Saat ini ada yang namanya fenomena Nasionalis AI. Siapa saja negara yang saat ini saling bersaing AI ? Saat ini Amerika dan China sedang memimpin dalam perang ini. Negara – negara lain seperti Inggris, Perancis, Uni Emirat Arab dan India mengikuti dibelakangnya. Bagaimana dengan Indonesia ?
Sejak Open AiI meluncurkan chatGPT banyak negara yang terpancing untuk ikut mengembangkan AI. Seperti halnya Abu Dhabi mengenalkan AI 71 adalah sebuah perusahaan kecerdasan buatan yang didukung pemerintah dan berusaha mempopulerkan Falcon sebgai model bahasa canggih mereka.
Lalu pada Desember 2023 Perancis mengumumkan Mistral AI menignkatkan pendanaan sebesar USD 400 Juta. Hal ini meningkatkan nilai perusahaan menjadi lebih dari USD 2 Miliar. Jelang beberapa hari kemudian, India mengumumpkan Krutrim sebuah stratup baru yang berhasil mempersembahkan model multibahasa pertama di India. Pun juga ada perusahaan sanvam.ai dari India yang berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 41 juta untuk mengembangkan AI berbahasa India.
Beda dengan Amerika dan China yang sudah saling mengunci satu tahun terakhir ini. US dan China sudah mengucurkan dana antara 40-50 Miliar USD Dilar untuk mengembangkan AI.
Di Amerika Perusahaan AI tidak menggunakan dukungan pemerintah. Itu sudah menjadi kiblat semua negara. Apalagi mereka didukung secara pendanaan oeleh pemerintah, akan lebih kuat lagi.
Pemerintah Amerika tidak mengizinkan eksport chip AI ke China dan Rusia. Pun negara-negara lain yang ada hubungan dengan mereka. Ini adalah strategi Amerika untuk memengankan persaingan.
Pemerintah China menggelontorkan dana sekitar USD 300 Miliar untuk membangun kembali seluruh rantai pasokan chip dalam negeri sendiri. Termasuk untuk Ai dan semikonduktor lainnya. Pemerintah Tiongkok juga berusaha secara ekfektif menyalurkan dana untuk perusahaan – perusahaan AI di tiongkok. Pemerintah tiongkok juga mendorong antar perusahaan AI di tiongkok bekerjasama untuk saling bertukar data. Intinya mereka akan semakin kuat dalam menguasai AI. Dan tentu akan saling terintegrasi.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Daftar Izin Usaha Kuliner
Kalau kita amati, cara Tiongkok dan Amerika Serikat sangatlah berbeda dalam mengembangkan AI. Amerika membiarkan inovasi berkembang tanpa campur tangan pemerintah. Perusahaan cepat tumbuh berkat lingkungan yang mendukung kreativitas dan inovasi. Pemerintah hanya mengontrol eksport dan import teknologi saja.
Beda dengan Tiongkok. Mereka mengambil pendekatan secara terpusat. Pengembangan AI sepenuhnya dikendalikan pemerintah. Sampai pemerintah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun kembali rantai pasokan chip dan mengembangkan sendiri teknologi AI domestik.
Terus untuk respon negara Eropa dan negara berkembang bagaimana ?
Uni Eropa mengadaptasi strategi Amerika dengan cara memberikan insentif untuk prosuksi chip domestik. Pun Jerman, mereka mengalokasikan sepertiga dari dana 30 Miliar Euro atau sekitar USD 33 miliar untuk membantu Intel membangun pabrik chip baru. Sedangkan Britania Raya menginvestasikan 1 Miliar poundsterling atau sekitar USD 1,3 Miliar untuk pengembangan AI dan superkomputer selama 5 tahun.
Sendangkan di benua Asia kita lihat negara India. Mereka mendorong prosuksi semikonduktor dan membangun lebih banyak pusat data dengan insentif produksi yang menarik. Pengelolaan data AI masing – masing sangat berbeda. Kalau Amerika sangat tertutup. Sedangkan sepeerti Perancis sangat mendukung pemanfaatan data pemerintah untuk pengembagan AI. Britania Raya yang memperbolehkan akses data Nation Helath Seervice. Sedangkan Insia diperkirakan akan mengintegrasikan semua kekayaan data dari berbagai layanan publik digitalnya ke dalam model-model AI Mereka.
Pun juga negara-negara teluk seperi UEA dan Arab telah banyak meninvestasikan untuk pengembagan AI.
Teknologi AI sangatlah mempengaruhi dunai teknologi saat ini. Oleh sebab itulah negara-negara maju dan berkembang terus mengembangkan Ai dan menguatkan potensi-potensi yang mereka miliki di bidang teknologi.
Terus, bagaimana dengan Indonesia ?
Indonesia tentunya harus berbeda dalam menyikapi perkembangan teknologi AI. Indonesia harus lebih bisa mengandalkan kolaborasi internasional dan transfer tekonlogi. Negara Indonesia harus bisa memanfaatkan kemitraan global. Tujuan agar bisa mendapatkan akses teknologi dan keahlian teknologi.
Kekuatan Indonesia adalah di SDM. Saat ini yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan AI untuk kebutuhan korporasi agar lebih efektif dan efisien. Bisa jadi ke depan bermunculan anak muda yang menguasai teknoloigi AI.
Salam sukses, salam Satoeasa untuk Indonesia.
Menarik Untuk Dibaca : Cara Yang Benar Berjualan di Media Sosial
Mau Konsultasi?