Hanenda.idn, Jenama Lokal Berbasis Budaya Jogja Membawa Keindahan dan Keberagaman Yogyakarta ke Panggung Internasional
Anak Kecil yang Sering Ditinggal Bekerja Mencoba Jadi Orang Hebat di Masa Depan
Setiap perjalanan selalu bermakna dan memberikan berjuta pemahaman untuk menjadi lebih bijak dan matang. Saat itu seperti anak sekolah menengah atas pada umumnya, penuh ambisi untuk masuk ke dalam perguruan tinggi yang diidam-idamkan. Semua belajar, berdoa, dan bersungguh-sungguh untuk menjadi apa yang diinginkan di masa depan. Tentu, semuanya pasti pernah menuliskan dan menggambarkan mimpinya di secarik kertas atau bahkan digambarkan secara nyata di setiap sudut kamar.
Hai, namaku Cinta. Nama yang diambil dari kata tengah nama lengkapku yaitu Meyna Cinta Ratulian. Sampai saat ini, akupun tak paham apa arti dan makna sebenar-benarnya dari namaku ini. Hanya saja beberapa kerabat menyampaikan bahwa nama ini adalah bentuk doa dari ayah dan ibu agar lahirnya diriku membawa keberkahan, cinta, dan kasih bagi bisnis ayah. Juga diharapkan membawa kebermanfaatan bagi sekitar. Ya, seperti yang tertulis, bahwa aku lahir di bulan Mei, tepatnya tanggal 16 tahun 2002. Tidak ada yang special sepertinya bagi kebanyakan orang, tetapi aku selalu melihat hari lahir sebagai keberkahan bagi siapa saja yang diizinkan Tuhan untuk lahir ke bumi.
Sejak kecil aku selalu diajarkan untuk menjadi orang yang mandiri. Sejak kecil, ayah dan ibuku memiliki jalannya masing-masing dalam mengejar mimpinya. Yang satu mendirikan bisnis di bidang konstruksi dan yang satunya menggeluti dunia politik. Bisa dibilang bahwa saat kecil aku menghabiskan waktu bersama kakakku dan mbak pengasuh. Kami menikmati masa seperti halnya anak kecil yang berfokus pada eksplorasi hal konyol.
Berbeda dengan kakakku yang bandel, aku cenderung penurut dan takut dengan orang asing (introvert). Dulu, aku hanya fokus pada pendidikan. Aku belajar sebaik-baiknya untuk bisa mendapatkan nilai bagus dan peringkat satu. Tentu seluruh upayaku membuahkan hasil yang stabil. Otakku bekerja sangat cepat saat mengerjakan apapun yang berkaitan dengan akademik. Di sisi lain, aku suka sekali melukis. Semenjak itu sering kali aku mendapatkan respons tak menyenangkan hingga perundungan.
Kehidupan Penuh Hal Menyakitkan tapi Beri Kekuatan Luar Biasa
Tak hanya selesai di sekolah dasar, aku sering mendapatkan perundungan di masa putih biru. Hanya karena tidak memahami jenama populer seperti yang lainnya. Tidak memakai tas dan sepatu branded yang membuat status sosial kami berbeda. Terlepas dari itu semua, hanya ketegaran yang aku punya. Semuanya mengajarkan bagaimana menjadi orang yang kuat sepenuhnya. Bahkan ketika dunia mendorongku untuk jatuh ke jurang paling dalam.
Singkatnya, aku belajar sungguh-sungguh untuk masuk ke sekolah bergengsi di Yogyakarta. Belajar dari pagi ke pagi, bahkan menjadi gila belajar untuk kesekian kalinya. Dorongan kuat muncul dari alm. kakekku, Hadi Purwanto. Saat itu beliau sedang sakit, kami berbincang di teras rumah. Beliau mendukungku untuk menjadi orang hebat, memberikan pangestu (ridho) kepadaku untuk jadi orang yang tumbuh merekah, dan itu adalah percakapan terakhir kami sebelum beliau berpulang. Oh, rindunya! Ridhonya memberiku kekuatan luar biasa, tak terhingga!
Singkat cerita, aku berhasil menjadi bagian dari keluarga SMAN 1 Teladan Yogyakarta. Sekolah yang tadinya tidak ingin kumasuki karena terkesan islami dan membosankan. Namun, di balik itu semua, aku tumbuh menjadi orang yang berbeda, orang yang lebih santun dan mulai mencari makna Tuhan yang sebenarnya. Yang tadinya suka berkata kasar menjadi orang yang menjaga tutur kata, yang tadinya takut berbicara menjadi orang yang lebih berani mengungkapkan pendapat, yang tadinya takut jika dirundung menjadi orang yang lebih kuat dan tak mudah dipatahkan. Mentalku sekuat baja ini menjadi salah satu aset bagiku untuk tampil berbeda.
Masa Menjelajahi Gunung, Menjadikan Puncak sebagai Perumpamaan Kesuksesan!
Aku bergabung dengan Teladan Hiking Association (THA), sebuah perkumpulan siswa pecinta alam yang tak hanya melakukan pendakian, panjat tebing, dan sebagainya, tetapi juga menjaga hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia. Kebebasan yang pernah aku rasakan itu menuntunku menjadi orang yang peka dan cinta keindahan bumi Nusantara. Bumi yang diciptakan Tuhan untuk berkarya dan hidup berdampingan.
Aku menjelajahi berbagai gunung dan menemukan makna bahwa teman sejati selalu ada di saat terhimpit sekalipun. Susah dan senang menjadi hal yang paling mengharukan dan lahir di tengah indahnya cakrawala. Oh, meromantisasi gunung jadi hobiku kala itu. Tak hanya cinta pada keindahannya saja, tetapi ilmu membuat peta, membaca kompas, melakukan navigasi, mahir dalam hal SRT (single rope technique) untuk caving and rock climbing, dan kenal banyak orang hebat yang mendukung majunya Teladan sampai saat ini.
Dear,
Merapi, Merbabu, Lawu, Sumbing, Sindoro, Prau, Andong, dan Semeru. Terima kasih sudah mengizinkanku mendaki, menjelajahi, dan mencapai puncak tertinggimu. Dari situlah aku mengerti bahwa ciptaanNya selalu bermakna untuk setiap jalan yang dibawanya.
