Marketing adalah bidang dengan cakupan luas, namun juga mendalam. Dalam dunia kerja, sering terdapat dikotomi antara generalis dan spesialis—spesialis memiliki keahlian mendalam di satu bidang, sementara generalis memiliki wawasan luas. Namun, untuk menjadi ahli marketing sejati, kita membutuhkan keduanya: pemahaman luas sekaligus mendalam, atau yang biasa disebut “multi-spesialis.”
Marketing mirip dengan konsep “Renaissance Man,” seseorang yang memiliki keahlian di berbagai bidang, seperti Leonardo da Vinci yang dikenal ahli dalam sains, seni, musik, menulis, dan banyak lagi. Seorang marketing juga harus memiliki dua sisi: otak kanan untuk kreativitas dan otak kiri untuk logika. Meskipun dikotomi otak kanan dan kiri ini masih menjadi perdebatan, orang marketing yang hebat harus mampu mengelola keduanya, bahkan lebih dari itu.
Namun, semua keahlian tersebut memerlukan proses. Tidak semua orang yang masuk ke dunia marketing harus langsung menguasai segalanya. Kita mulai dari menjadi spesialis di satu bidang, lalu secara perlahan menambah keahlian lainnya. Untuk mencapai posisi seperti marketing director, CMO, atau VP marketing, kita harus memahami berbagai aspek dalam marketing, sehingga kita bisa melihat gambaran besar di atas dan memahami kebutuhan dari setiap posisi di bawahnya.
Jika kita memetakan bidang marketing, ada dua variabel utama yang bisa digunakan: dari kiri ke kanan adalah logika dan kreativitas, di mana ujung kiri melambangkan logika dan ujung kanan melambangkan kreativitas. Selain itu, ada variabel dari atas ke bawah, yakni konseptual di bagian atas dan eksekusi di bagian bawah.
Dengan membagi berdasarkan variabel ini, kita akan mendapatkan enam kuadran atau area. Tidak semua orang harus menguasai semua area, tetapi semakin lengkap keterampilan yang kita miliki di setiap kuadran, semakin hebatlah kemampuan kita dalam marketing.
Menarik Untuk DIbaca : Strategi Threads Untuk Mematikan Twitter
Jadi, jika dilihat dari pembagian kuadran dalam bidang marketing, kita bisa membaginya menjadi beberapa kategori. Teman-teman bisa mengecek, kira-kira posisi kerjaan sekarang ada di kuadran mana. Di kiri atas, terdapat orang-orang di bidang digital marketing, yang fokus pada eksekusi dengan pendekatan yang berbasis angka.
Mereka harus memiliki kemampuan eksekusi yang kuat, dengan disiplin dalam mengidentifikasi metrik yang perlu di-track dan kemudian melaporkannya. Selain kemampuan teknis, mereka juga harus kuat dalam angka dan mahir menggunakan spreadsheet.
Di kiri bawah, ada orang-orang yang berfokus pada marketing analitik, di mana mereka lebih banyak berpikir daripada mengeksekusi. Mereka harus kuat dalam analisis statistik, regresi, dan korelasi, serta merencanakan berdasarkan angka. Meskipun mereka juga bisa mengeksekusi, namun spesialisasi mereka lebih condong ke perencanaan daripada eksekusi.
Bergerak ke kanan, di kanan bawah adalah para desainer dan orang-orang kreatif, termasuk dalam bidang konten dan strategi marketing. Mereka lebih mengedepankan kreativitas di level konseptual. Sedangkan di kanan atas, ada orang-orang yang fokus pada eksekusi kreatif, seperti event organizer dan produksi kreatif, yang memiliki kemampuan dalam manajemen proyek khususnya dalam mengelola orang-orang kreatif.
Di tengah-tengah kuadran adalah para “playmaker” yang menghubungkan sisi kiri (logika) dan kanan (kreativitas). Pada level bawah, ada mereka yang berada di posisi seperti media planner atau consumer planner, yang membutuhkan kemampuan untuk menggabungkan kreativitas dengan data dan analisis.
Sedangkan di atas, ada campaign manager, social media admin, PR, dan partnership yang harus memiliki keterampilan dalam manajemen proyek, komunikasi, dan kemampuan mengatur balance antara kreativitas dan angka.
