Edukasi Bisnis ~ Mungkin bagi yang sudah expert di dunia usaha tidaklah asing dengan hal ini. Soft selling dan hard selling. Semua pengusaha atau perusahaan besar pasti menggunakan kedua teknik ini.
Penggunaan kedua teknik ini harus berimbang. Tidak bisa hanya soft selling terus. Pun berlaku sebaliknya.
Oke, kita harus kenal dulu definisi dari masing – masing teknik selling ini.
Pertama Soft Selling, yaitu cara menjual dengan penyampaian produk yang tidak terlihat jualan. Tapi sebenarnya ujung – ujungnya jalan. Kalau mudah nyebutnya itu sharing – sharing dulu, selling – selling kemudian. Jadi pada intinya adalah kita tidak langsung mengenalkan produk yang kita punya. Melainkan sharing – sharing dulu terkait benefit atau nilai produk yang kita punya.
Kita masuk ke dalam contoh agar lebih mudah. Mungkin teman – teman pernah melihat iklan – iklan di tv. Terutama iklan rokok. Mereka tidak memperlihatkan iklan orang merokok, tetapi menyuguhkan iklan – iklan dengan sebuah cerita.
Contoh yang lain. Kita bisa membuat sebuah flyer edukasi yang relevan dengan produk yang kita jual. Di dalam flyer kita beri nama usaha kita. Inilah yang disebut soft selling. Dan soft selling ini lebih sering digunakan pada media sosial seperti youtube, facebook, instagram, status WA dan media sosial lainnya.
Contoh lagi. Website satoeasa ini termasuk soft selling. Di website ini banyak edukasi dan tips bisnis. Produknya adalah pelatihan dan mengejar banyaknya pengunjung yang datang. Tetapi website ini memang kami fokuskan untuk edukasi secara dasar dan umum mengenai bisnis.
Oke, sampai di sini paham kan ?
Kita, lanjut ke Hard selling.
Apa itu Hard Selling ? tentu kebalikannya dari soft selling. Definisinya yaitu jualan dengan langsung menyampaikan harga, spesifikasi dan fitur sebuah produk. Tanpa ada basa – basi menjelaskan manfaat dan fitur tersebut. Dan hard selling ini ketika jualan online tempatnya di marketplace. Atau di landing page website kita sendiri.
Contohnya, buka saja marketplace seperti bukalapak, shoope, tokopedia, marketplace facebook. Pasti kita akan disuruh input atau memasukkan mulai harga, foto, sampai spesifikasi produk. Setelah itu pihak marketplace akan memasang produk pada etalase toko online kita.
Contoh lain. Kita posting di media sosial gambar sepatu dan ada tulisan harga atau diskonnya. Caption juga ditambah dengan spesifikasi sepatu. Inilah yang disebut hard selling. Jadi langsung menodong calon konsumen dengan produk yang kita jual.
Pertanyaan besarnya adalah kita menggunakan teknik selling yang mana ?
Menarik Untuk Dibaca : Mengenal Istilah Marketing 1.0 Sampai 4.0
Jawabannya adalah semua digunakan. Tergantung lihat media apa yang kita pakai. Jika kita punya media sosial. Saya sarankan 90 % soft selling. Boleh sesekali untuk hard selling. Tempat yang cocok untuk hard selling itu ya di marketplace, kita tinggal mengeluarkan budget iklan.
Kalau dalam ilmu copywriting, soft selling dan hard selling ini dijadikan satu. Atau digabungkan.
Suatu contoh kita punya jasa bengkel kaki – kaki mobil. Di awal tulisan kita menceritakan atau mengedukasi pentingnya merawat kaki – kaki mobil. Nah, diakhir tulisan kita menawarkan usaha jasa kita. Ini kalau dilihat dari ilmu copywriting.
Oke, semoga paham ya..
Jika teman – teman punya pendapat lain silahkan bisa ditulis di kolom komentar. Karena ini adalah pengetahuan basic. Terkadang dari setiap pengusaha punya definisi sendiri dari soft selling dan hard selling.
Salam sukses salam Satoeasa Untuk Indonesia.
Sumber gambar : seoanaksholeh.com
Mau Konsultasi?