Berharap Menjadi Taruni, Merubah Mimpi Jadi Psikolog, tapi Menelan Pahitnya Takdir
Kelas 12 adalah masa di mana aku menghadapi banyak kebingungan. Keinginan menjadi seorang taruni harus patah karena tidak diizinkannya menggunakan hijab. Mimpi yang kuupayakan bertahun-tahun pada akhirnya pupus. Di waktu yang singkat itu, aku harus memutar otak. Mimpi apa yang pantas menggantikan mimpiku selama 3 tahun itu. Hingga pada akhirnya aku ingin menjadi seorang psikolog dengan alasan yang sederhana. Aku merasa bahagia ketika banyak teman-teman meminta saran atau sekadar bercerita mengenai hal-hal yang ada di dalam hidup mereka, pun mereka nyaman bercerita denganku. Dengan begitu, aku memutuskan untuk lintas jurusan. Mempelajari rumpun sosio humaniora dalam waktu singkat bukanlah hal menyulitkan. Karena nyatanya aku bisa memaksimalkan kapasitas otakku untuk menyimpan ilmu itu.
Meski begitu, kegigihan dan keinginan sering kali tidak sejalan dengan kemampuan. Kemampuan numerikku yang masih jadi primadona ini dalam otakku ternyata tidak sesuai dengan bidang studi yang kuinginkan di mana untuk jadi psikolog, aku perlu mendapatkan nilai tinggi pada kemampuan bahasa, bukan numerik.
Kegagalan itu jadi hal yang menusuk dan menjatuhkan mentalku setelah sekian lama berdiri bak garda terdepan pasukan bersenjata. Proses healing yang lama, merusak mental, dan sering kali menyalahkan Tuhan atas takdirku yang pahit ini. Sejak saat itu, aku belajar bahwa “Tuhan lebih memahami apa yang manusia butuhkan, bukan sekadar inginkan,” itu benar adanya. Dan takdir ini pula yang membuatku membuka jalan spiritual diriku sendiri dan meneguhkan hati bahwa suatu saat jalan ini akan membawaku jadi orang hebat versi yang terbaik.
Modal Rp150.000 dari Ibuku Tersayang
“Mbak, gawe brand yo! Aku gabut, masuk kuliah isih suwe (mbak, buat brand yuk! Aku gabut, masuk kuliah masih lama),” ucapku pada mbak Ayun, anak dari budeku.
Berawal dari kejenuhanku saat itu juga lelahnya mbak Ayun sebagai pekerja di salah satu garment ternama di Ungaran, Jawa Tengah, ternyata membawa cerita yang luar biasa sampai saat ini. Saat itu, ibuku hanya menyatakan “kurang gawean alias kurang kerjaan.” Namun siapa sangka, uang Rp150.000 di akhir tahun 2020 itu menjadi awal dari segalanya. Oiya, mbak Ayun itu saat ini sebagai co-founder Hanenda.idn.
Setelah komunikasi jarak jauh yang kami berdua lakukan, akhirnya muncul nama jenama yang akan menjadi identitas bisnis kami yaitu Hanenda. Maknanya adalah orang yang pantang menyerah, diambil dari bahasa jawa yang saat itu kami sendiri pun pusing memikirkannya. Layaknya anak muda yang masih mencari jati dirinya, saat itu Hanenda.idn masih meraba-raba harus kemana, menjual ke siapa, dan bagaimana menjadi besar seperti mimpi kita yang muluk-muluk itu.
Singkat cerita, setelah terjual satu produk muslim wear, kami tak melanjutkan Hanenda.idn di tahun 2021 hingga 2022 akhir. Sungguh ironi mimpi kami berdua. Bisnis yang bermimpi besar itu mati di tengah jalan karena aku sedang sibuk-sibuknya kuliah. Begitupun mbak Ayun yang mendapatkan anugerah untuk pulang ke kampung halamannya, merawat ayahnya yang sedang sakit.
Project Dosen Membuka Jalan Hanenda.idn untuk Eksis Lagi!
Di pertengahan tahun 2022, aku mendapat kesempatan mewakili UPN “Veteran” Yogyakarta di ajang kompetisi se-Jawa yaitu Porsimnas. Namun saat itu tidak ada pemikiran untuk melanjutkan Hanenda.idn karena kondisi yang runyam. Kabar baiknya aku berhasil membawa medali emas dan mulai saat itulah aku berhubungan baik dengan dosen-dosen di prodi manajemen. Di akhir tahun, beliau meminta untuk mengikuti studi banding ke IPB University dan melangsungkan kegiatan pameran skala nasional di UPN “Veteran” Jawa Timur. Dari sinilah, Hanenda.idn lahir kembali dan terus berkembang.
Tahun 2023 menjadi titik di mana Hanenda.idn mencari jati dirinya. Saat itu kami mengajukan dana hibah di Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) oleh Kemendikbudristek. Kabar bahagianya Hanenda.idn berhasil memperoleh hibah. Tentu ini menjadi amanah luar biasa bagi kami untuk memulai kembali. Dari hasil hibah itulah kami terus eksplorasi mengenai keberagaman wastra nusantara. Namun, tak seperti saat ini, Hanenda.idn pada waktu itu belum memiliki DNA dan uniques selling point. Dan setiap ditanya oleh orang lain apa keunikannya, kami belum bisa menjawab sepenuh hati dengan rasa percaya diri. Dari situlah kami bertekad mencari keunikan dan cerita di balik produk Hanenda.idn.
Produk Hanenda.idn pertama kali launching
Menjadi Salah Satu dari 100 Young Entrepreneurs Mewakili Kampus di Kegiatan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW)
Saat itu kami berkesempatan mengikuti pendampingan selama tiga hari di Jakarta. Bertemu 99 pengusaha muda dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Keunikan yang dibawa dari masing-masing daerah hingga solusi yang ditawarkan dari berbagai permasalahan yang terjadi tentu menjadi kesempatan baik untuk mencari keunikan dari Hanenda.idn. Aku berkesempatan mempelajari proses bisnis dari hulu ke hilir dan diakhiri dengan company visit di Blibli.com, sebuah perusahaan luar biasa yang terkenal karena kinerja baiknya hingga saat ini. Belajar di ibukota membuatku membuka mata seluas-luasnya tentang potensi yang ada. Meskipun proses belajar itu tidaklah singkat, tapi kadangkala ada banyak yang menyebabkan putus asa di tengah jalan kita berproses. Sejak saat itulah aku berupaya untuk belajar sebanyak-banyaknya dan dari siapa saja.
Banyak yang Meremehkan Bahkan Menertawakan
“Ini batik apa? Batik ini tidak ada seninya. Jangan terlalu idealis kalau bikin produk,” – ucapnya.
