

Di sini kami membahas hal-hal yang berhasil, yang gagal, serta sisi-sisi yang jarang dibicarakan ketika membahas inovasi di perusahaan besar. Tidak ada jargon dan tidak ada basa-basi—hanya insight yang jujur dan langsung dari pengalaman lapangan.
Pada episode perdana ini, kita fokus pada kompetisi inovasi dan berbagai permasalahan yang sering muncul di dalamnya.
Setelah kompetisi selesai, pemenang diumumkan, dan foto-foto dipublikasikan, banyak perusahaan mendapati bahwa ide pemenang tidak pernah berlanjut menjadi proyek nyata. Penyebab utamanya biasanya:
Seringkali pimpinan hanya mengatakan “Pastikan ini dijalankan,” tetapi tidak ada komitmen operasional yang nyata.
Dalam konteks organisasi, niat tidak sama dengan keinginan.
Niat membutuhkan bukti: waktu, tindakan, sistem, dan prioritas yang jelas.
Analogi mudahnya: seseorang yang mengaku berniat mendapatkan beasiswa, tetapi tidak pernah belajar, tidak riset kampus, dan tidak meminta rekomendasi. Secara teknis, ia hanya “ingin”, bukan “berniat”.
Hal yang sama terjadi di perusahaan: pimpinan mengapresiasi ide, tetapi tidak mengalokasikan waktu, orang, atau ruang untuk menjalankannya.
Tanpa anggaran, implementasi tidak mungkin berjalan. Ide inovasi selalu membutuhkan sumber daya.
Beberapa ide memerlukan persetujuan lintas unit, perubahan SOP, atau komitmen jangka panjang. Tanpa dukungan penuh dari manajemen, proyek sering berhenti di tengah jalan.
Menarik Untuk Dibaca : Simak Ini Sebelum Mulai Usaha
Agar ide pemenang benar-benar terwujud, perusahaan harus menunjukkan niat yang nyata melalui program pasca kompetisi.
Langkah pentingnya meliputi:
Kompetisi inovasi sering hanya berhenti di tahap lomba. Padahal yang dibutuhkan justru program lanjutan yang mendampingi pemenang sejak awal.
Surat Keputusan menjadi bukti komitmen. Di dalamnya harus mencakup:
Penunjukan proyek yang wajib diimplementasikan
Tenggat waktu
Target hasil
Penanggung jawab
Mekanisme monitoring
Tanpa dana, tim, ruang kerja, dan akses data—proyek tidak dapat berjalan.
Harus ada forum resmi (weekly/biweekly review) untuk memantau perkembangan.
Hal ini membantu percepatan, mitigasi risiko, dan pengambilan keputusan lintas unit.
Bagaimana Menjalankan Kompetisi Inovasi Saat Perusahaan Sedang Efisiensi?
Banyak perusahaan ingin tetap mendorong inovasi meskipun anggaran dan sumber daya terbatas.
Tiga opsi yang sering dipikirkan:
Fokus pada masalah operasional
Gunakan format kompetisi sederhana
Cari ide yang bisa langsung dicoba
Namun, jawaban yang tepat adalah: tidak perlu memaksakan kompetisi besar.
Daripada membuat kompetisi megah yang butuh anggaran besar, perusahaan dapat melakukan:
Program sederhana
Tanpa panggung seremonial
Tanpa konsep “pemenang besar”
Fokus pada perbaikan proses kerja
Hal ini disebut sebagai workplace innovation, yaitu inovasi level operasional yang langsung berdampak pada aktivitas harian karyawan.
Pendekatan ini cocok ketika perusahaan:
Sedang efisiensi
Ingin hasil cepat
Membutuhkan perbaikan nyata, bukan sekadar acara besar
Jawaban yang benar tergantung tujuan perusahaan. Ada dua tujuan yang biasanya menjadi fokus:
Artinya:
Semakin banyak karyawan ikut, semakin baik
Semua level merasa punya ruang untuk berkontribusi
Lingkungan perusahaan menjadi lebih terbuka terhadap ide
Contoh nyata:
Salah satu klien awalnya hanya mendapat sekitar 200 ide. Setelah pendekatan kompetisi yang benar, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 2.000 ide. Ini tanda budaya inovasi mulai tumbuh.
Yang diukur bukan jumlah peserta, tetapi kualitas hasil:
Ada ide yang benar-benar menjadi proyek
Berdampak pada operasional
Memberi hasil terukur (profit, saving, efisiensi, atau perbaikan layanan)
Di beberapa perusahaan, kompetisi tahun pertama fokus pada budaya (kuantitas).
Tahun kedua fokus pada kualitas ide dan pilot project.
Tahun ketiga fokus pada implementasi dan dampak angka.
Setiap fase memiliki indikator keberhasilan berbeda.
Ada niat yang nyata dari manajemen, bukan hanya apresiasi simbolik.
Ada program pasca kompetisi yang konkret.
Format harus menyesuaikan kondisi perusahaan, tidak harus selalu megah.
Indikator keberhasilan harus sesuai tujuan:
Jika untuk budaya → ukur partisipasi
Jika untuk hasil → ukur implementasi dan dampak
Dalam beberapa kasus: keduanya
Implementasi adalah indikator tertinggi dari semua jenis kompetisi inovasi.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Mengoptimalkan Affiliate Marketing
Mau Konsultasi?