Desa Preneur merupakan salah satu program unggulan dari Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta yang didanai menggunakan Dana Keistimewaan. Desa Preneur sendiri merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan unit-unit usaha skala desa, yang diusahakan oleh warga desa itu sendiri melalui penguatan pengetahuan dan keterampilan berwirausaha, peningkatan mutu produk/jasa, nilai tambah, dan daya saing dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan tercapainya kesejahteraan hidup warga.
Desa Preneur sudah dijalankan Pemda DI Yogyakarta melalui Dinas Koperasi dan UKM sejak tahun 2016 dengan berbagai model seperti Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur dan K45PAK (Kiblat Papat Lima Pancer Adiluhung Kawentar) di berbagai desa/kalurahan. Mulai tahun 2021 ada dua model pendekatan tambahan, yaitu Giriloji (Gemah Ripah Loh Jinawi) dan juga Blangkon (Bermuatan Lokal, Bersaing Global, dan Berbasis Komunal) yang dijalankan oleh Satoeasa Untuk Indonesia.
Blangkon (aksara Jawa: ꦧ꧀ꦭꦁꦏꦺꦴꦤ꧀) merupakan tutup kepala yang dibuat dari kain batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa. Secara makna blangkon merupakan simbol pertemuan antara jagad alit (mikrokosmos) dengan jagad gedhe (makrokosmos). Blangkon mengisyaratkan jagad gedhe, sedangkan kepala yang ditumpanginya mengisyaratkan jagad alit.
Dalam konteks program pengembangan desa preneur dengan model pendampingan bisnis produk unggulan lokal desa Blangkon, entitas usaha di desa dalam hal ini pelaku UMKM merupakan jagad alit yang harus mampu menunjukan eksistensinya dan mampu bersaing ke jagad besar (pasar global).
Guna mewujudkan produk lokal desa agar mampu bersaing di tataran global tentu dibutuhkan upaya besama secara komunal baik itu para pelaku usaha langsung yang ada di desa, pemerintah desa, BUMDES, Koperasi, komunitas lokal desa, maupun stakeholder berkepentingan yang ada.
Secara harfiah, Blangkon sendiri merupakan kependekan dari frasa Bermuatan Lokal, Bersaing Global, dan Berbasis Komunal. Sebuah konsep pengembangan ekonomi desa berbasis penguatan kapasitas secara komunal masyarakat desa (community development) dengan fokus mengangkat produk lokal unggulan desa sehingga mampu bersaing dalam kancah pasar global.
Baca Juga Artikel Kalurahan Sriharjo Sambut Baik Program Desa Prenuer
Dengan produk lokal desa mampu bersaing di kancah pasar global yang diupayakan bersama oleh masyarakat harapanya akan terjadi perputaran ekonomi di tataran desa serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Desa Preneur Blangkon merupakan salah satu pendekatan Desa Prenuer dengan pendampingan bisnis kepada produk unggulan lokal desa dimana dalam pelaksanaan Desa Preneur model Blangkon ini, peserta yang disasar adalah para pelaku usaha yang mempunyai produk bermuatan lokal seperti menggunakan bahan baku yang berasal dari wilayah desa, ataupun produk yang bahan bakunya berasal dari luar desa namun proses produksinya dijalankan di dalam desa sehingga ada nilai tambah yang berputar di wilayah desa, ataupun produk yang dia menjadi produk khas warisan dari nenek moyang atau produk-produk kultur dari desa tersebut.
Produk unggulan lokal desa ini didorong mempunya daya saing agar mampu bersaing di pasar global. Ada enam aspek penguatan daya saing pelaku usaha yang ditekankan diantaranya Aspek Produk/Produksi, Aspek SDM/Kewirausahaan, Aspek Penguasaan Pasar, Aspek Penguasaan Digital, Aspek Keuangan, dan Aspek Kelembagaan. Dengan memberikan enam aspek penguatan kepada para pelaku umkm yang memiliki produk unggulan lokal desa diharapkan mereka mempu bersaing di kancah pasar nasional dan global.
Selain itu, dalam pelaksanaannya, Desa Preneur ini tidak bisa terlaksana tanpa dukungan stakeholder yang ada di desa/kalurahan. Untuk itu diharapakan program Desa Preneur yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta ini menjadi gerakan bersama semua unsur yang ada di desa baik pemerintah desa, pelaku UMKM, kelompok usaha, dan juga BUMDESnya. Dalam desain program Desa Preneur Blangkon ditahun ke tiga perlu diinisiasi marketing hub yang bisa membantu pasar produk-produk unggulan lokal desa. Fungsi ini bisa dijalankan oleh kelompok usaha yang ada di desa namun akan lebih optimal jika bisa berada di bawahnya BUMDES sebagai salah satu unit usahanya.
Tahun 2021, Satoeasa Untuk Indonesia dipercaya oleh Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta untuk mendampingi 8 Desa Preneur Tahap Penumbuhan dengan model pendampingan bisnis produk unggulan lokal desa Blangkon (Bermuatan Lokal, Bersaing Global, dan Berbasis Global). Ke depalan desa tersebut di antaranya:
Program utama pada tahap penumbuhan Desa Prenuer tahun ini adalah peningkatan kapasitas pelaku usaha yang mempunya produk unggulan lokal desa melalui pelatihan dan pendampingan intensif di setiap desa.
Mau Konsultasi?