Begitulah kiranya kalimat yang membuat aku dan tim kecilku merasa tidak diapresiasi di awal saat Hanenda.idn sedang bangkit-bangkitnya dari hiatus. Kalimat itu masih terus terngiang-ngiang di kepala. Bagaimana tidak? Sebab setiap percakapan yang kami lalui selalu berisikan harapan dan cita-cita. Walaupun demikian, kami tetap menganggapnya sebagai dorongan. Ya meskipun amat menyakitkan! Tak berhenti disitu, banyak yang menganggap kami remeh dan tidak akan bertahan di masa yang akan datang. Saat sedang semangat-semangatnya membuat legalitas bisnis, kami menghadapi tantangan di mana pemilihan KBLI yang terasa tidak familiar di telinga kami. Saat itu kami memutuskan untuk menggunakan KBLI industri pakaian jadi. Sebab pada kenyataannya memang membuat pakaian jadi bukan yang lainnya.
Saat itu, kami kedatangan tamu dari salah satu instansi di Kabupaten Sleman. Awalnya kami merasa bahagia karena ada yang berkenan datang dan berkunjung. Namun kebahagiaan kami berubah menjadi kekecewaan karena pada saat itu juga kami diminta mengganti KBLI usaha menjadi “Aktivitas Vermak Pakaian.” Alasannya sangat simpel, hanya karena lokasi usaha Hanenda.idn saat itu hanya ruangan seukuran kamar kos-kosan, kami diminta tidak perlu membuatnya seperti industri. Walaupun sebenarnya vermak pakaian tidak kami lakukan. Kalimat yang disampaikan beliau saat itu adalah …
“Usaha ini masih kecil sekali dan tempatnya sangat kecil. Lebih baik diganti dengan vermak pakaian saja,” ucapnya. Oh, saat itu hatiku teriris sekali. Bagaimana bisa kondisi ini membuat mimpiku menjadi abu-abu seketika.
Mulai Mengikuti Kegiatan Pendampingan hingga Kurasi untuk Memperluas Jangkauan Pasar
Meskipun di tahun 2023 kami masih kecil dan mungkin belum banyak yang kenal, tetapi kami memutuskan untuk terus berjuang. Di pertengahan tahun 2023, Hanenda.idn mencoba untuk mengikuti kegiatan BRIncubator Local Yogyakarta dan bootcamp Komunitapreneur dari Kementerian Keuangan RI. Saat itu kami belajar banyak hal terutama membuat company profile yang menarik baik dari sisi nilai estetika maupun kualitas produk.
Proses belajar itu membawa kami lolos menjadi 25 besar UMKM yang berpartisipasi di kegiatan BRIncubator Local Rumah BUMN Yogyakarta dan bootcamp Komunitapreneur Kemenkeu RI. Kami sadar bahwa ini adalah permulaan dari sisi pengetahuan dalam pengelolaan bisnis. Kami harus terus belajar dan berkembang meskipun harus mandiri dan memerlukan banyak pengorbanan. Dua kegiatan di atas berjalan dengan baik, ilmu yang didapatkan mampu menyuntik pengetahuan untuk meningkatkan eksistensi Hanenda.idn di pasar lokal. Tak berhenti di situ saja, kami terus mendapatkan informasi mengenai kurasi kegiatan yang ada di Yogyakarta dan Jakarta. Kami mendapat kesempatan untuk mengikuti kurasi UMKM BRIlianpreneur dari BRI. Hal ini menjadi sesuatu yang besar dan luar biasa bagi Hanenda.idn. Namun kadangkala kita harus paham, bahwa untuk mencapai sesuatu, maka harus memantaskan terlebih dahulu. Sayangnya, Hanenda.idn tidak lolos di tahap kurasi kedua. Kami terus menanti-nanti kapan kesempatan itu akan datang lagi kepada kami.
Selesai dari itu semua, kami berkesempatan mengikuti pameran lokal Formekers 2023 di Galeria Mall Yogyakarta. Ini adalah pameran ketiga kami di Jogja. Sebelumnya kami pernah ngelapak di Pasar Lebaran dan Creative Millenialpreneur Rumah Kreatif Sleman. Rasanya bahagia, senang tak terhingga. Namun lagi-lagi semuanya perlu persiapan yang matang. Tidak cukup hanya mengandalkan percaya diri saja. Pameran ketiga ini kami merasa bahagia karena banyak pelanggan yang mulai tertarik dengan produk Hanenda.idn. Tak hanya pembeli lokal tetapi juga internasional. Kami merasakan suntikan semangat ketika produk kami diminati banyak orang dan mereka mengapresiasi sepenuhnya.
Langkah kami tak berhenti sampai di situ, kami berkesempatan mengikuti puncak acara dari kompetisi P2MW yang diselenggarakan di pulau dewata. Dengan penuh rasa optimis, kami berangkat ke pulau dewata dan mencoba menawarkan produk kami yang saat itu masih beragam wastra nusantara. Apresiasi demi apresisasi kami dapatkan. Ini sejalan dengan naiknya penjualan kami selama 3 hari mengikuti pameran KMI Expo di Buleleng, Bali. Kami percaya bahwa semakin banyak kita berupaya, maka semakin banyak juga jawaban yang kita dapatkan di lain kesempatan.
Mendekati akhir tahun 2023, kami berkesempatan menapakkan kaki di event Jogja Fashion Week dan Semarak SiBakul yang diselenggarakan di JEC dan Atrium Ambarrukmo Plaza. Kegiatan yang awalnya kami harap bisa menjadi tempat untuk belajar saja, bukan mengejar target penjualan. Saat itu, hanya angka saja yang ingin kami capai. Bagi kami, angka saja sudah cukup menjadi indikator keberhasilan. Nyatanya, ada banyak hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki perlahan. Dua kegiatan di atas mengajarkan proses produksi yang nyaman dan aman. Di mana perlu adanya sistem terstruktur sehingga produk yang ada memudahkan penggunanya.
Kadang yang Didekat Kita Justru Bisa Dimanfaatkan Sebaik-baiknya
Setelah pertanyaan dari para juri di kegiatan P2MW berhasil membuatku membuka mata, lebih banyak mendengarkan, dan belajar dari sumber di mana saja. Dulu, bagiku mencari keunikan sangat sulit dan menyesakkan karena berkaitan dengan inovasi dan aset masa depan. Berbulan-bulan mencari keunikan itu jauh dari pulau satu ke pulau lainnya, ternyata jawabannya ada di Jogja.
Kadang aku pun tak sadar bahwa sebaiknya mengenali potensi di dekat kita, di tempat kita tumbuh menjadi manusia. Dari proses itu lahirlah corak pembeda antara Hanenda.idn dengan jenama yang lainnya. Itu adalah burung Punglor, satwa yang dilindungi di Kabupaten Sleman dan menjadi ciri khas fauna di sini. Nama spesiesnya adalah Anis Merah, hidup di lereng Gunung Merapi dan memiliki habitat di perkebunan salak pondoh. Tugasnya adalah menjadi pengendali hama alami. Namun ironisnya, spesies ini semakin langka karena perburuan oleh manusia. Aku pun belum pernah melihat wujud aslinya di alam bebas sana. Punglor menjadi mascot kami, proses bercerita dan menjelajahi alam mimpi mulai terbuka pelan-pelan dan menciptakan sesuatu yang berarti.
