Hampir gagalnya ford ini karena murni internal, mereka juga kurang memhami kebutuhan pelanggan. Konflik internal muncul setelah Ford mengakuisisi brand-brand besar seperti Volvo, Jaguar dan Land ROver. Awalnya timbul gesekan-gesekan antara sumber daya dan brand. Sampai eksekutif puncak saling berebut kekuasaan.
Yang paling terparah adalah rusaknya mentalitas kerja. Mereka malas memperbaiki diri karena sudah merasa aman dalam capaiannya di masa lalu. Mereka tidak menyadari kompetitor bergerak cepat di dunia otomotif. Misal Produk Jepang yang merangsek pasar di dunia.
Pada imbasnya 2 tahun terakhir penjualan mereka menurun drastis, akibat tidak sesuainya dengan preferensi konsumen. Bill Ford cicitnya pendiri Ford tercenganh melihat kemrosotan hal tersebut, beliau sebagai executive chairman of ford.
Dia mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi ford. Karena pioner otomotif ini akan tumbang setiap saat jika tidak segera dicarikan solusi. Dia teringat dengan Alan Mulally yang sukses di perusahaan boeing. Mulally berhasl membawa Boeing maju dalam keterpurukan.
Menarik Untuk Dibaca : Bank Terbaik Di Dunia
Tapi Bill harus menunda keinginnya. Baru berbicara ide tersebut saja, sudah banyak yang menolak dari internal. Mereka menganggap Mulally tidak bisa, karena ini industri otomotif bukan industri pesawat. Pun dari karyawan khawatir jika dipimpun oleh Mulally akan ada perubahan sistem kerja, yang sudah nyaman mereka jalani saat ini.
Bill sering menghubungi Mulally untuk bisa memimpin Ford. Begini jawaban Alan Mulally : “ Saya tidak punya pengalaman di mobil, jadi bagaimana saya bisa memimpun Ford ?”
Lalu Bill meyakinkan lagi dengan menjawab : “ Kami butuh cara berfikir yang berbeda, Alan. Kami butuh seseorang yan gbisa melihat masalah dari sudut pandang baru.”
Dengan demikian Mulally terus merenung dan tersentuh dengan jawaban Bill. Ini merupakan kesempatan untuk menyelamatkan perusahaan ikonik tersebut. Dan akhirnya Mulally mau bergabung di Ford.
Tiba-tiba heboh, banyak para analis meragukan keputusan Ford karena mengankat outsider untuk memimpin Ford. Bahkan ada wartawan bertanya : “ Bagaimana Anda bisa sukses sebagai CEO padahal Anda tidak tahu apa-apa tentang mobil ?”
“ Sebuah mobil rata-rata mengandung 30.000 komponen, sedangnkan Boeing 777 memiliki dari 3 juta komponen. Dan pesawat harus tetap terbang, jadi margin kesalahan dalam membuat pesawat harus nol.” itulah jawaban tenang dari Mulally.
Sebelum masuk Ford dia mewawancarai para profedional dan dewan ford untuk mengetahui informasi yang terjadi saat ini. Dan dengan informasi tersebut Mulally bisa menyusun strategi untuk menemukan solusi.
Akhirnya dia memiliki ide dengan menyebutnya One Ford. Tujuannya untuk mengembalikan kejayaan Ford seperti dahulu. Ada 4 point di dalam One Ford.
Pertama. Menyatukan semua karyawan Ford sebagai satu tim global.
Kedua. Memanfaatkan pengetahuan unik Ford
Ketiga. Membangun mobil yang diinginkan pelanggan
Keempat. Mengatur pembiayaan yang signifikan.
Ketika awal-awal rapat Mullaly menyuruh para pmpinan untuk menyampaikan secara jujur terkait masalah yang dihadapai pada setiap bagian. “ Saya CEO Ford. saya tahu sedikit tentangn membuat dan menjual mobil. Tidak masalah mengakui itu. Kita harus jujur, menerima realitas, dan kemudian memutuskan langkah selanjutnya.”
Mulally berusaha membangun budaya jujur, karena sebelumnya budayanya adalah kompetitif dan egois. Di mengakui dan berterima kasih kepada mereka yang jujur mengakui masalah. Dan menghargai masukan semua orang dari berbagai level.
Mulally terus berusaha untuk mengarahkan timnya di One Ford untuk transparansi. Mulally juga berfokus pada produksi dan inovasi produk yang banyak pelanggan sukai. Dari 97 produk Ford akhirnya hanya produksi 20 produk.
Pada tahun 2008 muncul krisis Global. Tapi mulally untungnya sudah mengamankan pinnjaman dari Bank untuk menjaga stabilitas produksi. Pun pada tahun 2007 juga juga menjual Brand Aston AMrting ke groun investasi. Dan sebelum krisi menjual brand Lnad Rover dan Jaguar ke Tata Motors India. Yang kurang beruntung penjualan Volvo ke Geelu Auto China. Meskipun menjual Volvo merugi, inimengamankancadangan financial.
Tjuan menjual brand-brand tersebut adalah untuk fokus pada pondasi ford. Jadi harus fokus untuk menyelamatkan Ford dari kebangkrutan. Pun juga tidak menerima Ballout dari pemerintah Amerika kala krisis waktu itu.
Pada akhirnya Ford bisa menjadi nomor satu di Amerika dan nomor 2 di Eropa. Pun tumbuh pesat di pasar Asia pada tahun 2009.
Dari cerita ini kita bisa belajar, setiap ada masalah dalam usaha pasti ada solusi. Kerap kali solusi datang dari luar. Jadi tidak masalah meminta bantuan dari luar. Semoga bisa menginspirasi kita semua.
Menaik untuk Ditonton : Cara Daftar Izin Usaha Kuliner
Mau Konsultasi?