Ide Bisnis Budidaya Jambu Air
18 Juli 2022, Oleh : Reni
Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Mytaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebenarnya berbeda dengan Jambu Semarang ( Syzygium Samarangense ), kerabat dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa. Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga keduannya kerap dinamai dengan nama umum jambu air atau jambu saja.
Daftar Isi
Peluang Bisnis Budidaya Jambu Air
Jambu air adalah jenis tanaman tropis yang sangat diminati karena memiliki kesegaran juga tampilan warna yang menarik. Penggemar buah jambu air memang cukup tinggi, tidak heran jika jambu air banyak dijajakan di pasaran. Tingginya tingkat industri makanan dan minuman yang berbahan dasar jamu air membuat tingginya permintaan jambu ini semakin tinggi dari waktu ke waktu. Hal tersebut membuat Peluang Bisnis Budidaya Jambu Air akan sangat menguntungkan. Selain budidaya nya yang mudah, jambu air juga gampang untuk dibudidayakan karena tidak memerlukan perawatan khusus. Masih jarangnya orang yang membudidayakan jambu ini juga membuat kesempatan untuk Budidayanya semakin lebar.
Konsumen
Jambu air memiliki banyak penggemar, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sangat menyukai buah segar satu ini. Jambu biji dapat juga diolah menjadi berbagai minuman dan makanan, seperti jus, asinan, rujak, manisan dan lain-lain. Tidak hanya dikonsumsi oleh individu saja, tetapi juga banyak pelaku bisnis yang menggunakan jambu air sebagai bahan olahan makanan yang mereka jajakan.
Cara Budidaya Jambu Air
Jambu air tumbuh baik pada ketinggian antara 5-500 meter dari permukaan laut. Jika poho di tanam di wilayah lebih tinggi hasilnya akan kurang optimal.atau setidaknya perlu perawatan khusus agar produktivitasnya memuaskan. Tanaman jambu air menghendaki pencahayaan matahari langsung dengan insentitas sekitar 40-80 % dalam sehari. Suhu optimal bagi perkembangannya berkisar 10-28 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 50-80%.
Perbanyakan tanaman jambu air bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara generative dan vegetative. Cara generative adalah cara memperbanyak tanaman menggunakan biji. Cara ini membutuhkan waktu yang panjang mulai dari perbanyakan, penanaman hingga tanaman berbuah. Sedangkan cara vegetative adalah proses perbanyakan tanaman tidak menggunakan biji namun dengan penyangkokan, okulasi dan penyetekan.
Budidaya jambu air yang menggunakan bibit vegetative lebih cepat berbuah. Hal ini dikarenakan bibit sebelumnya sudah memiliki umur dalam pertumbuhannya. Berbeda dengan budidaya melalui biji karena pertumbuhan pohon harus secara lami dan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa berbuah. Pola penanaman jambu air dengan bibit vegetative juga sangan direkomendasikan untuk budidaya menggunakan pot atau polybag. Karena bibit vegetative akan memiliki ukuran yang lebih oendek namun sudah dapat berbuah. Salah satu perbanyakan vegetative yang banyak digunakan adalah dengan cara cangkok. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin melakukan pencangkokan, diantaranya:
Setelah mendapatkan bibit yang diinginkan, selanjutnya melakukan penanaman. Penanaman bibit jambu air sebaiknya diatur dengan jarak sekitar 8 x 8 meter agar daun bisa lega dan tidak saling tindih. Kemudian buatlah lubang dengan ukuran 60x60x60 cm, biarkan lubang terbuka selam a2-3 hari bisa juga diberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Setelah itu bibit tanam siap dimasukkan ke dalamnya, tutupi dengan tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kompos lalu siram. Proses penanaman sebaiknya dilakukan ada pagi dan sore hari, agar setelah ditanam pohon tidak langsung terkena sinar terik. Pohon perlu beradatapsi agar tidak stress dengan tempat dan alam yang baru. Ketika penanaman pada musim kemarau, lakukan penyiraman tiappagi dan sore. Sementara jika menanam pada musim penghujan perhatikan agar pohon tidak tergenang air dalam waktu yang lama.
