Sriharjo – Senin 6 September 2021 kick off program Desa Prenuer dengan Model Pendampingan Bisnis Blangkon (Bermuatan Lokal, Bersaing Global, dan Berbasis Komunal) dimulai dengan acara FGD Desa Mandiri Pada Tahap Desa Preneur Embrio di kalurahan Sriharjo. Acara ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari unsur pelaku usaha, perangkat desa, perwakilan kelompok usaha, dan juga BUMDES kalurahan Sriharjo. Dari sisi pelaksana hadir pula Kepala Seksi Kewirausahaan Bidang Layanan Usaha Terpadu Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta serta mitra dari Satoeasa Untuk Indonesia.
Desa Preneur merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk menumbuhkan unit-unit usaha skala desa, yang diusahakan oleh warga desa itu sendiri melalui penguatan pengetahuan dan keterampilan berwirausaha, peningkatan mutu produk/jasa, nilai tambah, dan daya saing dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan tercapainya kesejahteraan hidup warga.
“Desa Preneur Blangkon sendiri merupakan salah satu pendekatan Desa Prenuer dengan pendampingan bisnis kepada produk unggulan lokal desa dimana dalam pelaksanaan Desa Preneur model Blangkon ini, peserta yang disasar adalah para pelaku usaha yang mempunyai produk bermuatan lokal seperti menggunakan bahan baku yang berasal dari wilayah desa, ataupun produk yang bahan bakunya berasal dari luar desa namun proses produksinya dijalankan di dalam desa sehingga ada nilai tambah yang berputar di wilayah desa, ataupun produk yang dia menjadi produk khas warisan dari nenek moyang atau produk-produk kultur dari desa tersebut.” papar Imam Syafi’i direktur CV Satoeasa Untuk Indonesia dalam presentasinya.
Produk unggulan lokal desa ini didorong mempunya daya saing agar mampu bersaing di pasar global. Ada enam aspek penguatan daya saing pelaku usaha yang ditekankan diantaranya Aspek Produk/Produksi, Aspek SDM/Kewirausahaan, Aspek Penguasaan Pasar, Aspek Penguasaan Digital, Aspek Keuangan, dan Aspek Kelembagaan.
“Dengan memberikan enam aspek penguatan kepada para pelaku umkm yang memiliki produk unggulan lokal desa Kami berharap mereka mempu bersaing di kancah pasar nasional dan global” imbuhnya.
Selain itu, dalam pelaksanaannya, Desa Preneur ini tidak bisa terlaksana tanpa dukungan stakeholder yang ada di desa. Untuk itu diharapakan program Desa Preneur yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta ini menjadi gerakan bersama semua unsur yang ada di desa baik pemerintah desa, pelaku UMKM, kelompok usaha, dan juga BUMDESnya.
“Besar harapan kami, sesuai dengan program yang kami desain, di Kalurahan Sriharjo ini bisa diinisiasi marketing hub yang bisa membantu pasar produk-produk unggulan lokal desa. Kami sangat mendorong fungsi ini bisa berada di bawahnya BUMDES Sriharjo agar secara fungsi bisa berjalan optimal. Untuk itu setelah acara ini kami sangat terbuka untuk mendiskusikan bagaimana peran dan desain pelaksanaannya” tutup Imam Syafi’i di ahir paparannya terkait dengan Program Desa Preneur dengan pendekatan Blangkon (Bermuatan Lokal, Bersaing Global, dan Berbasis Komunal).
“Program Desa Prenuer ini sudah dijalankan di berbagai desa dengan model yang berbeda-beda, termasuk di desa Sriharjo ini menggunakan pendekatan Blangkon. Melalui progam Desa Preneur kami berharap tumbuh jiwa kewirausahaan yang kuat di tingkat desa sehingga melahirkan para pelaku usaha sukses dari desa/kalurahan Sriharjo.” ungkap Ratna Listiyani, S.Si Kepala Seksi Layanan Kewirausahaan Baru Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta.
Selain itu, Ratna Listiyani, S.Si juga menyampaikan bahwa Dinas Koperasi dan UKM mempunyai program unggulan bernama SiBakul Jogja. SiBakul Jogja merupakan sistem pembinaan UMKM berbasis kurikulum terstruktur dengan berbagai macam kurikulum pelatihan dan pendampingan. Selain itu, kini SiBakul Jogja dilengkapi dengan market hub dengan gratis ongkos kirim bagi para pelaku usaha yang bertransaksi dan mengirimkan produknya ke konsumen. Tidak terbatas hanya di wilayah DI Yogyakarta saja, pelaku UMKM bisa melayani gratis ongkir ke seluruh wilayah di Indonesia. Untuk itu, ibu Ratna mengajak pelaku usaha yang berada di kalurahan Sidoarum, kapanewon Godean, kabupaten Sleman untuk mendaftar ke SiBakul Jogja dan memanfaatkan berbagai macam programnya.
Baca Juga Artikel Mengenal Desa Preneur dengan Model Pendekatan Blangkon
Kepala kalurahan Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah, S.I.P. menyambut baik hadirnya program Desa Preneur di kalurahan yang beliau pimpin. Melalui program ini beliau berharap pelaku UMKM dapat memanfaatkannya dengan baik agar usahanya dapat lebih berkembang. kalurahan Sriharjo sendiri memiliki banyak pelaku UMKM, mulai dari yang masih merintis atau bahkan yang memiliki omset 200 juta per bulan juga ada. Yang berjualan lokal atau yang sudah ekspor. Disetiap dusun sebenarnya ada UMKM, namun tidak semua paham cara berkembang dan melebarkan bisnisnya, memperluas pemasarannya.
“Untuk ini mari kita optimalkan barenf program yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM DI Yogyakarta ini.” ajakan ibu lurah kepada para peserta yang hadir.
“Program ini sangat baik, kami juga akan segera mendorong untuk BUMDES bisa mengaktifkan showroom jika memungkinkan kami juga ingin BUMDES mengembangkan platform marketplace sebagai salah satu tempat untuk memasarkan produknya. Kedepan kami berharap hal ini bisa disinergikan melalui program Desa Preneur ini.” imbuh beliau.
Tak kalah antusias dengan ibu lurah, pesertapun sangat menyambut baik program ini dengan berkomitmen bersama untuk mengikuti rangkaian program Desa Preneur Blangkon di tahap Penumbuhan. Adapun kegiatan utama di tahap ini adalah Pelatihan Peningkatan Kapasitas yang akan dijalankan selama tiga hari dan juga pedampingan minimal seminggu satu kali pertemuan sampai dengan ahir bulan November 2021. Peserta dan pendamping pun langsung mengatur jadwal untuk pertemuan perdana pendampingan. (IS)
Mau Konsultasi?