Inspirasi Bisnis ~ Kartini Hari Asih. Itu nama lengkap beliau. Owner dari Kartini Bordir. Rumahnya berada di kawasan Kedurus, Surabaya.
Kartini Bordir adalah sebuah produk kerajinan bordir yang rata – rata masyarakat sudah mengenalnya.
Sejak tahun 2010 kerajinan bordir ini dimulai. “ Awalnya, saya hanya ibu rumah tangga biasa yang senang kerajinan dan aktif di PKK kelurahan. Oleh pak lurah, saya dikenalkan dengan pelatihan bordir. Dibantu Disnaker Surabaya, beberapa orang dikirim ke SMKN 8 Surabaya untuk belajar bordir. Dari sini, semakin hari saya semakin senang membordir dan membuat produk saya sendiri.
Sebelum mendirikan Kartini Bordir, saya dan teman – teman yang ikut pelatihan mendirikan Kesra Bordir. Seiring perjalanan waktu, Kesra Bordir saya pasrahkan untuk pengembangan ke adik saya. Saya kemudian membuat brand baru yaitu Kartini Bordir.” Kata beliau.
Produk bordir pertama kali yang ia produksi adalah taplak meja, tutup kulkas, bantalan kursi dan sebagainya. Seiring berjalan waktu, produknya berkembang ke tas dan dompet. Dua item tersebut ternyata diminati banyak masyarakat. Akhirnya, saat ini ia fokus produksi dompet dan tas.
“Produk Kartini Bordir adalah tas dan dompet beraneka macam ukuran dengan bordir aplikasi. Jadi, bukan bordir langsung tapi ditempel dengan kain. Untuk produk saya ini, bahannya pakai kain jeans, kanvas dan lurik. Menyesuaikan keinginan pelanggan. Awalnya saya pakai kain perca dari penjahit. Tetapi ketika pesanan semakin banyak, kain perca itu tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan produksi kami.” Jelas beliau.
“Motif bordiran yang ada di produk kami adalah hasil kreasi kami sendiri. Biasanya motifnya pemandangan di sekitar rumah. Sedangkan proses pembuatannya harus melewati empat tahap. Yaitu potong, tempel, bordir, dan jahit. Jadi, kain bahan di mal dulu. Baru kita bordir pinggirannya, setelah itu baru dijahit. Produk – produk kami, kami jual di rentang harga mulai 12 ribu sampai 200 ribu rupiah.” imbuhnya.
Untuk pemasaran ia mendapatkan fasilitas dari pemkot Surabaya. Sehingga produk KArtini Bordir dapat ditemukan di stand – stand milik Pemkot yang ada di Kebun Binatang, Siola, JMP, Delta Plaza dan beberapa tempat lainnya.
Selian dipasarkan offline, ibu Kartini juga melakukan pemasaran secara online. Mulia dari beriklan di facebook dan instagram. Bahkan beliau menyediakan satu SDM khusus untuk mengelola sosial medianya.
Alhamdulillah, keseriusan dalam pemasaran online itu pun membuahkan hasil. Produknya dikenal lebih luas dan orderan terus berdatangan. Bahkan produk yang sudah tidak diiklankan lagi pelanggan online yang sudah tahu, kontak beliau dan melakukan pemesanan. Istilahnya banyak repeat order.
“Kalau bicara soal tantangan pasti ada. Tapi saya mengalir saja. Saya selalu menjalaninya dengan sebaik mungkin. Dan percaya bahwa rezeki telah diatur oleh Allah Ta’ala. PAda musim pandemi ini misalnya, pada awal – awal pandemi pesanan turun drastis. Karena orang – orang bertahan diam di rumah sehingga stand – stand yang menjual produk kami sepi pengunjung. Kami mencoba menyiasatinya lebih telaten jualan online. Hasilnya, alhamdulillah lumayan. Dan kini sekian bulan pandemi, Alhamdulillah pesanan berangsur – angsur pulih.” tutur beliau.
Tidak hanya fokus mengembangkan usahanya. Ibu Kartini juga tak segan berbagi ilmu kepada siapa saja. Ibu – ibu sekitar tempat tinggalnya, beliau ajari menjahit dan membordir. Kemudian beliau berdayakan untuk mengerjakan produk Kartini Bordir agar ibu – ibu tersebut mendapatkan penghasilan tambahan. Bahkan ibu Kartini tidak keberatan kalau ibu – ibu yang diajari membuka usaha yang serupa. BAginya tak ada namanya pesaing. Semua adalah teman dan saudara. Karena rezeki sudah diatur Sang Maha Kuasa dan tidak akan tertukar.
Ibu Kartini juga aktif di kegiatan keagamaan dan sosial. Beliau rutin mengikuti pengajian.
Ibu Kartini menitipkan pesan kepada siapa saja yang ingin terjun ke bisnis. Terutama yang masih pemula. “Ya, jadi pebisnis itu kunci utamanya adalah jangan mudah menyerah. Harus selalu kreatif. Terus memperhatikan perkembangan terkini agar tahu kemauan pasar sehingga tidak ketinggalan. Selain itu ketika berbisnis, jalani bisnis kita dengan perasaan senang. Saya, insya Allah menjalani bisnis yang saya tekuni sekarang ini dengan perasaan senang dan dengan niat memberdayakan ibu – ibu sekitar tempat tinggal saya ini.” Tutup beliau.
Sumber : Bacaan Hikmah Keluarga Nurul Hayat
Mau Konsultasi?