Pemupukan adalah hal yang wajib dilakukan pada budidaya jambu air agar tanaman bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang lebat. Pemupukan jambu air dimulai dari pertama tanam, yakni mencampurkan pupuk kompos saat penanaman bibit seperti penjelasan di atas. Setelah pemupukan awal, selanjutnya pohon jambu air cukup mendapatkan pupuk 3 bulan sekali atau minimal 2 kali dalam setahun. Pengairan perlu diperhatikan agar tidak tergenang saat musim hujan dan tidak kekeringan saat musim kemarau tiba. Cara pemupukan jambu air adalah dengan meletakkan pupuk pada jarak sekitar 1 meter dari pohon. Buat sebuah lubang dan masukkan pupuk di lubang tersebut.
Masalah gulma dan rumput liar juga penting untuk di pantau agar pohon tidak terganggu pertumbuhannya karena gulma. Perhatikan pula masalah hama dan penyakit yang mungkin menyerang. Jika pohon terkena hama atau penyakit maka lakukan penanganan dengan penyemprotan pestisida atau obat sesuai keperluan.
Untuk mendapatkan buah yang lebat dan maksimal maka perlu dilakukan pemotongan pada cabang atau dahan- dahan jambu air. Pemotongan ini dilakukan agar tajuk baru bisa terbentuk sehingga mendapatkan kanopi yang sempurna. Kanopi dan cabang yang memiliki potensi berbuah menjadi lebih banyak sehingga ketika pada saatnya berbuah, pohon akan memiliki banyak ranting yang berbuah. Selain itu, pemotongan juga dilakukan untuk mengurangi pohon jambu air yang terlalu rimbun. Pada pohon yang terlalu rimbun atau terlalu banyak cabang , nantinya sulit untuk berbuah atau jarang karena tidak terkena sinar matahari secara maksimal, lebih baik dipotong agar cabang yang berpotensi berbuah bagus bisa tumbuh maksimal.
Saat jambu air sudah mulai berbunga, salah satu hama yang banyak menyerang adalah lalat buah. Lalat buah ini biasanya akan menyerang bunga yang sudah berumur 15 hari dan akan membuat bunga menjadi gugur atau buah jambu menjadi busuk. Untuk mengatasi serangan bunga jambu dari hama lalat buah. Maka perlu dilakukan pembungkusan. Jika ternyata bunga sudah terserang hama lalat, maka diperlukan penanganan dengan memberikan fungisida serta insektisida dengan dosis secukupnya. Jambu air biasanya akan berbuah2 kali dalam setahun, yakni kisaran bulan Juni-Agustus dan November-Desember. Panen dapat dilakukan jika buah sudah matang. Matangnya jambu air biasanya ditandai dengan ukurannya yang besar (sesuai varietas), berubah warna dari hijau menjadi merah (sesuai varietas).
Pada jambu air yang menggunakan bibit cangkokan biasanya sudah mulai berbuah setelah 8-12 bulan setelah penanaman, atau akan berbuah secara maksimal pada umur 3 menginjak 4 tahun setelah tanam. Proses pemanenan dilakukan beberapa kali dengan cara petik pilih. Hal ini dilakukan karena jambu air tidak matang secara bersama-sama sehingga pemanenannya hanya dilakukan pada jambu air yang matang. Untuk menjaga agar jambu air bisa tetap segar sedikit lebih lama maka lakukan penyimpanan pada lemari pendingin atau langsung dipasarkan.
Kelebihan Bisnis
Jambu air merupakan salah satu jambu yang banyak dicari dan digunakan pada pelengkap berbagai olahan makanan, oleh karena itu keberadaannya akan banyak dicari di pasaran. Harganya yang relative murah mampu dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat,
Kekurangan Bisnis
Pemeliharaan buah jambu air jika sudah memasuki musim bunga sampai berbuah membutuhkan ketlatenan dan ketelitian. Karena pada proses tersebut akan banyak hama dan penyakit yang akan menyerang calon buah. Jika calon buah sudah terserang hama ataupun penyakit akan mengakibatkan kerontokan calon buah ataupun busuk saat buah siap panen.