Bentuk burung Punglor (Sleman), source: google.com
Bentuk replikasi burung Punglor maskot Hanenda.idn
Mulai saat itu juga kami menggunakan maskot ini sebagai pembeda produk Hanenda.idn dengan yang lainnya. Kami pun juga menemukan cara bagaimana meningkatkan value pada produk kami. Bahwa setiap proses, mulai dari corak hingga desain produk, semua bisa jadi cerita. Terima kasih kepada rekan kami, Beta Nadhya Maimunah, dari Arsitektur Universitas Gadjah Mada, sudah mewujudkan replikasi burung Punglor menjadi motif yang cantik nan luar biasa.
Tahun 2024 menjadi tahun penyumbang gebrakan terbesar kami. Hanenda.idn berupaya untuk fokus pada pakaian ramah lingkungan berbasis budaya Jogja. Budaya yang merepresentasikan keindahan dan keberagaman hanya ada di Jogja. Ini akan menjadikan semuanya istimewa. Tak hanya dari sisi nilai estetika, tetapi juga dari sisi kebermanfaatan dan praktik keberlanjutan. Walau demikian, upaya merubah model bisnis tak semudah itu. Ada banyak tenaga, pikiran, bahkan dukungan finansial yang harus kami kerahkan. Mengingat bahwa Hanenda.idn memulai ini semua dari nol. Dari tidak punya apa-apa berjalan dan bermimpi dengan luar biasa.
Komitmen Tinggi yang Diwujudkan dengan Ide Gila, tapi Siapa Sangka Hasilnya………
Di akhir tahun 2023, aku melakukan riset kecil-kecilan untuk Hanenda.idn. Apa yang bisa mendongkrak dan meningkatkan brand image di mana kami masih banyak kurangnya. Masih terus meraba-raba. Tanpa ragu sedikit pun, aku menyampaikannya pada tim kecilku dan mereka pun mendukungnya. Saat itulah kami menawarkan program kolaborasi daur ulang sampah tekstil dengan EcoTouch Indonesia. Program serupa dilakukan oleh Sejauh Mata Memandang, pelopor sandang berkelanjutan di Indonesia. Walau demikian, kami ingin memperkecil ruang lingkupnya. Kami ingin program ini ekslusif hanya untuk masyarakat di seluruh provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nyatanya, ide gila itu diterima oleh pihak EcoTouch Indonesia. Hingga akhirnya, kami sepakat untuk berkolaborasi dan memulai programnya untuk 3 bulan pertama. Oh! Siapa sangka? Postingan kolaborasi kami akan program luar biasa ini direspons baik oleh masyarakat Jogja. Ponsel pintar kami bersuara setiap harinya. Satu demi satu respons mulai masuk hingga membuat kami kewalahan. Awal yang luar biasa! Masalah selanjutnya adalah bagaimana mengelolanya dengan baik tanpa merusak core business Hanenda.idn.
Eits, jangan bangga dulu ya! Di tengah niat baik kami untuk memfasilitasi masyarakat dalam program daur ulang ini, banyak juga yang menentangnya. Bukan karena program ini tidak baik, tetapi karena menurut mereka, sampah tekstil dapat dimanfaatkan dengan program upcycle perca. Ya meskipun betul juga, tetapi bagaimana dengan sampah tekstil yang kecil-kecil bentuknya? Bagaimana dengan masyarakat umum yang tidak tau proses upcycle tersebut? Bukankah ini menjadi solusi yang luar biasa?
Proses kolaborasi masih terus berjalan hingga rumah produksi kami yang seukuran kos-kosan itu penuh dengan sampah tekstil. Ada rasa maju-mundur karena kami harus memikirkan pula bagaimana mengirim dan melakukan segregasi ini semua sebelum proses daur ulang dilakukan. Oh, ini akan jadi masalah baru untuk Hanenda.idn. Sesekali kami tertawa bersama. Bagaimana bisa ide gila ini menawarkan dua sisi mata uang koin. Di mana keinginan kami naik daun sudah terlihat dan terpampang nyata, tetapi di sisi lain kami kesulitan melakukan segregasi dan keterbatasan dana untuk mengirimkannya kepada EcoTouch Indonesia. Akhirnya, kami melakukannya dengan hati-hati dan sabar. Kedua hal ini rasanya jadi pilihan yang tepat untuk kami yang belum stabil di sisi pendapatan. Jangankan pendapatan, kala itu, kami saja bingung bagaimana menjual produk supaya mudah dikenal.
Ide Gila Itu Menghubungkan Nyawa Kami dengan Kolaborator yang Lainnya
Ada pesan menarik yang masuk ke instagram Hanenda.idn di pagi hari setelah subuh. Pesan dari seseorang yang punya centang biru di instagram pribadinya. Sambil membasuh muka, aku berpikir kesekian kalinya. Siapakah dia? Apa yang dibutuhkannya? Dan apa yang membuatnya mengirim pesan kepada jenama kecil ini?
Karena tidak bisa diam saja, kami bergegas melakukan riset kecil-kecilan untuk mencari siapakah beliau ini? Dan proses mencari itu membuahkan hasil. Beliau adalah sekretaris anak perusahaan milik BUMN yaitu PT Brantas Abipraya Persero. Bagaimana bisa ini terjadi secara tiba-tiba? Di pagi yang menegangkan itu, kami mendapatkan panggilan suara oleh beliau. Beliau menyampaikan keinginan perusahaan itu untuk membina kami sebagai mitranya. Suasana tegang berubah menjadi mendebarkan. Beliau meminta kami dalam waktu dekat untuk pergi ke ibukota, untuk berkolaborasi dengan program CSR mereka.
Kau tau? Apa yang membuat kami semua bersyukur saat itu juga? Karena ternyata apa yang kami upayakan sesuai dengan target dan harapan. Bahkan ini melampaui harapan kami. Dari sinilah kami juga belajar bagaimana merawat hubungan dengan kolaborator, bagaimana melakukan komunikasi yang membangun sehingga tumbuh kepercayaan antara dua perusahaan, dan bagaimana produk Hanenda.idn menjadi solusi berkelanjutan untuk skema B2G.