Secara umum, semakin ke atas posisi seseorang dalam kuadran ini, semakin besar tuntutan akan eksekusi dalam pekerjaan tersebut. Teman-teman bisa menggunakan kerangka ini untuk memahami posisi pekerjaan saat ini atau untuk mengetahui keahlian yang perlu ditingkatkan jika ingin bergerak ke kuadran atau posisi yang berbeda.
Pekerjaan akan lebih mudah dilakukan ketika karakternya sesuai dengan tugasnya. Misalnya, orang HR harus memiliki karakter yang tidak terlalu supel atau mudah berbicara, karena ia harus menjaga kerahasiaan perusahaan dan tidak bisa menyebarkan masalah-masalah internal.
Orang finance juga perlu rapi dan teliti. Begitu juga dalam bidang marketing, setiap kuadran memiliki kecenderungan karakternya sendiri. Marketing di kuadran atas biasanya membutuhkan orang-orang ekstrover yang mampu membangun komunikasi yang baik dengan tim karena mereka bertanggung jawab dalam manajemen proyek, organisasi, dan koordinasi.
Mereka adalah orang-orang yang nyaman tampil di depan, dengan kemampuan komunikasi yang baik. Sedangkan di kuadran bawah, biasanya didominasi oleh mereka yang lebih introver, yang nyaman bekerja dengan fokus mendalam, menyusun ide, strategi, serta perencanaan. Mereka lebih suka bekerja dengan layar laptop tanpa terlalu banyak interaksi dengan orang lain.
Di sisi lain, jika kita lihat pergerakan dari kiri ke kanan, karakteristik ini juga berpengaruh. Mereka yang bekerja di sisi kiri, baik atas maupun bawah, cenderung menyukai angka dan logika. Jika tidak suka atau tidak nyaman dengan angka, sebaiknya jangan bekerja di bidang seperti digital marketing atau marketing analitik, yang menuntut keterampilan mengolah angka dan logika.
Mereka perlu memiliki pemahaman tentang metrik dan kemampuan untuk menghubungkan aktivitas dengan hasil. Sebaliknya, di sisi kanan kuadran, kreativitas lebih penting. Di sini, kemampuan untuk menemukan ide-ide yang menarik dan inovatif dari berbagai perspektif adalah hal yang utama. Namun, orang kreatif tetap membutuhkan batasan atau arahan untuk memunculkan ide terbaik.
Di sinilah peran playmaker di tengah, yang menghubungkan sisi kiri dan kanan. Playmaker ini memahami baik sisi logika maupun sisi kreativitas, meskipun tidak mendalam di kedua sisi. Mereka bertugas menghubungkan kedua sisi ini agar dapat berkolaborasi lebih efektif, sehingga hasilnya bisa lebih dari sekadar 1+1, melainkan menjadi 5 karena adanya sinergi. Kemampuan mereka dalam membuat framework dan framing sangat penting agar semua pihak bekerja secara terintegrasi.
Jika kita ingin menjadi orang marketing yang baik, kita perlu mengidentifikasi posisi kita sekarang dan apa yang dibutuhkan untuk sukses di kuadran itu. Selanjutnya, jika ingin pindah ke kuadran lain atau mengembangkan keterampilan, sebaiknya melalui kuadran tengah sebagai jembatan.
Sebagai contoh, jika kita berada di sisi kiri dan ingin pindah ke kanan, mulailah dari kuadran tengah untuk memahami keterampilan yang dibutuhkan sebelum mempelajari lebih dalam di kuadran kanan. Begitu pula sebaliknya.
Seiring waktu, kita dapat memahami berbagai peran di setiap kuadran dan menguasai banyak keterampilan, dari kiri ke kanan serta atas ke bawah. Dengan begitu, kita akan siap untuk menempati posisi yang lebih tinggi, karena tidak mungkin seseorang di posisi puncak hanya memahami satu kuadran.
Pada akhirnya, seorang marketing yang baik harus memahami keenam kuadran dengan karakteristik yang berbeda-beda. Marketing membutuhkan keseimbangan antara otak kiri yang logis dan otak kanan yang kreatif.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Optimasi Instagram !
Mau Konsultasi?