Inspirasi Tokoh ~ Kali ini aku mau ngajak kamu semua nostalgia ke masa kepemimpinan presiden ketiga Indonesia, yaitu Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Selama ini kita mengenal Habibie sebagai sosok presiden yang jenius dengan latar belakang engineering, khususnya di bidang dirgantara. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Habibie bukan hanya berjasa di dunia penerbangan, tetapi juga memiliki peran besar dalam membangkitkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan pasca krisis moneter 1998 yang membuat perekonomian lumpuh sekaligus menurunkan kepercayaan dunia internasional.
Bayangkan saja, Habibie menjabat sebagai Presiden hanya 1 tahun 5 bulan, dari Mei 1998 hingga Oktober 1999. Namun, dalam waktu singkat itu, beliau berhasil mereformasi kebijakan ekonomi sehingga nilai tukar rupiah yang sempat jatuh nyaris Rp17.000 per dolar AS berhasil menguat hingga kisaran Rp7.000 per dolar AS. Pertanyaannya, bagaimana Habibie bisa memulihkan kepercayaan dunia internasional dengan begitu cepat? Apa saja kebijakan ekonomi yang dilakukan selama masa kepemimpinannya?
Menarik Untuk Dibaca : Cara Menghitung Gaji
Untuk menjawab itu, kita perlu kilas balik kondisi ekonomi Indonesia saat itu. Habibie dilantik pada 21 Mei 1998 menggantikan Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Begitu dilantik, Habibie langsung dihadapkan pada krisis multidimensi: perekonomian runtuh, kepercayaan publik rendah, kerusuhan sosial, ketidakpastian politik, hingga hilangnya kepercayaan dunia internasional. Hanya 10 hari setelah menjabat, nilai rupiah anjlok hingga Rp16.800 per dolar AS. Banyak perusahaan bangkrut karena utang dolar membengkak, perbankan kolaps, dan masyarakat menarik dana besar-besaran. Berdasarkan data BPS, hampir seperempat penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan.
Lalu apa saja langkah strategis Habibie? Pertama, reformasi perbankan nasional. Habibie paham sektor perbankan adalah fondasi utama ekonomi. Ia bersama BPPN merestrukturisasi bank yang bisa diselamatkan dan menutup bank yang terlalu bermasalah. Salah satu hasilnya adalah lahirnya Bank Mandiri pada 2 Oktober 1998 melalui penggabungan empat bank pemerintah bermasalah. Selain itu, Bank BCA yang sempat diambil alih BPPN berhasil diselamatkan dan kemudian menjadi bank swasta terbesar di Indonesia. Kebijakan ini juga menyelamatkan bank besar lain seperti Danamon, BNI, Permata, dan Niaga.
Kedua, membuat Bank Indonesia independen. Habibie sadar bahwa kepercayaan internasional tidak akan pulih jika bank sentral masih di bawah kendali politik pemerintah. Karena itu, lahirlah Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 yang memisahkan Bank Indonesia sebagai lembaga independen.
Ketiga, mengelola dana bantuan IMF dengan tepat sasaran. Habibie bernegosiasi dengan IMF dan memperoleh pinjaman sekitar 43 miliar dolar AS. Dana ini dipakai untuk menyelesaikan utang-utang swasta strategis, membiayai program sosial bagi puluhan juta keluarga miskin, serta memperkuat cadangan devisa. Utang IMF ini bahkan berhasil dilunasi lebih cepat pada 2006 di era Presiden SBY.
Keempat, menolak pencabutan subsidi BBM dan listrik. Meski mendapat tekanan IMF, Habibie menolak pencabutan subsidi karena tahu masyarakat masih sangat membutuhkannya untuk menjaga daya beli di tengah krisis. Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah tetap menjaga kedaulatan dalam menentukan arah ekonomi.
Kelima, menjaga stabilitas politik dan menegakkan demokrasi. Habibie memahami bahwa ekonomi tidak mungkin pulih tanpa stabilitas politik. Karena itu, ia menjamin kebebasan berpendapat dan kebebasan pers dengan melahirkan UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Ia juga membuka jalan bagi demokrasi dengan mengizinkan Pemilu 1999 dan mengesahkan UU Partai Politik yang melahirkan banyak partai baru, mengakhiri dominasi Golkar di era Orde Baru.
Keenam, memulihkan sektor swasta strategis. Banyak perusahaan swasta besar nyaris tumbang akibat beban utang dolar, seperti Astra International dan Sinar Mas. Habibie melalui BPPN dan program restrukturisasi utang (INDRA) menyelamatkan perusahaan-perusahaan ini agar tetap bisa beroperasi dan menyerap tenaga kerja.
Dari semua langkah itu, Habibie yang dikenal jenius—meski bukan seorang ekonom—berhasil memulihkan nilai rupiah dari Rp16.800 menjadi Rp7.000 hanya dalam 17 bulan. Kepercayaan investor dan dunia internasional pun kembali pulih, sehingga Indonesia mampu bangkit dari krisis ekonomi dengan cepat.
Kisah kepemimpinan Presiden Habibie ini menjadi bukti bahwa visi, keberanian, dan kebijakan yang tepat bisa menyelamatkan bangsa dalam masa-masa paling sulit. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi sekaligus menambah wawasan kita.
Menarik Untuk Ditonton : Cara Membuat Bisnis Plan
Mau Konsultasi?