Kolaborasi kami terus berjalan hingga saat ini. Kami diberikan ruang untuk menampilkan karya terbaik Hanenda.idn di kantor pusatnya. Pun demikian produk kami laris manis karenanya. Kami mulai membuka lembar baru mengenai inovasi produk. Dari situlah, kami memanfaatkan proses kreatif Hanenda.idn untuk menghasilkan layanan baru yaitu coorporate merchandise and souvenir by Hanenda.idn. Kami turut serta mendukung program Abipraya hingga membuat Hanenda.idn semakin dikenal oleh masyarakat di Indonesia.
Hanenda.idn dan EcoTouch Indonesia berkunjung ke Kantor Pusat Abipraya
Project Hanenda.idn X EcoTouch Indonesia X Abipraya: Batik Motif Water Wave Wahyu Tumurun. Arsip Hanenda.idn tahun 2024
Mengisi Waktu Luang Malah Menghasilkan Dukungan Finansial untuk Target Ekspansi Hanenda.idn
Tahun 2024 adalah tahun di mana aku menjadi mahasiswi akhir yang harus segera menuntaskan kewajibannya lewat ujian skripsi. Setelah semuanya terlaksana dengan maksimal, sambil menunggu waktu kelulusan dan wisuda, aku mencoba mengisi waktu luang dengan mengikuti kompetisi tingkat nasional dari Pusat Investasi Pemerintah, Kementerian Keuangan RI. Tadinya hanya membawa Hanenda.idn untuk memperkenalkannya saja. Kabar baiknya, Hanenda.idn melanjutkan perjalanannya hingga tahap final. Kegiatan ini pun menyumbang pengetahuan kepada kami semua. Tentang bagaimana diriku sebagai pemimpin bisa membuat strategi yang efektif dan efisien, bagaimana meningkatkan penjualan dari dua sisi baik offline maupun online, hingga bagaimana melakukan proyeksi keuangan di masa depan sehingga setiap target dapat diupayakan untuk terealisasi dengan optimal.
Program ini membawa Hanenda.idn melangkah ke level nasional melalui Kementerian Keuangan. Kami berkesempatan melakukan onboarding di Jakarta selama 3 hari dan dilanjutkan dengan pitching day! Total terdapat 24 unit usaha yang berbeda dari kategori satu dengan kategori lainnya. Di sini kami bertukar cerita, memberikan pandangan ke depan tentang prospek usaha, hingga harapan untuk lebih besar di kemudian hari. Singkatnya, aku mewakili Hanenda.idn mempresentasikan kami melangkah dan menuver ke konsep sustainable fashion. Tentu harapan ini banyak menuai ketertarikan dari para juri, termasuk bagaimana mereka mengomentari terkait dengan prospek usaha di masa depan.
Setelah proses pitching day, kami disilakan untuk kembali ke daerah masing-masing sembari menunggu pengumuman pemenang. Saat itu, aku tidak berharap banyak karena tingkat persaingan yang tinggi dan luar biasanya para wirausaha muda dari seluruh Indonesia. Di tengah bulan Agustus yang membiru, pengumuman kejuaraan diumumkan. Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Tuhan, kami berhasil memenangkan kompetisi nasional ini dan meraih predikat 1st Winner UMI Youthpreneur 2024 kategori Umum Fesyen. Dari proses inilah kami banyak bisa mewujudkan keinginan untuk ekspansi dan memperbaiki kualitas, struktur, hingga mewujudkan inovasi yang telah lama dinanti-nanti. Dari sini juga, kami bisa mengeksplorasi kain serat alami di Indonesia hingga pewarna alami yang lahir dari bumi dan bisa dikembalikan ke bumi juga. Kami juga berkesempatan membeli satu unit mesin highspeed industri untuk mempercepat proses produksi yang tadinya menggunakan mesin portable rumah tangga menjadi mesin industri yang lebih efektif dan efisien.
Jakarta, 2024: Peserta Final UMI Youthpreneur 2024
Pertama Kalinya ke Sumatera, Bertemu Menteri, Direktur Utama, dan Jajarannya
Suara dering ponsel pintarku berbunyi pagi itu. Setelah membaca pesannya, aku terkejut dan bingung mengekspresikannya. Siapa sangka hari itu jadi perjalanan Hanenda.idn ke luar pulau. Ya, kami diminta menghadiri perayaan hari UMKM Nasional di Palembang, Sumater Selatan. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa perjalanan mengisi waktu luang ternyata memberikan sumbangsih luar biasa bagi Hanenda.idn dan orang-orang di dalamnya.
Tepat di bulan September 2024, pertama kalinya diriku menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Pertama kalinya juga, aku membawa Hanenda.idn bertemu orang hebat di Indonesia. Sungguh realita yang luar biasa! Sesampainya di sana, aku berbincang dengan tim Pusat Investasi Pemerintah. Mereka sangat mengayomi dan memberikan ruang berkarya yang luar biasa. Tepat di acara puncak perayaan hari UMKM Nasional, nama Hanenda.idn disebut sebagai pemenang UMI Youthpreneur 2024. Di momen itulah aku berjumpa dengan Menteri Koperasi dan UKM RI kala itu, bapak Teten Masduki. Beliau mengapresiasi proses kami berkarya, tak lupa doa dan harapan yang beliau sampaikan saat itu memberikan suntikan semangat yang luar biasa.
Selesai penyerahan penghargaan, aku pun dipersilakan untuk bertemu Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah dan jajarannya. Kami pun bercengkerama beberapa waktu. Tak hanya tentang bagaimana Hanenda.idn, tetapi juga harapan ke depannya. Harapan yang mampu membawa kebermanfaatan bagi sekitar. Tidak hanya di Jogja, tetapi juga di bumi kita tercinta.
Kau tau, mengapa aku menceritakan ini semua? Karena terkadang apa yang kita lalui perlu disalurkan melalui tulisan yang bermakna sehingga siapa saja yang membacanya punya semangat luar biasa untuk mencapai cita-citanya.
Puncak Hari UMKM Nasional: Penyerahan Penghargaan oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Bapak Teten Masduki
Palembang 2024: Hari UMKM Nasional, Hanenda.idn Pemenang UMI Youthpreneur 2024 (Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah dan Jajarannya)
Meningkatkan Eksistensi Jenama Lokal Ramah Lingkungan Membuat Kami Berputar-putar
Hanenda.idn terus berupaya meningkatkan eksitensinya baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun, dalam prosesnya tentu banyak sekali hambatan. Dari proses penetrasi pasar hingga turunnya daya beli masyarakat Indonesia yang dihadapkan dengan isu nasional. Kami mulai dari yang paling dekat, fokus pada kegiatan skala lokal, hingga nasional. Beragam pameran kami ikuti. Semua dilakukan untuk memperkenalkan Hanenda.idn ke masyarakat. Bukan hanya sekadar jenama lokal, tetapi juga agen perubahan, untuk sandang yang lebih bertanggung jawab, dan punya nilai estetika yang luar biasa.
