Tips Bisnis ~ Pada tahun 2007, saya bertemu dengan sosok fenomenal, Om Bob Sadino. Beliau adalah guru yang sangat menginspirasi, terutama dalam hal leadership. Ketika kami berbincang dari siang hingga sore hari, kata-kata seperti goblok sering kali keluar dari mulut beliau, disertai ungkapan seperti tai kucing atau sampah itu di otakmu.
Meskipun kasar, saya tidak merasa marah atau tersinggung. Justru, saya tersenyum. Saya berpikir, “Benar juga ya, saya memang goblok.” Akhir sesi itu, saya berkata kepada Om Bob, “Om, aku seminarin ya Om, dengan judul ‘Belajar Goblok dari Bob Sadino’.” Beliau pun menjawab, “Boleh tuh, udah lama gak ke Batam.”
Konsep “belajar goblok” ini menarik. Om Bob mengajarkan bahwa orang pintar sering kali terlalu banyak berandai-andai, takut mencoba, dan tidak melangkah. Sebaliknya, orang goblok melangkah dengan satu ide, fokus, dan menyesuaikan diri jika diperlukan. Orang pintar terlalu sibuk dengan banyak ide hingga sulit menyelesaikan satu hal. Filosofi ini membangun pemahaman bahwa kesederhanaan dan keberanian melangkah adalah kunci kesuksesan.
Cerita berlanjut pada 1 Desember 2009, hari wafatnya ayah saya. Di hari yang sama, saya bersama Om Bob mengisi seminar untuk 600 kepala sekolah SMK se-Indonesia. Saat sesi tanya jawab, seorang ibu kepala sekolah terus membantah penjelasan Om Bob dengan banyak tapi-tapi. Akhirnya, Om Bob berkata, “Anda kalau laki-laki, sudah saya gampar muka Anda!” Ungkapan ini spontan dan khas beliau. Jika kejadian ini terjadi di era sekarang, Om Bob mungkin bisa “diviralkan” atau bahkan dipermasalahkan, seperti fenomena yang sering terjadi di media sosial saat ini.
Menarik Untuk Dibaca : Strategi Untuk UMKM
Saya sering mendengar komentar negatif tentang Om Bob, terutama dari mereka yang tidak mengenal pribadinya. Namun, sebagai seseorang yang pernah belajar langsung dari beliau, saya melihat Om Bob sebagai guru luar biasa. Gaya bicaranya mungkin kasar, tetapi kedalamannya sebagai pemimpin sangat inspiratif. Salah satu momen yang membekas adalah ketika Om Bob mengajak sopir pribadinya, Mas Poniran, ke Singapura. Meski disebut sopir, Om Bob memperlakukannya seperti anak sendiri, menunjukkan betapa besar rasa hormat dan kemanusiaannya.
Ketika kami berbincang di Batam, Om Bob menjelaskan dalam bahasa Inggris (supaya tidak didengar Mas Poniran), “Saya ke Singapura bukan untuk saya, tapi untuk dia. Saya ingin menunjukkan bagaimana hebatnya Singapura.” Tindakan ini menunjukkan sisi lain Om Bob yang jarang terlihat—seorang yang sangat menghargai orang-orang di sekitarnya.
Om Bob juga sosok yang tidak suka memamerkan amal atau ibadahnya. Misalnya, beliau tidak pernah terang-terangan mengatakan ingin salat, tetapi diam-diam pergi ke musala di basement rumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Om Bob lebih fokus pada esensi dibandingkan formalitas.
Bagi saya, Om Bob adalah contoh bagaimana kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari casing luarnya. Zaman sekarang, banyak orang terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya dari potongan kecil informasi, tanpa memahami konteks secara utuh. Ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menilai seseorang.
Om Bob juga mengajarkan bahwa ilmu itu seperti air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Untuk mendapatkan ilmu, kita harus merendahkan hati. Kerendahan hati membuka pintu keilmuan dan rezeki. Dalam proses belajar, kita juga harus memahami bahwa setiap daerah memiliki etiket yang berbeda-beda. Contohnya, kata-kata seperti jancuk di Surabaya mungkin terdengar kasar bagi orang dari daerah lain, tetapi di sana dianggap akrab dan guyonan.
Zaman media sosial sekarang memaksa etiket lokal untuk diuniversalkan. Hal ini sering menimbulkan salah paham. Standar kehalusan atau keakraban suatu daerah bisa berbeda dengan daerah lain. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati saat sesuatu direkam dan dipublikasikan, karena audiensnya bisa berasal dari berbagai latar belakang.
Nasihat terakhir yang saya dapatkan dari guru saya adalah berhati-hati dalam bercanda. Terlalu banyak bercanda bisa membuat kita tergelincir lidah dan menurunkan wibawa. Semoga kisah dan pelajaran dari Om Bob Sadino ini bermanfaat dan memberikan hikmah bagi kita semua.
Menarik Untuk Ditonton : Kesalahan Fatal Dalam Manajemen Keuangan
Mau Konsultasi?