Penurunan penjualan ini sejak tahun 2020. Penjualn di Amerika Serikat secara global turun 4%. Sedangkan di Tiongkok turun 11%, ini lebih parah. Padahal mereka sudah melakukan promo – promo diskon hingga 50%. Pun juga menawarkan Latte Lavender sebagai produk baru.
Penurunan penjualan pasti berakibat pada pemasukan Starbuck. Pada kuartal pertama laba bersih hanya tercatata USD 772 Juta 12,35 Triliun Rupiah. Padahal pada tahun sebelumnya USD 908 Juta. Sedangkan Laba per saham turun dari 80 sen menjadi 68 sen. Akibatnya hanya dalam dua hari harga saham Starbukcs turun 17% dari semula USD 88,49 / saham, turun menjadi USD 73,11 pada penutupan perdagangan. Akhirnya Kapitalisasi pasar Strabuck lenyak 278 Trliun Rupiah.
CEO Starbuck Laxman Narasimhan mengatakan : “ Dalam lngkungan yang penuh tantangan, hasil kuartal ini tidak mencerminkan kekuatan merek kami, kemampuan dan peluang di masa depan.”
Apakah penurunan penjualan mereka akibat dari boikot ?
Menarik Untuk Dibaca : Hasilkan Ratusan Juta dari Jualan Bawang Di TikTok
Pasti ada dampaknya. Kita lihat ungkapan dari Liryawati seoran Chief Marketing Officer PT. Sari Coffe Indonesia yang memegang lisensi dari Strabuck. Beliau mengatakan bahwa : “ Kami mengalami penurunan penjualan hingga 35% akibat dari boikot terhadap Israel.” Hal serupa disampaikan oleh Pimpinan PT sari Coffe Indonesia Anthony McEvoy : “ Pengunjung di Toko kami berkurang. Mereka memilih menjauh, entah karena tekanan sosual atau alasan lain.:
Penurunan jumlah pengunjung setelah kampanye boikot dilakukan. Anggapan penyebab boikot menjadi salah satu dampaknya memang benar adanya. Karena brand-brand lain juga merasakannya. Apalagi sampai sekarang Bulan Juni 2024 terus berlangsung kampaye boikot.
Tapi dari para pengamat mengatakan hal lain. Seperti Nick Setyan dari Wedbush : “ Mungkin Boikot berdampak sedikit, tapi sangat kecil. Saya rasa, dampak itu tidak akan bertahan lama.”
Terlepas dari boikot, Strabuck saat ini memang terkena guncangan. Howard Schults pendirinya langsung turun tangan. Dia mengatakan : “ Di setiap perusahaan yang mengalamai kegagalan, harus ada intropeksi tanpa alasan. Fokus baru dan disiplin harus kembali ke inti.” Dia menambahkan : “ Strategi pemasaran harus dirombak dan ditingkantkan dengan inovasi yang mengutamakan kopi, yang tidak hanya menginspirasi mitra tapi juga menciptakan diferensiasi di pasar.”
Howard Schultz juga menegaskan kepada para manajer untuk fokus pada pengalaman pelanggan, melihatnya melalui mata pedagang, bukan hanya data. Dia yakin Starbuck akan pulih, saya yakin akan itu. Merek ini sangat kuat, meskipun jelas saat ini sedang tidak berjalan seperti biasa.
Starbuck terus berbenah di semua lini. Strategi salah satunya adalah akan segera menawarkan lima pilihan penyedap bebas gula, seperti sirup. Dan juga meluncurkan minuman energi dengan kalori rendah untuk mengincar para pelanggan yang sadar kesehatan.
Mereka juga mencoba menarik pelanggan yang datang hanya satu kali melalui aplikasi Starbucks. Dan untuk mengatasi antrian mereka merubah cara penyajian agar cepat untuk beebrapa minuman. Karena antrian panjang ini akan membuat orang tidak menjadi beli.
Mereka juga menngkatkan pelayanan. Seperti membuka cafe jam 5 sore hingga jam 5 pagi yang ketika cafe mereka biasanya tutup. Lazman Narasimhan ( CEO ) mengatakan : “ seperti yang Anda lihat, permintaan di pagi hari sagat tinggi dan potensi di sore hari, malam, dan akhir pekan masih besar yang belum kita gali.”
Adanya momentum penurunan Starbuck ini sebenarnya menjadi peluang untuk produk lokal. Kita tahu Indonesia sendiri adalah produksi kopi Robusta dan Arabika terbesar.
Organisasi Kopi Internasional mengatakan pada tahun 2020 – 2021 konsumsi kopi di Indonesia mencapai 300,000 ton. Indonesia dan Thailand menjadi pasar terbesar minuman kopi modern di Asia Tenggara. Tahun lalu 2023 nilai pasar kopu modern di Indonesia mencapai 947 juta US dollar dan Thailand mencapai 807 juta US dollar.
Pun ada beberapa barista hebat yang mendapatkan penghargaan internasional. Peluang kopi di Indonesia sangatlah luas. Apalagi kopi itu sajian utama di rumah. Pun juga kedai atau cafe kopi itu tempat berkumpulnya anak-anak muda di ruang publik.
Statista 2022 mengatakan penjualan di kafe dan bar mencapai USD 1,9 miliar atau Rp. 30,2 Triliun. Prediksanya pada tahun 2026 pasar ini diperkirakan bisa mencapai USD 3,8 Miliar.
Banyak kedai kopi yang dimiliki pengusaha dalam negeri dan menawarkan harga yang lebih terjangkau dibandingkan brand internasional.
Kita melihat Indonesia sanat berpotensi bersaing dengan brand kopi internasional. Karena banyak sekaran kedai-kedai kopi lokal dengan rasa yang enak dan palayanannya memikat.
Kita bisa belajar dari Startbuck. Apa itu ?
Pertama. Pelayanan hangat dan personal bisa menjadi diferensiasi yang signifikan. Berikan pelatihan kepada karyawan anda untuk interpersonal yang lebih berkualitas. Karena pelayanan yang berkualitas akan meningkatkan kenyamanan para pelanggan.
Kedua. Manajemen bisnis yang efisien. Pengelolaan operasional yang baik, strategi pesaran yang cerdas dan penggunaan teknologi terkini bisa meningkatkan efisiensi sekaligus menarik pelanggan baru.
Ketiga. Inovasi produk. Jangan takut bereksperimen dengan rasa dan produk baru. Minuman khas lokal, varian kopi yang inovatif, dan makanan pendamping yang lezat bisa menjadi daya tarik utama.
Keempat. Kuatkan Brand. Bangun cerita tentang merek yang beresonansi dengan nilai dan budaya lokal.
Semoga para pengusaha Indonesia bisa belajar dnegan brand internasional dan bersaing. Karena Indonesia adalah penghasil kopi terbaik.
Menarik Untuk Ditonton : Inspirasi Bisnis Dari Khafa Kreatif
Mau Konsultasi?