Kami mengikuti pop-up market di Jogja, mendapatkan fasilitas dari Dinas Koperasi dan UKM DIY, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, hingga Kementerian UMKM RI dan Pusat Investasi Pemerintah. Untuk memperluas jaringan, perlu ada hal yang mampu mendorong sampai ke sana. Sesuatu yang berbeda dari yang biasanya. Hanenda.idn terus menyuguhkan proses yang bermakna, motif-motif yang bercerita, hingga program pelestarian bumi dan dukungan sosial kepada bumi dan isinya. Hanenda.idn berhasil menembus pasar internasional, memperluas jangkauan seperti Korea Selatan, Australia, Tiongkok, hingga Jepang.
Hanenda.idn di event Inacraft 2025
Menjadi Binaan Unesco Jakarta, Sebuah Pencapaian Luar Biasa Untuk Keberlanjutan Budaya dan Sandang Nusantara
Siapa sangka, dari sebuah ruang kerja kecil dan koleksi awal berbahan batik dan lurik dari pengepul, Hanenda.idn kini menjadi bagian dari inisiatif global yang menjunjung tinggi nilai-nilai lokal. Bersama UNESCO, kami tak sekadar “dikenal,” tapi dilibatkan dalam percakapan yang lebih besar — tentang bagaimana tekstil bisa menjadi bahasa keberlanjutan, tentang bagaimana sehelai kain bisa merawat identitas dan harapan.
UNESCO Jakarta tidak hanya melihat Hanenda.idn sebagai jenama, tapi sebagai gerakan. Gerakan yang dimulai dari perempuan muda yang percaya bahwa batik dan lurik bukan sekadar motif, tetapi filosofi hidup. Yang percaya bahwa pewarna alami bukan tren, melainkan cara menghargai bumi. Yang percaya bahwa setiap helai busana bisa menyampaikan pesan — tentang leluhur, tentang keberlanjutan, tentang cinta.
Hanenda.idn tidak memproduksi dalam jumlah besar. Kami tidak terburu-buru menaklukkan pasar. Karena bagi kami, makna lebih penting dari massa. Kami berupaya untuk berjalan pelan, tapi pasti. Setiap desain dikembangkan bersama pengrajin lokal. Setiap motif lahir dari cerita — tentang melati Mbah Ndut, tentang burung Punglor, tentang Merapi yang menjadi sumbu filosofi Jogja, dan motif revitalisasi lainnya. Kolaborasi dengan UNESCO membuka jalan untuk membawa cerita-cerita ini lebih jauh. Bukan untuk menjual eksotisme budaya, tapi untuk memperkenalkan esensi Indonesia — yang bijak, lembut, bersahaja, dan berani bermakna.
Menjadi binaan UNESCO bukan akhir, melainkan awalan baru. Hanenda.idn tetap akan menjejak di tanah — meracik warna dari kayu dan daun-daunan, menyusun cerita dalam sandi morse, memeluk motif-motif lama dengan desain yang baru. Namun kini, kami tahu bahwa langkah kecil mereka didengar. Dan di setiap langkah itu, kami membawa satu pesan:
“Semoga bumi dan isinya saling bersinergi, menjaga, dan melindungi.”
Di Balik Hanenda.idn, Ada Tiga Sosok yang Saling Melengkapi, Solid!
Sebuah jenama bukan hanya tentang produk, tapi tentang orang-orang yang menenunnya — dari ide, mimpi, hingga menjadi karya nyata. Di balik perjalanan Hanenda.idn yang konsisten mengangkat fesyen berkelanjutan berbasis budaya lokal, kami solid menjadi satu. Walaupun tim kecil ini memanglah kecil, tapi kami adalah DNA dari Hanenda.idn. Kami saling melengkapi, bekerja dalam harmoni seperti motif kain yang mereka ciptakan. Perkenalkan, kami adalah Cinta, Ayun, dan Lana — tiga nama, satu visi: menjaga warisan budaya melalui busana yang bermakna.
Cinta – Founder & CEO
Di balik nama Hanenda.idn, ada visi besar yang ditanamkan oleh Meyna Cinta Ratulian, atau akrab disapa Cinta. Ia adalah ruh utama dari jenama ini — sosok yang melihat kain bukan hanya sebagai material, tapi sebagai media cerita, ekspresi, dan perlawanan terhadap industri mode cepat yang merusak lingkungan. Cinta berfokus pada eksplorasi keindahan Jogja dan motif-motif Hanenda.idn.
Sebagai CEO, Cinta membawa napas strategis dan narasi kreatif yang kuat. Ia memimpin arah jenama dengan menggabungkan nilai-nilai lokal, filosofi Jogja, dan prinsip sustainable fashion yang mendalam. Di tangannya, konsep seperti “Sundaram Jamurdipa, “From Cart to Earth,” “Urip Iku Urup,” atau motif sandi morse bukan sekadar ide artistik — melainkan bentuk refleksi diri dan kritik sosial. Cinta adalah penggerak mimpi, pengatur arah, sekaligus pengingat bahwa setiap langkah Hanenda.idn harus berdampak, bukan hanya estetik.
Jika Cinta adalah pemantik ide, maka Suryanita Candra Ayuningtyas, atau Ayun, adalah tangan yang menjadikannya nyata. Sebagai co-founder sekaligus Head of Production, Ayun bertanggung jawab pada keseluruhan proses produksi: dari desain, pemilihan bahan,, hingga kualitas akhir yang sampai ke pelanggan.
Pengalaman Ayun di dunia garmen dan tekstil menjadikan setiap produk Hanenda.idn tidak hanya indah tetapi juga etis. Ia juga membina hubungan erat dengan #RencangHanenda, memastikan bahwa proses kerja berlangsung adil, manusiawi, dan berkelanjutan. Ayun adalah fondasi kokoh dari sisi teknis Hanenda.idn — ia menjaga agar setiap produk tidak hanya “bagus secara visual”, tapi juga “benar secara nilai”.
Satu lagi sosok penting dalam tim adalah Lana Habibi yang menjadi jembatan antara karya dan publik. Sebagai kepala marketing sekaligus Head of Craftsmanship, Lana memegang peran ganda yang unik: ia bertugas mengemas cerita Hanenda.idn ke dalam konten yang menyentuh, sekaligus memastikan proses kerajinan berjalan sesuai standar kualitas dan nilai artistik yang dijunjung tinggi.
