Penjualan melalui e-commerce pun hanya mencapai sekitar 20% dari total penjualan ritel, yang berarti sebagian besar transaksi masih terjadi di kanal fisik atau offline. Ini yang membuat perusahaan ragu untuk mulai menggunakan digital marketing. Dalam episode ini, saya akan membahas dua model digital marketing yang bisa menjadi alternatif bagi Anda yang masih ragu memulai pendekatan ini.
Pendekatan pertama adalah “Big Seed,” di mana strategi dimulai dengan menggunakan kanal media tradisional sebagai “seed” atau bibitnya, kemudian diperluas dengan amplifikasi di media digital. Cara kerja Big Seed sederhana: kita mulai dengan komunikasi menggunakan media tradisional seperti televisi, surat kabar, majalah, radio, dan billboard.
Setelah kampanye tersebut dilakukan di media tradisional, kita amplifikasi melalui media sosial untuk memperluas jangkauan atau reach komunikasi tersebut, berharap adanya sharing di media sosial yang menciptakan viralitas dan memperluas jangkauan iklan lebih jauh dibandingkan hanya menggunakan media tradisional. Biasanya, perusahaan menggunakan pendekatan Big Seed karena merasa lebih nyaman dengan media konvensional. Ketika mencoba digital marketing, hasilnya tidak sebagus media tradisional.
Menarik Untuk DIbaca : Kunci Marketing Yang Berhasil
Namun, ketika perusahaan sudah mencapai limit atau batasan di media tradisional, tambahan iklan belum tentu meningkatkan pembelian, dan terkadang efeknya malah menurun, fenomena yang dikenal sebagai *diminishing return* dalam advertising. Solusinya adalah digital marketing, yang dapat memperkuat komunikasi konvensional dan meningkatkan eksposur. Big Seed cocok untuk perusahaan yang terbiasa dengan media konvensional, karena digital marketing akan membantu meningkatkan Return on Advertising Spend (ROAS), memperluas segmen audiens baru, serta memposisikan diri lebih baik di segmen digital, yang merupakan segmen masa depan.
Pendekatan kedua adalah *inbound marketing*, yaitu pendekatan lead generation menggunakan konten digital sebagai “umpan” untuk menarik pelanggan ke halaman khusus (landing page) di mana closing atau konversi terjadi, yang biasanya masih melalui kanal tradisional. Langkah-langkah inbound marketing adalah memulai dengan kampanye digital melalui konten yang disebarkan di kanal digital, kemudian membuat landing page sebagai call to action dari konten tersebut.
Ketika pelanggan tertarik pada konten dan mengkliknya, mereka diarahkan ke landing page tersebut, di mana mereka dapat meninggalkan nomor telepon untuk dihubungi oleh tim pemasaran, membuat janji dengan tim sales, menghubungi lewat WhatsApp, atau diarahkan ke toko terdekat.
Pendekatan inbound marketing ini sangat berguna untuk menambah lead generation dari kanal digital, terutama bagi perusahaan yang melakukan konversi penjualan melalui interaksi manusia, seperti di industri jasa keuangan, kartu kredit, atau asuransi, di mana penjualan memerlukan interaksi personal.
Pendekatan inbound marketing bermanfaat dalam beberapa aspek. Pertama, perusahaan bisa mendapatkan atribusi pemasaran yang lebih baik, yakni mengetahui kanal mana yang paling efektif dalam menghasilkan leads. Kedua, perusahaan dapat menambah lead dari kanal digital tanpa hanya bergantung pada kanal konvensional.
Ketiga, sama seperti Big Seed, perusahaan dapat memposisikan diri di ranah digital untuk melayani segmen masa depan, terutama generasi Z. Demikian dua model digital marketing yang menurut saya paling relevan untuk Indonesia. Semoga bermanfaat.
Menarik Untuk Ditonton : Pentingnya Memiliki Goal Dalam Bisnis
Mau Konsultasi?