Tahukah anda, kemasan kaleng Khong Guan itu sejak tahun 1947 itu tidak diubah sampai sekarang. Indonesia baru saja merdeka, pun belum sepenuhnya merdeka. Tentu ada strategi jitu dibalik kaleng tersebut.
Produk ini lahir dari dua bersaudara berasal dari Tiongkok yaitu Chew Choo Keng dan Chew Choo Han. Mereka seorang imigran yang tinggal di Singapura, ketika ada gempuran dari Jepang, akhirnya mereka mengungsi di Malaysia dan bertahan hidup dengan membuat biskuit.
Setelah Jepang angkat kaki dari Singapura mereka kembali, dan melihat di pabrik tempat bekerja dulu ada mesin yang tidak digunakan. Akhirnya mereka memanfaatkannya untuk pembuatan biskuit. Sejak saat itulah Khong Guan didirikan di Singapura pada tahun 1947. Hingga satu dekade mereka mampu mendirikan pabrik di Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina. Bahkan pada tahun 1980 pabrik mereka beroperasi di daerah pesisir Tiongkok.
Sekarang Khong Guan tidak hanya menguasai pasar Asia tenggara, melainkan sudah mencapai 40 negara di Dunia termasuk Amerika Serikat. Melihat hal ini, Khong Guan tentu memiliki strategi yang menarik. Kini mereka tengah membidik pasar di benua Eropa.
Di negara kita Indonesia, Khong guan berhasil menjadi kue kaleng favorit untuk disajikan saat lebaran, sekitar 27 % responden. Ini berdasarkan survei dari Good Stats. Sampai-sampai bekas kalengnya digunakan untuk tempat makanan ringan lain, seperti rengginang, kerupuk dan lainnya.
Manager pemasaran Muhammad Reza mengatakan : “Ada upaya unik yang mereka lakukan untuk melekatkan brand image Khong guan, selain melalui penayangan di televisi.”
Mereka membagikan gratis kaleng Khong Guan kepada pedagang kecil di jalanan. Seperti penjual ketoprak, nasi goreng, gado-gado dan lainnya. Fungsinya mereka gunakan untuk tempat kerupuk atau bahan lainnya. Bahkan bisa untuk tempat penyimpanan uang dagangan. Dengan begitu nama Khong Guan ada dimana-mana. Inilah branding yang kuat dan melekat.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Menentukan Gaji Diri Sendiri Untuk Seorang Owner
Selain itu ilustrasi gambar pada kaleng yang digunakan juga menarik. Di situ hanya ada 2 anak dan ibunya. Ini membuat orang menjadi menebak-nebak bapaknya di mana. Akhirnya banyak yang membuat meme di media sosial yang itu sangat menguntungkan bagi perusahaan Khong Guan. Namanya semakin melekat di benak masyarakat.
Bernardus Prasodjo mengatakan : “ gambar itu sesungguhnya menonjolkan sosok ibu sebagai target konsumen utama.” Jadi jelas, agar para ibu belanja biskuit Khong Guan, karena yang belanja itu kan ibu bukan bapak. Sangat sederhana, tapi ilustrasi itu sangat kuat dari kompetitor lain. Bahkan ada kompetitor yang menyerupai Khong Guan yaitu Hock Guan. Kemasannya mirip tapi beda brand. Isi dari Khong Guan pun ada sekitar 14 Jenis biskuit, inilah yang membedakan dengan kompetitor lainnya yang hanya beberapa jenis.
Kemasan yang dipertahankan dan berbagai kisah konsumen yang menyertainya itulah kunci sukses sebuah brand. Tidak hanya Khong Guan, seperti Coca Cola juga mempertahankan kemasan ataupun logonya dari dulu hingga sekarang.
Konsistensi yang ditunjukan Khong Guan sebagai brand tercermin pada kaleng ikoniknya. Khong Guan menciptakan brand sebagai pengingat di masa lalu. Orang tua dulu sudah pernah merasakannya, akhirnya turun temurun disampaikan ke anak cucunya. Inilah brand yang mendatangkan ikatan emosional pelanggan.
Group Khong guan tidak hanya berhenti di brand ini. Mereka juga menciptakan Malkist Roma berbagai rasa, Superco berbagai rasa, Monde, Nissin, Serena dan laiinya. Ini bentuk mereka dalam mempertahankan bisnis dalam bidang biskuit sambil mengembangkan sesuai perkembangan zaman dengan memanfaatkan pasar yang sudah ada.
Tentu produk-produk yang diciptakan menargetkan pasar yang berbeda. Pasar menengah ke bawah dan menengah ke atas semua di bidik. Dengan demikian mereka bisa menguasai semua pasar dengan berbagai target market.
Khong Guan group pastinya akan terus melakukan inovasi di tengah bermunculan pesaing-pesaing serupa. Mereka harus terus beradaptasi dengan tingkah perilaku konsumen yang terus berubah.
Khong Guan telah sukses membangun merek dengan konsisten dan kualitas produk yang tinggi, namun mereka tidak boleh berhenti disitu. Karena sekarang apalagi generasi muda, harus ada pendekatan-pendekatan tertentu agar produk biskuit mereka bisa diterima.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari perjalanan bisnis Khong Guan ini. Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Kenapa Aplle Belum PHK Karyawan ?
Mau Konsultasi?