Latar belakang Lana yang kuat dalam komunikasi visual dan branding menjadikan setiap kampanye Hanenda.idn punya daya tarik emosional. Ia tidak hanya menjual produk, tapi menyampaikan pesan — bahwa membeli Hanenda berarti ikut menjaga alam, mendukung pengrajin lokal, dan menghargai warisan budaya. Di sisi lain, Lana juga terlibat langsung dalam riset motif, eksperimen teknik pewarnaan, dan kurasi akhir karya — menjadikannya sebagai penghubung antara desain dan narasi, antara detail teknis dan makna filosofis.
Kami menjadi satu irama: Hanenda.idn bukan dibangun dari ambisi pribadi, tapi dari pertemuan tiga jiwa yang percaya bahwa mode bisa punya hati. Kami membawa latar berbeda, tapi punya tujuan yang sama: menciptakan busana yang tak hanya dipakai, tapi dirasakan. Kami solid, saling melengkapi, dan terus bertumbuh bersama — karena kami tahu, “yang dilestarikan bukan hanya kainnya, tapi semangat di baliknya.”
Koleksi Bumi: Sebuah Ode dari Yogyakarta untuk Bumi
Koleksi Bumi #1 by Hanenda.idn
Produk Hanenda.idn dapat ditemukan di sini!
Koleksi Bumi by Hanenda.idn, dirilis pada 17 Maret 2025, merupakan serangkaian karya fesyen yang penuh makna: sebuah penghormatan terhadap bumi yang mengilhami, dirajut dengan kain alami dan pewarna tumbuhan, serta dihiasi motif yang sarat filosofi dan cerita personal.
Motif ini menggunakan sandi Morse sebagai simbol kontrol ego dan kebijaksanaan hidup — pengingat akan pentingnya ketenangan batin, kebijaksanaan, dan daya guna dalam kehidupan
Sebagai simbol solidaritas dengan perjuangan rakyat Palestina, kehadiran bunga poppy menunjukkan komitmen Hanenda.idn terhadap nilai kemanusiaan dan rasa empati global
Inspirasi dari kebun melati milik nenek mereka—Mbah Ndut—menggambarkan ketekunan, cinta keluarga, dan penghargaan terhadap ciptaan Tuhan yang terkecil namun penuh makna
Lurik melambangkan kesederhanaan dan kesinambungan, sementara burung Punglor adalah simbol kebebasan, keanggunan, dan identitas khas Sleman—yang menjadi trademark Hanenda.idn
Koleksi Bumi merupakan koleksi Hanenda.idn yang mengawali fokus kami pada keberlanjutan: Lingkungan, Manusia, Nilai. Kami menggunakan bahan dan pewarna alami di mana emua produk menggunakan serat alami (rayon viscose atau cotton), pewarna tumbuhan (tingi, jolawe, indigofera), serta pewarna soga dari kayu Nusantara—hadirkan look bumi yang hangat dan natural
Proses tangan dan etis. Setiap motif dikerjakan manual oleh perajin lokal di Bantul dan Klaten, tanpa konveksi massal. Ini menjamin kualitas serta kesejahteraan tenaga kerja—nilai keadilan menjadi komitmen utama Hanenda.idn. Pre‑order & minimalkan dead stock. Produksi berbasis pre‑order untuk mengurangi residu (dead stock) dan memastikan setiap kain dipakai dengan bermakna. Konsumen tidak hanya membeli pakaian, tapi juga cerita dan filosofi di baliknya. Donasi Palestina: Dari setiap produk koleksi Bumi yang terjual, sebesar Rp15.000 didonasikan untuk Palestina — perpaduan antara fashion dan aktivisme peduli kemanusiaan. Koleksi Bumi bukan sekadar fesyen—ini adalah narasi bumi, budaya, dan kemanusiaan yang terwujud lewat kain, warna, dan motif yang bermakna. Dari pewarna alami hingga donasi Palestina, dari motif visual hingga produksi etis, setiap aspek diselaraskan untuk menciptakan fashion yang berjiwa, sadar, dan bertanggung jawab.
Hanenda.idn membuktikan: busana bisa menjadi media untuk merawat alam, mendukung kreativitas lokal, dan menyuarakan keadilan sosial. Koleksi Bumi adalah langkah kecil berisi harapan besar — agar gaya hidup dan pilihan mode kita mencerminkan nilai yang lebih dalam daripada sekadar estetika.
Menjadi Binaan Bank Indonesia, Menceritakan Keindahan Gunung Merapi Lewat Koleksi Bumi #2: Sundaram Jamurdipa. Satu Produk Satu Pohon Puspa Merapi
Satu Produk = Satu Pohon Puspa Merapi
Di bawah langit Yogyakarta yang temaram, panggung Jogja Fashion Trend 2025 menjadi saksi bisu lahirnya sebuah narasi yang ditulis bukan dengan tinta, melainkan dengan benang, warna alam, dan filosofi. Kami tampil dengan koleksi Bumi #2: Sundaram Jamurdipa — sebuah cerita mengenai keindahan Jamurdipa (gunung Merapi), sebagai poros spiritual dan sumbu filosofis bagi masyarakat Yogyakarta.
Tidak sendiri, langkah ini didampingi oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah DIY, yang secara konsisten mendukung para pelaku UMKM kreatif dan berkelanjutan untuk naik kelas. Sebagai bagian dari binaan BI, Hanenda.idn tidak hanya menampilkan produk — tapi menyampaikan pesan yang dalam: bahwa busana bisa menjadi jembatan antara manusia, alam, dan budaya.
Koleksi ini terinspirasi dari Gunung Merapi, bukan hanya sebagai bentang alam yang megah, tapi sebagai sumbu filosofi — pusat keseimbangan antara manusia, Tuhan, dan alam. Setiap motif yang diangkat merupakan refleksi dari keindahan serta kekuatan Merapi: dari motif Dempul Lelet, Puspa Merapi, hingga Truntum Ayuning Dunyo, semua dikembangkan dengan pewarna alami dari kayu, daun, dan tanah. Bentuk busana yang dihadirkan memadukan gaya Retro Artisanal Elegance dengan sentuhan tradisional yang membumi. Warna-warna earthy seperti coklat tanah, hijau daun, dan biru langit menciptakan visual yang tenang namun penuh makna. Lurik Jogja, batik cap tangan, dan siluet klasik dikombinasikan dalam harmoni — mencerminkan filosofi “urip iku urup”, hidup yang memberi terang.
Tak berhenti pada estetika, Hanenda.idn mengikat komitmen nyata melalui kampanye From Cart to Earth. Dalam kerja sama dengan Taman Nasional Gunung Merapi, setiap pembelian produk koleksi ini akan berkontribusi langsung pada penanaman pohon Puspa Merapi di lereng gunung. Program ini bukan sekadar CSR — tapi wujud rasa hormat terhadap alam yang selama ini menjadi inspirasi utama kami. Dengan konsep satu produk = satu pohon puspa Merapi, Hanenda.idn berharap setiap konsumen menjadi bagian dari gerakan keberlanjutan, menyentuh bumi dengan cara yang sederhana namun berarti.
