Baru-baru ini, saat perjalanan ke Bangkok beberapa minggu lalu, saya menemukan buku menarik berjudul *All You Need is Less* karya Vicky Vinton. Buku ini mengajarkan tentang mengurangi hal-hal yang tidak perlu—mulai dari pikiran, stres, hingga pembelian barang-barang yang tidak diperlukan. Pemikirannya membuka wawasan baru bagi saya.
Biasanya saya selalu semangat untuk bekerja keras dan mengejar banyak hal, namun, setelah membaca buku ini, saya tersadar pentingnya mengurangi kecepatan, mengurangi beban pikiran, dan juga mengurangi pekerjaan yang tidak terlalu esensial. Berikut beberapa hal utama dari buku tersebut yang ingin saya bagikan.
Pertama, mengurangi stres yang tidak perlu. Stres kadang datang dari hal-hal sepele, seperti perbandingan dengan orang lain atau kekhawatiran yang berlebihan. Untuk mengurangi stres, cari aktivitas yang menenangkan, seperti yoga, meditasi, bernyanyi, atau jalan pagi. Kadang, hiburan sederhana seperti karaoke bersama keluarga bisa sangat efektif dalam menurunkan stres. Tubuh kita, yang bekerja keras setiap harinya, butuh reward atau penghargaan—baik melalui hiburan maupun waktu istirahat.
Kedua, mengurangi pikiran yang tidak perlu. Otak kita memiliki kapasitas terbatas, jadi sebaiknya tidak semua hal harus dipikirkan. Fokus saja pada hal-hal yang penting dan langsung relevan.
Tidak perlu membebani diri dengan penyesalan masa lalu atau kekhawatiran yang berlebihan tentang masa depan. Saya juga sedang membuat konten *satu hari satu kebajikan* untuk menjadikan diri lebih baik secara bertahap setiap harinya. Bagi yang berumah tangga, penting juga untuk berbagi peran dengan pasangan; hal ini membantu mengurangi pikiran yang tidak perlu.
Ketiga, kurangi membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Ini kebiasaan yang sering muncul, terutama saat COVID-19 lalu, di mana banyak dari kita membeli barang online yang pada akhirnya tidak sesuai ekspektasi atau tidak terpakai. Misalnya, saya pernah membeli merchandise Cristiano Ronaldo; kaosnya pas, tapi sweaternya terlalu besar, dan jaketnya malah kekecilan. Pembelian impulsif seringkali hanya menambah barang yang tidak diperlukan di rumah.
Prinsip dalam buku ini mengajak untuk hidup lebih simpel dan fokus pada hal-hal yang esensial bagi kebahagiaan dan ketenangan diri.
Sering kali dengan adanya potongan diskon dan free ongkir, kita membeli barang yang sebenarnya hanya menumpuk di rumah. Lemari penuh dengan barang yang jarang atau bahkan tidak pernah dipakai. Ini tidak hanya membebani ruang, tetapi juga pikiran. Jadi, mulailah mengurangi membeli barang yang tidak perlu. Jika rumah berantakan karena terlalu banyak belanjaan, ini bisa menambah stres. Belilah barang yang benar-benar diperlukan agar hidup lebih tenang dan teratur.
Menarik Untuk DIbaca : Cerita India Taklukkan Dunia
Selanjutnya adalah mengurangi makanan yang tidak diperlukan, terutama makanan tidak sehat. Kebiasaan makan makanan yang tidak bergizi selain buruk bagi kesehatan juga menguras anggaran. Konsumsilah makanan yang bermanfaat bagi tubuh, seperti makanan organik dan perbanyak konsumsi sayuran dan ikan. Kurangi makanan berminyak dan tinggi karbohidrat yang bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti diabetes. Junk food mungkin terasa enak sesekali, tetapi jika terlalu sering dikonsumsi, bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kemudian, kurangi teman yang tidak perlu. Waktu kita terbatas, dan teman yang toksik bisa menguras energi dan menghambat kesuksesan. Pilihlah teman yang positif, yang bisa mendorong Anda menjadi versi terbaik dari diri Anda.
Jangan terlalu banyak berteman dengan orang yang negatif atau yang justru menghalangi Anda untuk maju. Ini bukan berarti diskriminatif, tetapi untuk memastikan lingkungan pergaulan Anda memberikan pengaruh yang baik.
Kurangi juga kekhawatiran yang tidak perlu. Banyak orang tenggelam dalam kekhawatiran tentang masa depan, takut akan hal-hal yang mungkin tidak terjadi. Fokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan hari ini. Jangan habiskan waktu untuk mengkhawatirkan opini orang atau kemungkinan kegagalan. Kekhawatiran berlebihan justru bisa melemahkan diri Anda sebelum bertindak.
Tambahan dari saya adalah kurangi ambisi yang tidak perlu. Fokus pada satu tujuan besar yang benar-benar ingin dicapai daripada ingin mencapai banyak hal sekaligus. Misalnya, jika ingin menjadi kaya, fokuslah pada usaha untuk meraih kekayaan terlebih dahulu. Setelah itu, Anda bisa mengejar hal lain. Jangan terjebak dalam mengejar semua impian sekaligus hingga tidak punya waktu atau energi untuk mencapainya. Ambisi yang terlalu banyak justru bisa membuat hidup terasa penuh tekanan.
Semoga dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, kita bisa hidup lebih bahagia. Kebahagiaan tidak harus berarti kaya raya, tetapi mencapai apa yang kita impikan, baik itu kesuksesan, ketenaran, atau kedamaian hati. Buku *All You Need is Less* karya Vicky Vinton menjadi pengingat berharga untuk mengurangi hal-hal yang tidak perlu dalam hidup: kurangilah stres, pikiran, barang-barang, makanan, teman, kekhawatiran, dan ambisi yang tidak penting.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Jualan di Status WA
Mau Konsultasi?