatif.
Jadi keempat sektor itu bisa saling terintegrasi dengan baik. Misal pertanian bisa edukasi mengenai pupuk organik. Pengambilan bahan pokok pupuknya dari kotoran hewan ternak. Dan hewan ternaknya ini mungkin kambing perah atau sapi perah atau yang pokoknya menghasilkan. Nah disisi perikanan mungkin bisa dilihat potensinya. Jika potensi untuk perikanan air tawar seperti ikan konsumsi atau ikan hias. Intinya apapun industrinya itu bisa menjadi sarana edukasi untuk wisatawan lokal yang datang.
Jadi mereka tidak hanya disugihi dengan pemandangan yang indah, udara sejuk, keramahan penduduk. Tapi mereka juga teredukasi dari industri-industri kecil tersebut.
Menarik Untuk Ditonton : Trend Desain Kekinian
Apalagi yang perlu disiapkan ketika membuat konsep desa wisata ?
Ya, tentu main power ( tenaga kerja ) itu sendiri. Leader lokal yang memang siap untuk memberikan arahan dan ajakan kepada masyarakat. Jadi tidak hanya pemerintah desa, melainkan memang harus ada pihak-pihak yang ikut memikirkan.
Semisal, di desa tersebut ada sungai yang memang jernih asli dari sumber. Itu bisa sangat digarap dengan baik. Tapi PR terbesar adalah masalah sampah. Ini pasti banuyak masyarakat atau bahkan pengunjung sangat minim dengan kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Inilah yang menjadi tantangan , bagaimana caranya memikirkan edukasi yang efektif untuk para masyarakat agar sadar lingkungan bersih tanpa sampah.
Pun sangat bisa, dengan problem yang ada tersebut menjadi sebuah kelebihan. Misal desa tersebut memang bisa membuat bank sampah dan mengelolanya dengan baik. Ini sangat mungkin bisa dilakukan. Lebih – lebih desa yang memang sangat padat penduduk, meskipun di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Karena masyarakat yang tinggal di dataran tinggi itu biasanya mereka membuang sampah rumah tangga kalau tidak di sungai, dibakar, atau dikubur dalam tanah.
Berbicara mengenai sampah memang ini PR bersama. Tetapi juga sudah banyak desa-desa yang berhasil mengelola sampah untuk di daur ulang. Tentu kita bisa belajar ke tempat tersebut. Ketika kita search di media online maupun tanya-tanya pasti banyak tempat-tempat yang bisa kita jadikan sebagai study banding.
Yang paling bagus itu adalah Desa Witasa yang Mandiri. Maksudnya adalah penghasilan warga tidak dari pekerjaan di luar desa, namun mereka bisa berpenghasilan dari sumber alam desa tersebut. Tapi tentu tidak bisa 100%, karena pasti mindset dan pola pikir orang berbeda, dan mereka punya hak untuk menentukan pilihhan. Sebagai Leader desa wisata mandiri harus paham juga. Tentu tidak semua orang mau mengelola desa menjadi desa wisata atau desa mandiri.
Apakah desa tempat tinggal kamu memiliki potensi wisata ?
Menarik Untuk Dibaca : Peluang Usaha Telur Ayam Kampung
Mau Konsultasi?