Dukungan Bank Indonesia — Katalis Inklusi Kreatif. Bank Indonesia KPw DIY memainkan peran besar dalam memfasilitasi kemajuan Hanenda.idn, mulai dari kurasi produk, pembinaan finansial dan manajerial, hingga menghadirkan mereka ke panggung Jogja Fashion Trend yang prestisius. BI tidak sekadar membina, tapi membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berbasis nilai lokal, ramah lingkungan, dan berdaya saing global. Lewat inisiatif seperti Jogja Fashion Trend, Bank Indonesia membuka ruang untuk UMKM kreatif seperti Hanenda.idn bertemu dengan publik, mitra, dan pasar yang lebih luas — membawa batik, lurik, dan pewarna alami ke tengah percakapan mode nasional bahkan internasional.
Partisipasi Hanenda.idn di Jogja Fashion Trend 2025 adalah lebih dari sekadar tampil di runway. Ini adalah titik temu antara mimpi dan kenyataan; antara tradisi dan inovasi. Sebuah perjalanan panjang yang dimulai dari dapur pewarnaan kecil di Sleman kini sampai di panggung yang dihargai. Dan semua ini tak lepas dari dukungan para pihak — termasuk Bank Indonesia KPw DIY, yang percaya bahwa budaya adalah aset yang tak ternilai, dan fesyen bisa menjadi cara paling lembut namun kuat untuk menjaganya. Dengan langkah yang terus dirajut dan akar yang tetap mencengkeram tanah, Hanenda.idn melangkah ke depan — membawa bumi, membawa keberagaman Yogyakarta, dan membawa kita semua dalam kain yang bercerita.
Hanenda.idn di Panggung Jogja Fashuon Trend 2025. Membawakan Koleksi Bumi #2: Sundaram Jamurdipa
Merambah ke B2G, Representasi Pusat Investasi Pemerintah Kementerian Keuangan RI
Dalam gelombang transformasi ekonomi nasional, Inabuyer B2B2G Expo 2025 hadir sebagai panggung strategis untuk mempertemukan UMKM unggulan dengan pembeli dari sektor pemerintah, BUMN, dan swasta. Diselenggarakan di Gedung Smesco, Jakarta, pada 23–25 Juli 2025, expo ini menjadi ruang penting bagi brand seperti Hanenda.idn untuk menjangkau belanja institusional dan memperkuat perannya sebagai supplier produk lokal di pengadaan pemerintah.
Jejak Hanenda.idn: Dari Lokal ke Rantai Pasok Pemerintah – Sebagai jenama yang dikenal lewat kain berfilosofi dan pewarna alami dari Jogja, kami mengambil peluang emas di Inabuyer untuk masuk ke ranah B2G (Business‑to‑Government). Di sini kami tidak hanya memamerkan karya — tetapi membuka jalur kolaborasi langsung dengan buyer dari pemerintah pusat, Kementerian Keuangan RI, serta institusi lainnya yang mengimplementasikan Kebijakan Pengadaan Nasional seperti PP No. 7 Tahun 2021 yang mensyaratkan minimal 40% pengadaan dari UMKM.
Hanenda.idn membawa keunikan Koleksi Pangeling-eling, Koleksi Lembah Manah, hingga Koleksi Bumi ke Inabuyer, tidak hanya sebagai estetika visual tetapi sebagai proposal produk siap pengadaan yang mengusung filosofi budaya lokal: satu produk memberikan pohon Puspa Merapi, menguatkan narasi keberlanjutan yang relevan dengan nilai kebijakan pemerintah tentang green procurement dan UMKM berbasis budaya lokal. Dukungan pemerintah melalui Kementerian UMKM, LKPP, dan Kementerian Keuangan RI memberi fondasi bagi brand ini melampaui eksposur konsumen retail; mereka mulai dipercaya sebagai supplier institusi yang memenuhi standar kualitas dan compliance pengadaan publik. Dengan melangkah ke ranah B2G, Hanenda.idn menetapkan standar baru: mode yang bermakna, berkelanjutan, dan kini siap melayani kebutuhan resmi pemerintah. Inilah kisah perpaduan nilai budaya dengan kebijakan nasional — sebuah langkah kecil yang membawa dampak besar bagi keberlanjutan ekonomi budaya Nusantara.
Kunjungan Menteri UMKM RI, Dirut PIP, dan Kemenkeu RI beserta jajarannya: Inabuyer 2025
Mari Melesat Jauh Membawa Kebermanfaatan
Hanenda.idn, bermakna orang yang pantang menyerah dari Indonesia, diambil dari bahasa Jawa. Di balik setiap helai kain dan detail motif yang dihadirkan Hanenda.idn, tertulis mimpi yang besar — mimpi untuk menjadikan fesyen bukan hanya soal penampilan, tetapi juga tentang makna, keberlanjutan, dan warisan budaya. Hanenda.idn bukan sekadar jenama lokal dari Yogyakarta, melainkan representasi dari semangat anak muda Indonesia yang ingin menjaga bumi dan merawat akar-akar tradisi lewat cara yang relevan dan bernilai.
Berawal dari kegelisahan akan sampah tekstil dan budaya yang kian tergeser, Hanenda.idn melangkah dengan keberanian untuk menciptakan karya yang memiliki ruh, yang bercerita tentang alam, tentang filosofi dan keberagaman keindahan Yogyakarta, serta tentang bagaimana setiap pilihan dalam berpakaian bisa menjadi bentuk tanggung jawab. Dari penggunaan pewarna alami hingga kolaborasi dengan perajin lokal, semua dilakukan dengan penuh kesadaran — bahwa keberlanjutan bukan sekadar tren, melainkan komitmen jangka panjang.
Mimpi Hanenda.idn adalah menjadi jenama yang membuktikan bahwa nilai-nilai lokal dapat bersaing di panggung global. Bukan dengan meniru, tetapi dengan menunjukkan keaslian, kejujuran, dan kecintaan terhadap Nusantara. Melalui setiap koleksi, kami ingin membangun narasi bahwa Indonesia punya kekuatan dalam ragam, dalam filosofi, dan dalam tangan-tangan pengrajin yang masih setia menjaga tradisi. Suatu hari nanti, ketika dunia mencari arah baru dalam industri fesyen, Hanenda.idn ingin menjadi bagian dari jawabannya — sebagai jenama yang membumi, mengakar, dan tetap melangkah dengan kepala tegak membawa harapan, warisan, dan cinta yang tulus untuk keberagaman.
Mau Konsultasi?