Ketika memulai usaha, saya berpikir akan lebih mudah mengelola waktu, tetapi ternyata malah sebaliknya. Jam kerja kami justru semakin banyak. Kami memulai produksi bakpia pada pertengahan 2017, dan sekitar tahun 2018, kami mulai merekrut karyawan untuk membantu produksi. Pada saat itu, semua proses masih dilakukan secara manual sehingga waktu kerja kami sangat panjang. Proses pembuatan bakpia tidaklah mudah, terutama pada tahap pengolahan kacang hijau yang memakan waktu cukup lama.
Saat ini, saya dibantu oleh 23 orang karyawan. Persaingan di bidang bakpia cukup ketat di Tulungagung, namun kami berusaha memberikan yang terbaik dengan harga yang lebih murah tanpa mengurangi kualitas.
Kami menjual bakpia isi 10 dengan harga Rp9.000, sedangkan untuk varian cokelat harganya Rp9.500 per kotak. Kami bisa menjual dengan harga murah karena bahan baku kami beli langsung dari pabrik, sehingga bisa menekan ongkos produksi. Kami biasanya memproduksi sekitar 1500 hingga 2000 kotak per hari sesuai pesanan. Sistem kami memang berbasis pesanan, dan kadang pesanan sudah penuh satu minggu sebelumnya. Kami sering kali harus menolak pesanan tambahan karena keterbatasan tenaga dan kapasitas tempat.
Menarik Untuk Dibaca : Dibalik Kesuksesan Alfamart
Menolak pesanan bukanlah hal yang mudah, sering kali kami menerima keluhan dari pelanggan. Namun, kami lebih memilih menjaga kualitas produk daripada memaksakan produksi yang berlebihan. Untuk menghindari penolakan di masa depan, kami berencana memperluas tempat produksi kami.
Modal awal kami sebesar Rp150.000 digunakan untuk membeli bahan baku seperti kacang hijau dan tepung. Kami juga menggunakan oven pinjaman dari ibu saya saat itu. Kini, dengan perkembangan usaha, kami sudah bisa membeli peralatan yang lebih baik dan mempekerjakan lebih banyak karyawan.
Strategi penjualan kami terbilang unik, yaitu hanya melalui pemasaran dari mulut ke mulut. Kami juga fokus pada segmen pasar yang berbeda, yaitu untuk acara hajatan seperti selamatan dan acara keagamaan lainnya. Dengan strategi ini, kami dapat mencapai omzet harian sekitar Rp10 hingga Rp12 juta.
Meskipun usaha ini sudah berjalan dengan baik, saya merasa belum puas karena masih ada keterbatasan dalam hal kapasitas dan lokasi. Namun, saya sangat bersyukur bisa mengelola usaha ini dan memberikan pekerjaan kepada banyak orang di sekitar kami. Setiap tahun, kami juga mengadakan liburan bersama karyawan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka.
Pengalaman menjalankan usaha ini sangat berharga, terutama saat menghadapi pandemi COVID-19. Awalnya, kami sempat mengalami penurunan pesanan karena larangan acara kumpul-kumpul. Namun, situasi ini berubah menjadi berkah ketika orang mulai mencari makanan yang lebih sederhana, dan bakpia kami menjadi pilihan. Berkat itu, kami bisa mempekerjakan kembali karyawan yang sebelumnya sempat dirumahkan.
Dulu, saya adalah lulusan pondok pesantren dan sempat kuliah selama satu tahun. Namun, saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dan memilih fokus bekerja. Saya dan istri memiliki cita-cita untuk memiliki peternakan di masa tua sebagai tempat menenangkan diri. Bagi saya, menjalani usaha dengan ikhlas dan senang adalah kunci kebahagiaan.
Pesan saya untuk siapa pun yang ingin memulai usaha adalah mengetahui kebutuhan mana yang lebih penting daripada keinginan. Dengan begitu, usaha akan lebih terarah dan dapat memberikan kepuasan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Saya, Imam Sukrowardi dari Bakpia Hikmah Tulungagung. Semoga usaha teman-teman berkah dan sukses.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Optimasi TikTok
Source : pecah telur
Mau Konsultasi?