Strategi Pemasaran Budidaya Jambu Air
Untuk memasarkan buah jambu air dapat menjualnya sendiri dipasar, dapat juga membuka lapak pada tempat-tempat ramai seperti sekolahan, hajatan ataupun tempat-tempat lainnya. menawarkan kepada penjual buah dan pelaku bisnis yang membutuhkan buah sebagai bahan olahan makanan yang mereka jajakan. Usahakan buah yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus supaya dapat masuk dalam pasaran minimarket atau swalayan. Sediakan juga pengemasan yang baik menggunakan nama khusus agar buah jambu yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Analisis Biaya Budidaya Jambu Air
Investasi
Peralatan
No | Nama Peralatan | Harga |
1 | Pembukaan lahan | Rp 1.000.000 |
2 | Pengadaan bibit | Rp 300.000 |
3 | Alat semprot cairan | Rp 300.000 |
4 | Timba, selang, dan pompa air | Rp 350.000 |
5 | Gunting dan pisau | Rp 50.000 |
6 | Cangkul, golok, dan sabit | Rp 150.000 |
7 | Gerobak dorong | Rp 300.000 |
8 | Keranjang panen | Rp 100.000 |
9 | Peralatan tambahann lainnya | Rp 100.000 |
Jumlah Investasi | Rp 2.650.000 |
Biaya Operasional per Bulan
Biaya Tetap
No | Penyusutan | Hasil |
1 | Pembukaan lahan 1/12 x Rp 1.000.000 | Rp 83.400 |
2 | Penyediaan bibit 1/44 x Rp 300.000 | Rp 6.900 |
3 | Alat semprot cairan 1/44 x Rp 300.000 | Rp 6.900 |
4 | Timba, selang, dan pompa air 1/44 x 350.000 | Rp 8.000 |
5 | Gunting dan pisau 1/44 x Rp 50.000 | Rp 1.200 |
6 | Cangkul, golok, dan sabit 1/44 x Rp 150.000 | Rp 3.500 |
7 | Gerobak dorong 1/44 x Rp 300.000 | Rp 6.900 |
8 | Keranjang panen 1/44 x Rp 100.000 | Rp 2.300 |
9 | Peralatan tambahan lainnya 1/44 x Rp 100.000 | Rp 2.300 |
Total Biaya Tetap | Rp 121.400 |
Biaya Variabel
No | Nama | Hasil |
1 | Pupuk organic Rp 15.000 x 30 | Rp 450.000 |
2 | Pupuk kimia Rp 20.000 x 30 | Rp 600.000 |
3 | Pestisida dan obat Rp 25.000 x 30 | Rp 750.000 |
4 | Biaya lainnya Rp 15.000 x 30 | Rp 450.000 |
5 | Biaya trasportasi dan BBM Rp 25.000 x 30 | Rp 750.000 |
6 | Pengemas Rp 10.000 x 30 | Rp 300.000 |
Total Biaya Variabel | Rp 3.300.000 |
Total Biaya Operasional
Biaya Tetap + Biaya Variabel
Rp 121.400 + Rp 3.300.000 = Rp 3.421.400
Pendapatan per Panen
25 kg x Rp 10.000 = Rp 250.000
250.000 x 30 hari = Rp 7.500.000
Keuntungan per Panen
Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp 7.500.000 – Rp 3.421.400 = Rp 4.078.600
Berikut diatas merupakan penjabaran mengenai Bisnis Budidaya Jambu Air yang dapat dijadikan referensi usaha. Analisis biaya hanya sebagai gambaran, kenyataan dilapangan tidak dapat dipastikan. Tergantung bagaimana bisnis tersebut berjalan dan harga jual pada saat panen tiba.
Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Baca juga https://satoeasa.com/ide-bisnis-budidaya-jeruk-nipis/
Mau Konsultasi?